Sukses

Kemlu: Ungkit Bantuan Tsunami, Semoga Bukan Sifat Asli Australia

Pihak Kemlu merespons pernyataan PM Australia yang dengan keras meminta pembatalan hukuman mati duo Bali Nine.

Liputan6.com, Jakarta - Perdana Menteri Australia Tony Abbott secara tegas meminta pembatalan hukuman mati. Namun, kali ini pernyataannya lebih keras lagi. Dia bahkan disebut-sebut telah mengungkit jasa negeri yang pernah menjadi negara donor paling besar saat tsunami 2006 di Aceh.

Hal tersebut segera direspons oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Melalui Juru Bicaranya, Arrmanatha Nasir, disebutkan pihaknya belum menelaah komentar dari PM Abbott.

"Saya belum membaca pernyataan lengkap dari Abbott, jadi saya tidak bisa berkomentar banyak," sebut pria yang akrab disapa Tata di Kantor Kemlu Jakarta, Rabu (18/2/2015).

"Orang akan terlihat warna aslinya, semoga hal ini tidak menujukkan warna sebenarnya dari Australia," tambah dia.

Ketika disinggung mengenai apakah Indonesia siap jika nantinya akan ada imbas dari memburuknya kondisi relasi Australia-Indonesia akibat eksekusi mati, Tata kembali tak bisa banyak berspekulasi. Hanya bila itu terjadi yang pasti tidak hanya satu negara yang dirugikan.

"Hubungan bilateral selalu dua arah. Apabila satu hubungan rusak akan sulit hanya satu negara yang dirugikan," pungkas Tata.

Pemerintah Australia memang hingga saat ini masih berharap Indonesia membatalkan keputusan untuk mengeksekusi mati 2 warga negaranya yang termasuk dalam sindikat narkoba Bali Nine. Namun secara tak diduga PM Abbot mengingatkan kembali RI atas segala kebaikan dari negaranya.

Termasuk saat Negeri Kanguru itu memberikan bantuannya kepada Indonesia, saat tsunami meluluhlantakkan Aceh pada 2004 silam.

"Jangan lupa beberapa waktu lalu ketika Indonesia dilanda tsunami, Australia mengirimkan bantuan $ 1 miliar, kami juga mengirimkan pasukan untuk bantuan kemanusiaan," kata Abbott seperti dikutip dari laman News.com.au.

"Beberapa warga Australia kehilangan nyawa saat membantu Indonesia. Saya ingin mengatakan ini kepada pemerintah dan rakyat Indonesia, kami selalu ada untuk menolong Anda, dan kami harap Anda akan membalasnya saat ini," imbuh Abbot. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini