Sukses

Jiwa-Jiwa yang Terguncang Tsunami

Hampir 90 persen korban gempa bumi dan Tsunami Aceh yang selamat menderita gangguan jiwa baik skala berat maupun ringan. Cara termudah dan termurah membantu mereka adalah menjadi pendengar dan teman bicara yang baik.

Liputan6.com, Medan: Siang itu Kiki tampak kusut. Rambut pendek berponinya dibiarkan terurai. Badannya dibalut kaus biru dan celana kodok warna krem. Senyum hambar kerap muncul di bibir keringnya. Meski cukup lancar berkomunikasi, jawaban yang keluar dari mulutnya tak pernah pasti. Kadang dia mengaku bernama Agnes. Tak jarang memperkenalkan diri dengan nama Monica. Mungkin di benaknya, dia adalah artis remaja yang sedang naik daun itu.

Kiki adalah salah satu korban yang selamat dari gempa bumi dan bencana Tsunami yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam, 26 Desember 2004. Ia diduga menderita gangguan jiwa. Kiki bersama delapan penderita gangguan jiwa lainnya ditampung di Pos Koordinasi Aceh Sepakat di Binjai, Medan, Sumatra Utara. Karena keterbatasan tempat, mereka disatukan dengan 77 pengungsi lain yang tak mengalami gangguan jiwa [baca: Korban Tsunami Aceh di Medan Depresi].

Memang, tragedi Tsunami telah hampir sebulan berlalu. Namun waktu sesingkat itu tak bisa menghapus luka batin yang dialami Kiki dan masih banyak lagi penderita gangguan jiwa di Aceh. Beberapa pasien kini dalam penanganan tim kesehatan Rumah Sakit Jiwa Pusat Medan, Sumut. Di rumah sakit itu ditampung enam pasien yang menderita trauma psikologis. Sedangkan secara keseluruhan, korban Tsunami asal Aceh yang mengungsi di sana mencapai 26 orang.

Salah satu pasien adalah Istiqomah. Ibu berumur 28 tahun itu kehilangan tiga anak dan suami. Dia kini ditampung di Posko Mesjid Alfath di Jalan Sungai Wampu, Medan, bersama 100 pengungsi lain. Awalnya, Istiqomah terlihat begitu terpukul. Dia kerap sulit tidur dan sering menangis. Namun berkat pertolongan para relawan, ia bisa mengatasinya dan mampu bertahan, meski berat. Perjuangannya juga terbantu saat tim psikologi dari berbagai lembaga datang ke posko. Salah satunya tim dari RSJP Medan.

Masih ada korban lain yang dirawat di sana. Dia adalah Jasmati. Perempuan yang sedang hamil empat bulan ini acap berteriak sendiri. Asal usul Jasmawati pun masih kabur. Dia hanya menyebut Kutacani--Kabupaten di Aceh Tenggara yang berbatasan dengan Medan--saat ditanya.

Di RSJP Medan, Jasmawati tinggal di ruang Cempaka bersama 35 pasien gangguan jiwa lain. Saat berkumpul bersama pasien lain, Jasmawati kerap menyendiri. Tak jarang pula dia mematung dengan kening berkerut, seolah sedang memikirkan sesuatu. Jika ditanya, kadang dia mendengarkan. Namun tak jarang dia juga meninggalkan begitu saja orang yang mengajak bicara. Ketika ditanya tentang bencana Tsunami, dia hanya menyebut, kerap bermimpi buruk tentang air bah.

Menurut Ketua Tim Psikologi RSJP Medan dokter Donald SP.KJ, pasien yang mereka rawat kebanyakan penderita gangguan jiwa berat. "Trauma yang sedemikian ini termasuk trauma kategori berat. Akibatnya, itu akan mengakibatkan antara 40 sampai 50 persen akan mengalami gangguan jiwa," tambah Donald. Dia juga membenarkan bahwa gejala trauma akibat bencana alam selalu menimbulkan luka psikis yang dalam. Salah satu pengobatan yang disarankan Donald adalah dengan memberikan teman bicara dan pendengar yang baik.

Namun tak semua korban Tsunami asal Aceh bisa disembuhkan dengan cara itu. Banyak di antara mereka harus ditangani lebih serius, termasuk dengan penggunaan obat-obat antidepresi. Satu di antaranya dialami Muhammad Salim yang kini dirawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat, Jakarta.

Kondisi Salim kini sudah membaik. Pegawai Perusahaan Listrik Negara (PLN) Banda Aceh itu sudah bisa menerima kenyataan telah kehilangan anak dan istri. Namun dia masih belum bisa melupakan ketika dua anak dan istrinya tewas digulung ombak Tsunami. Jika teringat peristiwa ini, pikiran Salim langsung kosong walaupun berada di tengah banyak orang. Salim sendiri selamat setelah tubuhnya terseret arus hingga lima kilometer.

Salim kini berada dalam perawatan serius psikolog Shinto Adelar dari Pusat Krisis Universitas Indonesia. Shinto Adelar menyatakan, gejala yang diderita Salim termasuk kategori psikogenetik--semacam penyakit fisik akibat trauma psikis. Shinto mengakui penderita psikogenetik seperti dialami Salim banyak ditemukan saat dia dan timnya turun ke Aceh, dua pekan silam.

Menurut Shinto, untuk menyembuhkan psikogenetik dibutuhkan waktu lama. Tapi untuk korban Tsunami di Aceh, yang dilakukan adalah langkah darurat dengan target utama menurunkan ketegangan dan kadar stres korban. Maklum, jumlah penderita yang mencapai ribuan tak sebanding dengan tenaga psikolog yang turun ke lapangan. Padahal, untuk menuntaskan trauma seperti itu tak cukup hanya satu atau dua kali terapi. Karena itulah Pusat Krisis UI mempersiapkan para psikolog untuk diterjunkan kembali ke Aceh.

Pendapat tak jauh berbeda dinyatakan Irmansyah, psikiater dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Lima hari di Aceh, cukup bagi dia untuk menyimpulkan bahwa 90 persen warga Aceh yang selamat, mengalami problem emosional dari tingkatan rendah sampai tertinggi. Penyakit mental yang mereka derita ternyata tak hanya karena kehilangan harta benda dan anggota keluarga akibat Tsunami. Gangguan mental warga Aceh yang ditemui Irmansyah juga diperkuat oleh trauma masa silam saat konflik dan perang yang berkepanjangan di Serambi Mekah.

Sejauh ini, terapi termudah dan termurah adalah dengan menjadi teman bicara para korban. Mendengar dan merespons keluhan korban ternyata sangat penting untuk mengurangi beban yang mereka derita. Terapi psikososial seperti itu dipilih karena kondisi di lapangan tidak memungkinkan membuka klinik yang melayani secara individu. Jika terapi ini tak mempan, baru diberikan obat-obatan.

Namun, tak semua korban Tsunami berkepanjangan meratapi nasib malangnya. Irma, misalnya. Gadis belia yang kehilangan kedua orang tua dan tiga saudaranya itu memilih bergabung dengan relawan di tempat pengungsian di Komplek TVRI di Bukit Mata Ie, Kabupaten Aceh Besar. Perempuan sebatang kara asal Lampase itu membantu sekitar 300-an pengungsi anak-anak yang tinggal di pengungsian.

Irma membantu para korban dengan mencatat berbagai informasi tentang ciri-ciri keluarga korban dan memasang foto-foto korban yang dicari. Tugasnya sebagai relawan ia jalani dengan gembira dari pagi hingga pukul 13.00 WIB. Pada jam-jam seperti itu biasanya banyak korban Tsunami datang ke posko untuk mencari sanak saudaranya yang hilang.

Keputusan menjadi relawan ia ambil agar tak larut dalam kesedihan. Bagi Irma, dengan bersikap terbuka seperti ini ia justru sedikit terhibur dan berharap bisa meringankan tekanan batin sesama pengungsi. Salah satu contoh adalah ketika dia berhasil mempertemukan keluarga Amirudin dengan putrinya yang sempat terpisah selama tiga pekan.

Sepintas, mungkin tak ada yang menyangka jika Irma adalah korban keganasan Tsunami. Padahal kala pertama kali ditemukan relawan di posko ini, Irma nampak kusut dan tertekan. Letih jiwa raga tak terkatakan ketika perburuan selama empat hari untuk menemukan orang tua dan saudara kandung hanya hampa belaka.

Menurut psikolog yang mendampingi Irma, pada minggu pertama di posko, Irma sering menangis setiap menjelang tidur. Namun seiring waktu, kondisi Irma membaik, bahkan bisa dikatakan hampir pulih. Irma sembuh begitu cepat tak terlepas dari sikap relawan di sana yang selalu menghiburnya. Salah satu keakraban di posko pengungsi Mara Ie terlihat ketika Irma berulang tahun. Para relawan dengan gembira mencoba merayakan ulang tahun ke-16 Irma dengan suasana kekeluargaan. Mungkin dengan seperti ini, Irma merasa mendapat keluarga baru.

Kini, Irma telah bangkit dari trauma yang membekap hatinya. Jiwanya yang sempat terkoyak Tsunami telah dia obati dengan bantuan relawan. Bahkan dia juga bergabung dengan relawan lain agar jiwa-jiwa yang terkoyak Tsunami bisa seperti dirinya. Tetap tegar seperti karang, walaupun Tsunami menghantam begitu hebatnya.(MAK/Tim Sigi SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.