Sukses

Diagnosis Disleksia Sejak Dini Bantu Tentukan Penanganan Paling Tepat

Di masa sekarang, kesadaran terkait disleksia tidak seburuk masa-masa sebelumnya. Sebagian masyarakat tidak lagi menganggap bahwa anak disleksia sebagai anak yang bodoh.

Liputan6.com, Jakarta Di masa sekarang, kesadaran terkait disleksia tidak seburuk masa-masa sebelumnya. Sebagian masyarakat tidak lagi menganggap bahwa anak disleksia sebagai anak yang bodoh.

Hal ini disampaikan dr. Nitish Basant Adnani BMedSc MSc, dari Klikdokter. Menurutnya, penanganan yang baik bagi anak disleksia akan berpengaruh baik pula pada kemampuan membaca dan menulis seiring bertambah usia.

Lantas bagaimana cara yang baik untuk mendiagnosis disleksia?

Nitish menjawab, beberapa faktor dapat dipertimbangkan dalam menentukan apakah seseorang mengalami disleksia atau tidak. Seperti riwayat perkembangan anak, adanya masalah selama pendidikan, dan riwayat kesehatannya.

Selain itu, dapat juga dilakukan pengisian kuesioner tertentu, evaluasi psikologis, uji membaca, serta uji keterampilan akademis.

“Pemeriksaan neurologis, daya lihat, dan pendengaran juga penting untuk mengevaluasi, bila terdapat kondisi kesehatan lain pada anak yang dapat memengaruhi kemampuan membaca, menulis, mendengar, atau memproses informasi,” katanya mengutip Klikdokter, Jumat (6/8/2021).

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Deteksi dan Evaluasi Dini

Nitish menambahkan, deteksi dan evaluasi dini dari disleksia dapat menentukan penanganan yang tepat guna meminimalkan gejala.

Beberapa teknik edukasional spesifik biasanya diterapkan untuk menangani disleksia. Pelatih akan menggunakan teknik-teknik yang melibatkan pendengaran, penglihatan, dan sentuhan untuk meningkatkan kemampuan membaca.

Pelatih juga membantu anak menggunakan beberapa indra untuk belajar. Misalnya, mendengarkan materi pelajaran yang direkam atau menelusuri dengan jari.

Penelusuran menggunakan jari berguna untuk mengenali bentuk dari huruf yang digunakan, sehingga membantu anak untuk memproses informasi yang didapat.

Hal tersebut dapat membantu anak belajar mengenali dan menggunakan suku kata untuk membentuk suatu kata. Serta, memahami bahwa huruf dan susunan huruf dapat digunakan untuk membentuk kata, memahami hal yang dibaca, dan sebagainya.

3 dari 4 halaman

Bukan Gangguan Berbahaya

Nitish menegaskan, disleksia bukanlah suatu gangguan yang berbahaya. Umumnya seseorang dengan disleksia memiliki kecerdasan yang normal dan daya lihat yang juga normal.

Pada anak yang mengalami disleksia, mereka dapat menjalani pendidikan di sekolah dengan baik, tetapi terkadang membutuhkan program khusus.

Selain itu, dukungan emosional dari orang-orang di sekitar juga penting agar mereka dapat menjalani kegiatan sehari-hari dengan baik, tutupnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.