Sukses

Mengenal 4 Kategorisasi Disabilitas Intelektual dari Ringan hingga Mendalam

Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, dalam kuliah umum yang ditayangkan di YouTube pribadinya (Regis Machdy) menyampaikan bahwa disabilitas intelektual terbagi dalam empat kategori.

Liputan6.com, Jakarta Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, dalam kuliah umum yang ditayangkan di YouTube pribadinya (Regis Machdy) menyampaikan bahwa disabilitas intelektual terbagi dalam empat kategori.

Disabilitas intelektual sendiri menurut American Association of Intellectual Developmental Disabilities (AAIDD) adalah ketidakmampuan yang ditunjukkan dengan adanya keterbatasan pada fungsi intelektual dan perilaku adaptif yang membutuhkan kemampuan konseptual, sosial, serta praktis.

Kategorisasinya sendiri terdiri dari mild (ringan), moderate (medium), severe (berat), dan profound (mendalam/mayor). Kategorisasi ini diukur berdasarkan IQ yang dimiliki masing-masing anak.

Mild itu kalau IQ-nya masih 50 sampai 70, moderate itu level disabilitas dengan IQ 35 sampai 50, severe IQ 20 hingga 35, dan profound di bawah 20,” ujar Regis, ditulis Sabtu (24/4/2021).

Kategorisasi ini berbeda-beda, menurut ahli psikologi AS, Wayne Weiten, kategori mild IQ-nya berkisar 55-70, moderate 40-55, severe 25-40, dan profound di bawah 25.

“Jadi ada perbedaan sedikit sih,” kata Regis.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemampuan Anak Berdasarkan Kategori

Regis menambahkan, pada kategori ringan, biasanya anak-anak masih bisa sekolah di SD. Namun, ketika tuntutan akademi semakin sulit maka akan semakin ketahuan bahwa anak tersebut berbeda dengan teman sebayanya.

“Mungkin dari kelas 1 dan 2 sudah terlihat, tapi semakin lama akan semakin jelas. Istilahnya anak ini mentok di kelas 6 SD enggak bisa melanjutkan pelajaran ke yang lebih berat lagi seperti al-jabar.”

Fokus pada anak dengan disabilitas intelektual ringan seperti ini adalah mendidik untuk hal-hal yang bisa ia lakukan saja.  Setidaknya, dia masih bisa matematika dasar, membaca, dan menulis. Hal ini sebetulnya cukup untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Pada anak dengan kategori medium, biasanya disabilitas intelektualnya akan terdeteksi lebih mudah lagi. Hal ini disebabkan IQ-nya lebih rendah lagi sehingga kemungkinan di kelas 2-4 SD sudah sangat terlihat.

Sedangkan, lanjut Regis, pada anak dengan disabilitas intelektual parah maka perbedaannya sudah dapat terlihat sejak kecil. Hal ini ditandai dengan kemampuan kosa kata dan bicara yang terbatas.

Lebih parah lagi, kategori mendalam. Pada kategori ini anak tidak mampu untuk berbicara dan tidak bisa berbuat apa-apa selain terbaring di kasur, tutup Regis.   

3 dari 3 halaman

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.