Sukses

Menjelang Kampanye, TNI/Polri Bersiaga

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Makbul Padmanagara mengaku siap mengantisipasi kemungkinan terburuk selama kampanye putaran pertama. Sebanyak 18 ribu polisi diturunkan mengantisipasi gangguan GAM di Aceh.

Liputan6.com, Jakarta: Menjelang kampanye Pemilihan Umum Eksekutif yang akan dimulai kurang dari 24 jam, jajaran kepolisian mulai bersiaga. Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Makbul Padmanagara mengaku siap mengantisipasi kemungkinan terburuk. Dia menyatakan kondisi keamanan di Jakarta hingga Senin (31/5) ini, relatif kondusif. "Insya Allah kegiatan [pemilihan presiden] ini akan berjalan dengan lancar," ujar Makbul usai memimpin gelar pasukan di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Jakarta Selatan.

Makbul mengatakan, kampanye pilpres kali ini tidak perlu ditanggapi terlampau berlebihan. Dia khawatir jika pengamanan terlalu mencolok akan meresahkan masyarakat. "Kegiatan kemasyarakatan itu cukup dilayani polisi lalu lintas," ujar Makbul. Kapolda Metro Jaya juga menilai kecil kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Alasannya, agenda kampanye putaran pertama hanya berupa penyampaian misi dan visi para calon pemimpin bangsa. Simpatisan para kader diyakini tidak akan berbuat onar karena akan merusak reputasi jagoan mereka. "Kalau menunjukkan ketidaktertiban, akan merugikan kontestan itu," tandas Makbul.

Kendati sinyalemen kekacauan kecil, Kepala Pembinaan Bidang Keamanan Polri Komisaris Jenderal Polisi Adang Daradjatun mengatakan status Jakarta adalah Siaga I. Menurut Adang, dua per tiga dari kekuatan Polri akan dikerahkan untuk pengamanan pemilu mendatang [baca: Jakarta Siaga Satu]. Seluruh komponen kepolisian akan dikerahkan mulai dari intelijen hingga satuan satwa yang pelaksanaannya diserahkan pada kepolisian daerah masing-masing.

Pasukan keamanan juga disiagakan di Surabaya, Jawa Timur. Polda Jatim direncanakan akan menurunkan sebanyak 26 ribu personel untuk mengamankan pelaksanaan kampanye di daerah itu. Pasukan tersebut disebar di lima kepolisian wilayah dan satu kepolisian wilayah kota besar. Salah satu kawasan yang dijaga ketat, kata Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Pol. Firman Gani, di daerah Tapal Kuda karena rawan konflik.

Firman mengaku telah mempersiapkan personelnya dalam segala kondisi. Contohnya menghadapi bentrokan massa dan taktik menyelamatkan capres dalam suatu kerusuhan. Kesiapan personel itu digelar dalam gladi resik di halaman Mapolda Jatim, Jalan Achmad Yani, Surabaya.

Daerah konflik juga mendapat perhatian serius. Buktinya, Polda Nanggroe Aceh Darussalam akan menurunkan sebanyak 18 ribu personel. Mereka juga dibantu puluhan ribu anggota TNI untuk mengantisipasi gangguan dari separatis Gerakan Aceh Merdeka. Tadi pagi, TNI dan Polda NAD mengadakan upacara Gelar Pasukan di Lapangan Satuan Brigade Mobil Polda NAD. Dalam acara tersebut juga dipertontonkan kesiapan pasukan Polda NAD menghadapi masa kampanye putaran pertama.

Untuk Aceh, daerah pengamanan dibagi dalam dua bagian. Daerah pertama disebut "Daerah Hitam" yang khusus diberi pengamanan ekstra ketat. Sementara daerah kedua atau "Daerah Putih" penjagaannya bersifat normal.

Di Ambon, Polda Sulawesi Selatan akan mengirim pasukan bantuan sebanyak satu satuan setingkat kompi dari Brimob untuk memperkuat pengamanan di daerah tersebut. Pasukan bantuan terdiri dari personel terlatih dalam situasi perang kota, pasukan pemburu, dan penembak jitu.

Di Padang, Polda Sumatera Barat juga dikerahkan 1.300 personel untuk pengamanan kampanye Pemilu Presiden. Selain itu, Polda Sumbar juga menyiapkan 180 personel untuk mengawal para kandidat selama berkampanye di beberapa titik rawan di Padang.(YAN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini