Sukses

Bank Terbesar Argentina Fasilitasi Nasabah Beli Bitcoin

Argentina menjadi semakin ramah terhadap adopsi bitcoin selama dua tahun terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Banco Galicia, bank swasta terbesar di Argentina, mengizinkan nasabahnya untuk membeli, menjual, mengirim, dan menerima bitcoin di aplikasi selulernya. Banco Galicia (Nasdaq: GGAL) mengkonfirmasi perusahaan akan mengizinkan penggunanya untuk membeli dan menjual bitcoin dan mata uang kripto lainnya dalam serangkaian "opsi investasi baru,”.

Melansir Bitcoinmagazine, ditulis Rabu (4/5/2022), bank menambahkan fitur pada bagian investasi di aplikasi selulernya. Penambahan fitur tersebut ditujukan bagi pengguna untuk memperoleh bitcoin dan beberapa cryptocurrency lainnya.

Banco Galicia akan bekerja dengan Lirium, sebuah perusahaan infrastruktur cryptocurrency untuk menyelesaikan peluncuran fitur investasi baru ini. Lirium memungkinkan bank dan dompet digital untuk membeli, menjual, mengirim, dan menerima cryptocurrency.

Argentina menjadi semakin ramah terhadap adopsi bitcoin selama dua tahun terakhir. Pada Agustus 2021, Presiden Argentina, Alberto Fernandez, mengaku tidak ingin mengambil risiko terlalu jauh. Namun, juga ada tidak ada alasan untuk mengatakan tidak. Pada saat itu, Argentina berada di urutan ketujuh dalam indeks inflasi dunia.

Sebelum adopsi El Salvador, perusahaan infrastruktur pembayaran bitcoin yang dikenal sebagai Strike diluncurkan di wilayah tersebut. Pada Januari 2022, Strike diluncurkan di Argentina yang memberikan langkah maju untuk adopsi bitcoin di wilayah tersebut.

"Kami meluncurkan pengalaman keuangan yang unggul ke negara yang menghadapi hiperinflasi, jaringan pembayaran predator, dan transfer lintas batas yang tidak dapat digunakan.Kami menggunakan jaringan moneter terbuka dunia, Bitcoin, untuk memberikan harapan kepada masyarakat Argentina,” kata CEO Strike, Jack Maller.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

CEO Perusahaan Kripto Ini Prediksi Bitcoin Bisa Sentuh Rp 1,4 Miliar dalam Setahun

Sebelumnya, CEO perusahaan pinjaman kripto Nexo, Antoni Trenchev ungkap prediksinya untuk kripto terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, Bitcoin baru-baru ini.

Trenchev prediksi, harga Bitcoin dapat menyentuh USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar dalam kurun waktu 12 bulan.

Dia mengatakan, khawatir tentang prospek jangka pendek Bitcoin, karena banyaknya sentimen yang menunjukkan harga akan jatuh seiring dengan pasar keuangan tradisional, the Federal Reserve yang mulai melepaskan program stimulus moneternya yang besar.

Namun, menurut Trenchev hal tersebut tidak bertahan lama, karena cepat atau lambat pada gilirannya pasar kripto dan bitcoin akan kembali membaik.

"Kecelakaan dalam saham kemungkinan berarti bank sentral AS pada akhirnya akan kembali ke pelonggaran dalam waktu singkat. Itu memberikan dorongan lebih lanjut untuk kripto,” ujar Trenchev dikutip dari CNBC, ditulis Senin, 2 Mei 2022.

Jika perkiraan Trenchev benar, itu berarti harga Bitcoin akan naik lebih dari dua kali lipat tahun ini. Sebelumnya, pada Januari 2020 Trenchev memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai USD 50.000 pada akhir tahun itu. Namun, banyak orang tidak percaya dan menertawai dirinya.

Prediksi Trenchev 2020 memang tidak menjadi kenyataan. Bitcoin hanya berhasil mencapai level tertinggi lebih dari USD 29.000 tahun itu. Akan tetapi, cryptocurrency akhirnya melampaui USD 50.000 itu pada Februari 2021.

3 dari 4 halaman

Hambatan Kripto

Para pendukung kripto sering mengatakan pasar kripto telah matang, dan ada banyak likuiditas sekarang karena institusi Wall Street utama seperti Jump Trading dan Jane Street mulai berbondong-bondong ke aset digital.

Sementara itu, “Whale” (investor besar yang mampu menggerakkan pasar) kripto seperti Do Kwon, salah satu pendiri perusahaan blockchain Terra Labs, telah membeli Bitcoin senilai jutaan dolar dengan keyakinan itu bisa menjadi mata uang "cadangan" di masa depan.

Meskipun begitu, Trenchev mengatakan ada beberapa hambatan untuk pasar kripto. Misalnya, lingkungan peraturan global tetap terfragmentasi dan pasar kripto yang masih tetap tidak stabil.

Secara khusus, Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan pasar saham, khususnya indeks Nasdaq. Sementara saham tetap bergejolak, begitu juga Bitcoin.

4 dari 4 halaman

Mantan CEO Bitmex Sebut Harga Bitcoin Bisa Turun Hingga Rp 431,5 Juta

Sebelumnya, Co-founder dan mantan CEO Bitmex, Arthur Hayes, telah menerbitkan posting blog baru mengenai keadaan pasar cryptocurrency saat ini. Hayes menjelaskan saat ini ada ketidakmampuan untuk mengenali sifat siklus pasar kripto sekarang yang bergerak selaras dengan pasar saham.

Hayes berpikir ekonomi kripto akan mengikuti saham teknologi AS dan akan turun nilainya secara signifikan lebih rendah dalam beberapa bulan mendatang.

Dia menyoroti ada banyak pakar pasar kripto yang percaya hal terburuk dalam industri kripto sudah berakhir, tetapi Hayes percaya mereka mengabaikan suatu kebenaran pasa kripto yang tidak menyenangkan.

Hayes memprediksi Nasdaq akan turun 30 persen atau bahkan 50 persen lebih rendah, dia juga memperkirakan Bitcoin (BTC) akan turun menjadi USD 30.000 atau sekitar Rp 431,5 juta per koin.

Hayes juga memprediksi kripto terbesar kedua, Ethereum (ETH), turun ke USD 2.500 per unit. Angka-angka tersebut dihasilkan Hayes berasal dari apa yang dia yakini dan bukan dari sudut pandang analisis teknis.

“Tidak banyak ilmu pengetahuan untuk angka-angka ini selain firasat,” tulis Hayes dalam postingan blog tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Jumat, 29 April 2022.

“Bagian yang menjengkelkan adalah ada sejumlah Altcoin yang mulai saya kumpulkan karena harganya yang cukup menarik. Meskipun beberapa dari koin ini sudah turun 75 persen dari tertinggi sepanjang masa, saya tidak percaya bahkan mereka dapat lolos dari hambatan yang akan datang,” lanjut Hayes.

Hayes mengakhiri posting blognya dengan mengatakan "prognosis pasarnya mungkin salah" dan dia baik-baik saja dengan itu.

“Saya akan salah jika korelasi antara Bitcoin, Ether dan NDX mulai turun sebelum jatuhnya pasar aset berisiko. Saya baik-baik saja dengan hasil itu, karena saya sudah dalam posisi kripto yang panjang,” pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.