Sukses

Tren Kripto yang Loyo Berlanjut, Investor Masih Khawatir Resesi

Ada beberapa pandangan analis yang melihat dorongan bearish masih belum usai.

Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang pekan terakhir Juni 2022, pergerakan pasar kripto masih datar cenderung melemah karena investor masih khawatir ketidakpastian ekonomi global dan kemungkinan resesi di AS. Selain itu, sentimen negatif dari industri kripto semakin memperparah keadaan pasar kripto.

Bitcoin sempat gagal mempertahankan posisi level psikologisnya di USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta dan membuat khawatir investor akan turun lebih jauh.

Secara keseluruhan sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap bergerak sideways atau datar. Berdasarkan data dari Coinmarketcap Sabtu siang, 2 Juli 2022, 10 kripto teratas masih bertengger di zona merah. Sedangkan pada Minggu siang, 3 Juli 2022, kripto teratas di zona merah dan hijau seimbang.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, mengatakan perdagangan market kripto secara keseluruhan masih datar dan tidak bergairah selama sepekan terakhir. 

Namun, menarik melihat pergerakan Bitcoin yang sempat anjlok ke USD 18.729, kemudian naik lagi ke level USD 20.000. Itu setara dengan penurunan sekitar 70 persen dari nilai puncaknya dicapai November lalu. Penurunan triwulanan sekitar 59 persen adalah yang terburuk sejak 2011.

"Sentimen negatif berasal dari kabar perusahaan hedge fund kripto, Three Arrows Capital yang akan dipaksa untuk melikuidasi asetnya, serta komentar baru dari para bankir sentral yang menyarankan lebih banyak kenaikan suku bunga akan datang, membuat industri kripto menjadi gelap. Itu membuat harga BTC anjlok dari level psikologisnya," kata Afid dalam siaran pers, Minggu (3/7/2022). 

Di sisi lain, berdasarkan data on-chain Glassnode yang menunjukkan investor kripto kelas kakap atau whales telah menarik 8.755 keping BTC atau setara USD 181,67 juta dari platform exchange ke wallet-nya masing-masing antara 26 Juni hingga 30 Juni 2022.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kekhawatiran Resesi

Ada beberapa pandangan analis yang melihat dorongan bearish masih belum usai. Itu juga masuk dalam pertimbangan adanya kekhawatiran resesi yang masih membayangi investor.

Sejatinya, pasar kripto masih diliputi sentimen risk-off investor menyusul performa indeks saham AS yang masih susah bangkit. Secara teori, resesi akan terjadi dan membawa nilai dari dolar AS lebih rendah. Ini akan mengangkat nilai dari aset yang dianggap sebagai lindung nilai.

"Pergerakan market kripto masih berada dalam fase bear market. Sehingga, penguatan ini diramal tak akan berlangsung lama. Bitcoin bisa saja jatuh kembali ke area di bawah USD 20.000 atau bahkan bisa semakin dalam, mengingat kondisi pasar yang memang sangat rapuh," jelas Afid.

Jika harga Bitcoin kembali menembus di bawah USD 19.000, menurut Afid bisa berisiko jatuh ke level support penting di USD 17.000. 

"Ini adalah level penting yang harus diwaspadai karena penembusan dan penutupan di bawahnya dapat memulai tren turun berikutnya ke USD 15.000, pungkas dia.

3 dari 4 halaman

Perusahaan Pinjaman Kripto Voyager Digital Tangguhkan Penarikan Sementara

Sebelumnya, pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital mengumumkan pada Jumat, 1 Juli 2022, pihaknya telah menangguhkan penarikan, perdagangan, dan penyetoran ke platformnya sementara. Perusahaan juga mengatakan sedang menjajaki alternatif strategis untuk mempertahankan nilai platformnya.

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (2/7/2022), langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah perusahaan mengeluarkan pemberitahuan kepada perusahaan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital (3AC) atas kegagalan perusahaan tersebut untuk melakukan pembayaran yang diperlukan atas pinjaman.

Voyager mengatakan telah meminjamkan USD 350 juta atau sekitar Rp 5,2 triliun dan 15.250 bitcoin ke 3AC dan saat ini menurut seorang informas 3AC telah memasuki fase likuidasi.

Dalam sebuah pernyataan, Kepala Eksekutif Voyager, Stephen Ehrlich mengatakan langkah itu memberi perusahaan waktu tambahan untuk terus mengeksplorasi alternatif strategis dengan berbagai pihak yang berkepentingan sambil mempertahankan nilai platform.

Voyager mengatakan dalam sebuah rilis mereka telah mempekerjakan Moelis & Company dan Consello Group sebagai penasihat keuangan, dan Kirkland & Ellis LLP sebagai penasihat hukum untuk membantu perusahaan. 

4 dari 4 halaman

Perjanjian

Pada 22 Juni, Voyager menandatangani perjanjian dengan Alameda Ventures Ltd untuk jalur kredit bergulir, mendapatkan akses ke modal tambahan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas pelanggannya karena harga kripto terpukul.

Dalam sebuah rilis, Voyager yang berbasis di New Jersey mengatakan nilai aset kripto yang dimilikinya adalah USD 685 juta atau sekitar Rp 10,2 triliun, dibandingkan dengan aset kripto yang telah dipinjamkan lebih dari USD 1,12 miliar.

Langkah oleh Voyager datang kurang dari sebulan setelah pemberi pinjaman kripto lainnya, Celsius Network menangguhkan penarikan, dengan alasan kondisi pasar yang ekstrem. Celsius sampai saat ini belum membuka penarikan kembali untuk pelanggannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.