Sukses

Permintaan Maaf Putri Dirut Korean Air Soal 'Skandal Kacang'

Mantan eksekutif Korean Air, Heather Cho meminta maaf karena membuat tertundanya penerbangan akibat 'skandal kacang' di pesawat.

Liputan6.com, Seoul - Mantan eksekutif Korean Air, Heather Cho meminta maaf karena membuat tertundanya penerbangan akibat 'skandal kacang' di pesawat. Hal itu dilakukannya tak lama setelah mundur dari maskapai tersebut.

Jumat siang waktu setempat, dengan membungkukkan badan, Heather Cho meminta maaf di hadapan para wartawan di luar sebuah gedung pemerintah di mana ia akan bertemu dengan para pejabat bidang transportasi.

"Saya dengan sepenuh hati meminta maaf," kata Cho seperti dikutip dari BBC, Jumat (12/12/2014), sambil menambahkan bahwa ia juga berencana minta maaf langsung kepada awak pesawat yang bersangkutan.

Beberapa jam sebelumnya, Cho Yang-ho, juga meminta maaf. Sebagai seorang ayah dan kepala Korean Air. Di tengah ledakan reaksi di Korea Selatan (Korsel).

"Putriku telah mengundurkan diri dari maskapai penerbangan itu. Perannya akan dicopot dari semua perusahaan-perusahaan yang terafiliasi," ungkap Cho Yang-ho.

Ia mengungkapkan, bahwa putrinya berperilaku tak patut. "Saya minta orang-orang untuk menyalahkan saya saja, karena semuanya ini salah saya ... saya tidak mendidik putri saya dengan benar."

Heather Cho berada di pesawat Korean Airlines yang akan berangkat dari New York ke Incheon minggu lalu, ketika ia menuntut agar seorang pramugari dikeluarkan dari pesawat, hanya karena telah menyuguhinya -- yang berada di kelas eksekutif -- kacang dalam kantong, bukannya di atas piring.

Korean Air mula-mula membela perilaku Heather Cho. Mengingat ia adalah wakil presiden yang mengawasi layanan di penerbangan itu. Sehingga ia bertanggung jawab untuk memastikan standar layanan dijunjung tinggi.

Namun belakangan pihak Korean Air justru meminta maaf.

Sejauh ini, pemerintah Korea Selatan (Korsel) tengah memeriksa insiden 'skandal kacang' yang mendominasi berita utama di negara itu. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini