Sukses

Heboh Pembawa Berita Arab Saudi Pertama yang Siaran Tanpa Jilbab

Perempuan sering muncul di TV Saudi tanpa mengenakan jilbab atau kerudung, tapi penampilan pembaca berita seperti itu baru pertama.

Liputan6.com, Texas - Kemunculan pembawa berita wanita tanpa penutup kepala di televisi, menuai kontroversi di Arab Saudi. Wanita pembawa acara TV Inggris itu pun disebut-sebut menjadi yang pertama sebagai anchor dari negara kerajaan berkostum tanpa kerudung.

Penampilan anchor bertelanjang kepala yang tak disebutkan identitasnya itu, membuat kehebohan di Arab Saudi.

Dilansir dari Daily Mail, Selasa (4/8/2014), presenter itu mengudara dari studio Al Ekhbariya di London, saluran berita milik Arab yang berdiri pada satu dekade lalu, dan menjadi yang pertama menampilkan anchor wanita.

Perempuan sering muncul di TV Saudi tanpa mengenakan jilbab atau kerudung, tapi penampilan pembaca berita seperti itu, apalagi di televisi pemerintah, merupakan yang pertama kali terjadi.

Sejak penampilan sang anchor pada minggu lalu, muncul serangkaian reaksi di Twitter dan situs berita di Saudi.

Hashtag Twitter dalam bahasa Arab yang memprotes penampilan si anchor kemudian beredar. Seorang pengguna Twitter @HoNABIL, menyebut stasiun TV itu sebagai musuh. "#NewsEncouragesAdornments, saluran ini musuh agama Zionis," tulis dia.

Pengguna lainnya, @maysaaX menyebut apa yang dilakukan oleh si anchor adalah sentakan psikologis untuk negara konservatif.

Beberapa pengguna lain juga berkomentar positif terkait pandangan tak biasa si anchor. Menyebutkan hal itu sebagai langkah maju untuk kebebasan pribadi dan hak-hak perempuan.

Video kontroversi di Arab yang masih beredar di dunia maya itu, menunjukkan pembaca berita dalam dua pakaian tanpa jilbab atau cadar.

Meski mendapat tanggapan positif, tapi saluran TV pemerintah Arab Saudi tersebut menyatakan janji bahwa insiden itu tidak akan terjadi lagi. Orang-orang yang berharap aksi si anchor menjadi awal kehidupan lebih liberal bagi kaum hawa pun kecewa dibuatnya.

"Dia tidak di studio di Arab, dan kami tidak menolerir segala pelanggaran nilai-nilai dan sistem negara," ucap
juru bicara Al Ekhbariya, Saleh Al Mughailif dalam pernyataan terkait vidoe kontroversi yang dibuat dalam bahasa Arab dan sudah dilihat puluhan ribu kali.

Saleh juga menekankan, si pembaca berita itu hanya koresponden yang membaca berita dari sebuah studio di Inggris.

Di TV Arab Saudi, penampilan wanita tanpa jilbab sebenarnya hal biasa. Tapi biasanya hanya terjadi pada acara buatan luar negeri atau tamu undangan.

Al Ekhbariya diluncurkan pada Januari 2004, dan buletin berita pertamanya menjadi berita utama dengan menampilkan pembaca berita wanita pertama di negara Islam itu, yang mengenakan pakaian ala Barat dengan jilbab. Para anchor di stasiun itu, tak lagi mengenakan niqab dengan cadar penuh pada wajah, yang merupakan persyaratan di bagian lain negara itu.

Protes terhadap video anchor tanpa penutup kepala itu hanyalah bab terkini dalam pertempuran panjang hak-hak perempuan di Arab Saudi. Yang sebelumnya pada bulan Oktober muncul demonstrasi atas peraturan wanita tak boleh mengendarai mobil.

Dalam aksinya, puluhan perempuan duduk di belakang kemudi dalam balutan busana muslim dan penutup kepala serta cadar di Riyadh.

Terlepas dari ekspatriat yang tinggal di Inggris, hampir semua orang Saudi mengikuti aturan Islam dan sebagian besar menggambarkan diri mereka sebagai Sunni.

Baca Juga:

Paniknya Pembaca Berita Saat Gempa Guncang Studio Siaran

Video Presenter Shock Baca Berita Kematian Rekannya 

Video Beverly Hills Gempa 4,4 SR, Pembawa Berita Ngumpet

(Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.