Sukses

Cegah Risiko Gangguan Pendengaran dengan Periksa Telinga Rutin 6 Bulan Sekali

Paparan bising hingga kotoran telinga yang menumpuk bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Maka itu, pemeriksaan telinga sebaiknya dilakukan secara rutin 6 bulan sekali.

Liputan6.com, Jakarta Paparan bising hingga kotoran telinga yang menumpuk bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Maka itu, pemeriksaan telinga sebaiknya dilakukan secara rutin 6 bulan sekali.

Disampaikan Ketua PP PERHATI-KL Prof Jenny Bashiruddin, kotoran telinga sebenarnya berfungsi untuk mencegah serangga masuk ke telinga dan memang seharusnya bisa keluar sendiri. Sehingga tidak perlu dibersihkan menggunakan cotton bud.

“Kalau serumen (kotoran telinga) agak lunak bisa periksa 6 bulan sekali. Tapi kalau serumen cepat mengeras perlu 3 bulan sekali,” katanya dalam Temu Media Hari Gangguan Pendengaran Kemenkes, ditulis Jumat (10/3/2022).

“Cara membersihkan telinga ini pun hanya dilap di bagian luar saja. Nanti petugas kesehatan yang memakai lampu kepala akan melihat dan membersihkannya,” katanya lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Telinga infeksi

Telinga yang sering dibersihkan akan lebih sering lecet, infeksi, kata Prof Jenny menegaskan. 

"Seseorang yang berada di tempat berisiko atau memiliki paparan bising yang tinggi juga diharuskan melakukan kontrol rutin pendengaran. Kalau bekerja di tempat yang tidak bising, bisa 2-3 tahun sekali," ujarnya.

Hari Pendengaran Sedunia diperingati setiap tanggal 3 Maret, dan Kemenkes menargetkan gangguan pendengaran berkurang menjadi 90% di tahun 2030.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.