Sukses

DPR Restui Anggaran Kementerian ATR/BPN Ditambah Jadi Rp 14 Triliun

Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang sepakat jika anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditambah.

Liputan6.com, Bali Wakil Ketua Komisi II DPR RI Junimart Girsang sepakat jika anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditambah. Sehingga totalnya menjadi Rp 14 triliun untuk tahun 2025 mendatang.

Diketahui, pagu anggaran bagi Kementerian ATR/BPN dipatok sebesar Rp 6,45 triliun. Namun, Menteri ATR/BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 7,5 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp 14 triliun.

"Jadi kami akan mendorong karena di komisi (Komisi II DPR RI) juga ada anggota Banggar (Badan Anggaran), untuk mendorong kepada kementerian keuangan, bukan hanya Rp 14 triliun," kata Junimart usai menghadiri Reforma Agraria Summit 2024, di Sanur, Bali, Jumat (14/6/2024).

Dia mengaku sudah meminta kepada Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, Suyus Windayana untuk melakukan evaluasi terhadap anggaran. Utamanya menambah jumlah anggaran untuk menunjang kerja ATR/BPN.

"Khususnya yang pertama untuk pelaksanaan program, apa namanya, teknologi IT, itu tentu memerlukan banyak biaya. Yang kedua tentang bantuan hukum kepada ATR/BPN, karena dalam praktek selama ini hampir 40 persen kerja kerja dari para kepala kantor itu selalu dianggap bermasalah dan selalu menjadi hal yang membuat terganggunya kerja-kerja teman-teman para Kepala Kantor Pertanahan, akibat urusan dengan para APH (aparat penegak hukum)," bebernya.

Dengan begitu, anggota legislatif dari PDI Perjuangan itu meminta Kementerian ATR/BPN untuk memberikan bantuan hukum para kepala kantor pertanahan. Tujuannya memastikan pekerjaan yang dilakukan bisa berjalan lancar.

Junimart mengaku akan melakukan koordinasi dengan Banggar DPR RI terkait penambahan anggaran tersebut. Harapannya Banggar DPR RI bisa turut membahas dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Kita akan komunikasi dengan Banggar DPR RI dan kami minta supaya Banggar juga juga bisa komunikasi dengan Kementerian Keuangan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan kerja kerja itu. Kenapa demikian? Karena tanah ini sangat berurusan dengan rakyat," pungkasnya.

 

2 dari 3 halaman

AHY Sungkan Minta Tambahan Anggaran

Diberitakan sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan bahwa kementeriannya mendapat pagu anggaran sebesar Rp 6.454.781.053 untuk Tahun Anggaran 2025.

Namun ia menilai, anggaran tersebut belum cukup. Dalam Rapat Kerja dengan Komisi II DPR RI pada Selasa (11/6), Menteri AHY mengusulkan penambahan hingga 54% atau Rp 7.586.538.037.

Bila disetujui oleh DPR, maka total alokasi anggaran Kementerian ATR/BPN akan berkisar Rp 14 triliun di 2025 mendatang.

"Sebetulnya yang kami usulkan untuk 2025 itu hingga Rp 14 triliun. Kami akhirnya menjadi sungkan ketika mengetahui pagu indikatifnya Rp 6,5 triliun," ujar AHY dalam Raker dengan Komisi II DPR, disiarkan pada Selasa (11/6/2024).

 

3 dari 3 halaman

Alokasi Anggaran

Menteri ATR/BPN merinci, anggaran tersebut akan dialokasikan untuk program dukungan manajemen sebesar Rp 5.624.592.639, program pengelolaan dan pelayanan pertanahan Rp 8.015.692.376, serta program penyelenggaraan penataan ruang senilai Rp 401.034.075.

Jika usulan tersebut tidak disetujui, AHY menyebut, setidaknya anggaran tahun 2025 tak berbeda jauh seperti tahun 2023 lalu sebesar Rp 7.490.840.652.

Ia kemudian menambahkan, jika pengajuan tambahan anggaran itu tidak disetujui, maka pihaknya akan mengajukan pinjaman lunak ke Bank Dunia.

"Kami juga tengah berusaha untuk mendapat pinjaman lunak dari Bank Dunia. Kami laporkan, untuk 5 tahun terakhir, Kementerian ATR/BPN mendapatkan pinjaman sekitar USD 200 juta," bebernya.

Menteri ATR/BPN itu mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah berada pada tahap negosiasi dengan Bank Dunia agar mendapatkan tambahan pinjaman.

"Kami sedang membahas mendapatkan tambahan hingga USD 600 juta. Artinya penambahan 3 kali lipat dari pinjaman lunak 5 tahun sebelumnya untuk 5 tahun ke depan. Tapi kami belum berani untuk menyampaikan ini di forum karena masih proses negosiasi. Berarti menanggulangi defisit atau kekurangan kebutuhan anggaran yang kami ajukan di 2025," jelas Menteri ATR/BPN.