Sukses

Masih Ada Harapan Temukan Korban Selamat Longsor Sri Lanka

Para pejabat Sri Lanka mengungkapkan, masih ada kesempatan untuk menemukan orang-orang yang selamat dari tanah longsor itu.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Sri Lanka melakukan upaya penyelamatan korban tanah longsor dengan intensif. Lima ekskavator diterjunkan pada Kamis ini.

Para pejabat Sri Lanka mengungkapkan, masih ada kesempatan untuk menemukan orang-orang yang selamat. Meski belum diketahui secara pasti berapa banyak orang yang terjebak dalam puing-puing longsor.

Tanah longsor itu terjadi di perkebunan teh Meeriyabedda dekat kota Haldummulla, sekitar 200 km (120 mil) arah timur ibukota Kolombo, pada Rabu 29 Oktober pagi.

"150 orang terjebak di puing-puing. Surat kabar Island melaporkan bahwa sebanyak 250 orang terkubur hidup-hidup," ujar para menteri kepada surat kabar Daily Mirror seperti dimuat CNN, Kamis (30/10/2014).

Setelah mengunjungi lokasi longsoran, Menteri Manajemen Bencana Mahinda Amaraweera mengatakan, jumlah korban berkisar 100 orang.

"Sebagian besar dari mereka yang diperkirakan hilang, kemudian ditemukan berada di tempat kerja atau di sekolah," ungkap Amaraweera.

Amaraweera juga mengungkapkan, tanah di daerah sekitar perkebunan teh tidak stabil akibat guyuran hujan lebat. Operasi pemulihan itu pun harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Menurut penuturan seorang saksi mata, saat longsor terjadi terdengar suara keras seperti guntur. Lalu tiba-tiba longsoran tanah dan puing-puing setinggi 9 meter, dengan cepat mengubur beberapa rumah pekerja.

Lumpur dari longsor itu menenggelamkan rumah tanpa jejak, hanya menyisakan atap yang menyembul di antara lumpur.

Lebih dari 300 orang yang selamat dari musibah itu menghabiskan Rabu malam di dua sekolah, yang terletak di dekat perkebunan teh Meeriyabedda.

Sejauh ini, sekitar 500 personel militer terlibat dalam operasi penyelamatan itu.



Pejabat Sri Lanka, Udith Lokubandara mengatakan kepada BBC bahwa banyak orang tua telah kembali ke rumah setelah meninggalkan anak-anak mereka di sekolah ketika tanah longsor terjadi.

"Ini adalah situasi yang sangat disesalkan, karena ada banyak anak-anak yang menjadi yatim piatu," kata dia.

Akibat musibah tanah longsor itu, beberapa jalan raya tertutup.

Sebelumnya pada bulan Juni, hujan lebat juga memicu tanah longsor di Sri Lanka. Menewaskan sedikitnya 22 orang dan memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka. (Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini