Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Minggu (4/8/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin turun 1,17 persen dalam 24 jam dan 10,84 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 60.734 per atau setara Rp 982,4 juta (asumsi kurs Rp 16.175 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) masih melemah. ETH turun 2,60 persen sehari terakhir dan 10,72 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 47 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,60 persen dan 9,02 sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 8,57 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA turun 0,39 persen dalam 24 jam terakhir dan 13,18 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.883 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih melemah. SOL turun 6,17 persen dalam sehari dan 22,61 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,31 juta per koin.
XRP terpantau masih berada di zona merah. XRP terkoreksi 0,55 persen dalam 24 jam dan 6,94 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9,001 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) masih melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 2,164 persen dan 18,08 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.750 per token.
Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,14 triliun atau setara Rp 34.616 triliun, melemah sekitar 2,35 persen dalam sehari terakhir
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
FBI Ingatkan Scammers yang Menyamar Jadi Bursa Kripto
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (Federal Bureau of Investigation/FBI) mengeluarkan peringatan tentang penipu atau scammer yang berpura-pura berafiliasi dengan bursa kripto untuk mencuri dana pengguna.
Menurut FBI, modusnya yakni penipu menghubungi target mereka melalui panggilan atau pesan dan memperkenalkan diri mereka sebagai karyawan perusahaan pertukaran kripto. Mereka akan mengklaim bahwa ada masalah dengan akun pengguna atau seseorang mencoba menyusupi akun mereka.
Pelaku kejahatan sering kali mencoba mengagetkan calon korbannya dan menyampaikan bahwa pengguna harus segera bertindak untuk melindungi akun mereka. Pada titik ini, penipu akan mencoba membuat pengguna memberikan kode akses, mengeklik tautan, atau memberikan informasi identifikasi.
Hal tersebut akan memungkinkan penipu mengakses akun pengguna dan mencuri aset digital mereka. FBI memperingatkan pengguna untuk tidak menanggapi panggilan atau pesan tersebut. Pemerintah meminta pengguna untuk melakukan ini meskipun panggilan atau pesan tersebut tampak resmi.
"Tutup Telepon. Hubungi nomor telepon resmi bursa mata uang kripto untuk memverifikasi apakah ada masalah. Jangan gunakan nomor telepon apa pun yang disediakan penelepon,” kata FBI, dikutip dari Cointelegraph, Sabtu (3/8/2024).
Selain itu, FBI meminta pengguna untuk tidak mengunjungi situs web apa pun atau mengklik tautan yang dikirimkan penelepon. Agensi tersebut mengatakan akan lebih baik untuk menavigasi ke bursa resmi secara terpisah.
Jika penelepon meminta rincian login, FBI mendesak pengguna untuk tidak memberikan informasi dan menghindari mengunduh file dan lampiran pada pesan.
Advertisement
Peningkatan Iklan Penipuan
Terakhir, FBI meminta korban untuk melaporkan aktivitas apa pun terkait penipuan tersebut ke saluran resmi mereka. Badan tersebut juga meminta korban untuk memberikan informasi transaksi terkait penipuan tersebut.
Pada 6 Juni, FBI mendeteksi peningkatan iklan penipuan untuk pekerjaan palsu dengan iming-iming bisa dikerjakan dari rumah. Penipu menggunakan ditur antarmuka palsu untuk mengelabui pengguna agar mengira mereka menghasilkan uang.
Kemudian, mereka akan meminta pengguna melakukan pembayaran kripto untuk membuka lebih banyak peluang kerja. Namun, penghasilannya tidak pernah ada dan kripto langsung masuk ke scammers.
Rusia Loloskan RUU Perdagangan Internasional Pakai Kripto
Sebelumnya, anggota parlemen Rusia meloloskan RUU yang akan mengizinkan bisnis untuk menggunakankripto dalam perdagangan internasional, sebagai bagian dari upaya untuk menghindari sanksi Barat yang dijatuhkan setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Undang-undang tersebut diharapkan mulai berlaku pada September, dan Gubernur bank sentral Rusia Elvira Nabiullina, salah satu pendukung undang-undang baru tersebut, mengatakan transaksi pertama dalam mata uang kripto akan dilakukan sebelum akhir tahun.
Kepala anggota parlemen Rusia, Anatoly Aksakov menjelaskan Rusia telah menghadapi penundaan yang signifikan dalam pembayaran internasional dengan mitra dagang utama yakni Tiongkok, India, dan Uni Emirat Arab setelah bank-bank di negara-negara tersebut, di bawah tekanan dari regulator Barat, menjadi lebih berhati-hati.
"Kami mengambil keputusan bersejarah di bidang keuangan," kata Aksakov, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (1/8/2024).
Di bawah undang-undang baru tersebut, bank sentral akan membuat infrastruktur "eksperimental" baru untuk pembayaran mata uang kripto. Rincian infrastruktur tersebut belum diumumkan.
Undang-undang tersebut merupakan bagian dari paket yang juga mencakup peraturan tentang penambangan mata uang kripto dan peredaran aset digital lainnya. Undang-undang baru tersebut tidak akan mencabut larangan pembayaran mata uang kripto yang berlaku di Rusia.
Bank sentral mengatakan bahwa keterlambatan pembayaran telah menjadi tantangan besar bagi ekonomi Rusia, yang menyebabkan penurunan impor Rusia sebesar 8% pada kuartal kedua 2024.
Meskipun Rusia berupaya untuk beralih ke mata uang mitra dagangnya dan mengembangkan sistem pembayaran alternatif dalam kelompok ekonomi berkembang BRICS, banyak pembayaran masih dilakukan dalam dolar dan euro dan melalui sistem SWIFT internasional.
Advertisement