Sukses

Teori Konspirasi Letak Kota Atlantis yang Misterius

Mitos melintasi sejarah manusia, menantang pemikiran logis dan kebenaran fakta. Acara dan film menyelidiki mitos, menggugah imajinasi, dan mempertanyakan keyakinan. Kita dipaksa merenung, apakah yang kita yakini benar absolut. Sebagai contoh, mitos Atlantis di Gurun Sahara memunculkan pertanyaan mendalam.

Liputan6.com, Jakarta Dalam lintasan sejarah panjang manusia, mitos telah menyelubungi berbagai aspek kehidupan, mulai dari orang, tempat, hingga peristiwa. Meskipun seringkali dianggap sebagai cerita-cerita fantasi yang tidak masuk akal, mitos memiliki kekuatan untuk merintangi pemikiran yang paling logis sekalipun. Tidak jarang, mereka mampu memunculkan pertanyaan mendalam dan membuat kita mempertanyakan kebenaran dari fakta-fakta yang telah ditanamkan dalam pikiran kita. 

Acara dan film sering kali menjadi wadah untuk menjelajahi dunia mitos dan menyelidiki kemungkinan kebenaran di baliknya. Melalui narasi yang menggugah imajinasi, mereka mendorong penonton untuk merenung dan menantang keyakinan mereka sendiri. Pertanyaan mendasar pun muncul: Siapakah kita yang dapat dengan pasti mengatakan bahwa suatu fakta adalah 100% benar? Bahkan, ada mitos yang telah meresap begitu dalam dalam budaya kita sehingga sulit untuk membayangkan kebenaran di luar kerangka mitos tersebut.

Salah satu contoh yang menarik adalah mitos tentang kota Atlantis yang hilang yang konon berada di Gurun Sahara. Spekulasi ini muncul dari berbagai sumber dan telah menjadi bahan pembahasan yang menarik bagi para pencari kebenaran. 

Namun, seberapa jauh kebenaran di balik mitos ini? Apakah ada bukti yang mendukung atau malah membantah klaim ini? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini mengajak kita untuk menyelami sejarah dan merenung tentang keberlanjutan mitos dalam masyarakat. Apakah kita harus tetap mempertahankan pandangan skeptis ataukah memberikan kesempatan bagi alternatif yang tidak masuk akal pada pandangan kita yang logis?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 11 halaman

1. Pendapat Mayoritas Peneliti Mengenai Atlantis

Banyak penjelajah mengklaim penemuan Kota Atlantis yang Hilang, meskipun klaim-klaim tersebut sering kali dianggap keliru. Meskipun mayoritas peneliti sepakat bahwa kota ini hanya merupakan produk imajinasi, ada sebagian kecil yang tetap yakin bahwa Atlantis benar-benar ada di suatu tempat, menunggu untuk diungkap. Akar mitos ini terletak pada karya-karya Plato, Timaeus dan Critias, yang merinci keberadaan Kota Atlantis di Samudera Atlantik.

Pertanyaannya, jika ini hanyalah kisah fiksi, dari mana Plato menggali inspirasi untuk menciptakan kota yang begitu legendaris ini? Menariknya, Plato pernah menyatakan bahwa sebagian ide tersebut berasal dari karya-karya kuno. Beberapa peneliti berspekulasi bahwa gagasan Atlantis dapat trace back ke catatan Mesir tentang letusan Thera, Invasi Manusia Laut, atau bahkan Perang Troya.

Meskipun klaim penemuan Atlantis sering kali dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiah, minat terhadap mitos ini tidak pernah padam. Bagi sebagian kecil peneliti, teka-teki di balik keberadaan Atlantis tetap menjadi tantangan menarik yang harus dipecahkan. Mereka merenung apakah Plato mungkin mendapatkan lebih dari sekadar inspirasi dari karya-karya lama, dan apakah ada kemungkinan fakta di balik mitos yang begitu mendalam ini.

Meski begitu, mayoritas komunitas ilmiah tetap skeptis terhadap eksistensi fisik Atlantis. Mereka mencirikan kisah ini sebagai cerita fiksi filosofis yang mencerminkan ide dan nilai-nilai Plato sendiri. Dalam melihat kembali sejarah dan mencari sumber inspirasi, para peneliti berusaha memahami mengapa mitos Atlantis tetap hidup dan relevan dalam budaya kita hingga saat ini.

3 dari 11 halaman

2. Gambaran Atlantis oleh Plato

Dalam karya monumentalnya, Plato merinci Atlantis sebagai sebuah kerajaan angkatan laut futuristik yang pernah menguasai seluruh peradaban Barat. Pulau megah ini terletak di Samudera Atlantik dan disebut lebih besar dari gabungan wilayah Libya dan Asia Kecil. Pemerintah Atlantis dipimpin oleh dewa Poisodon dan putranya Atlas. Namun, semakin besar kekuasaan Atlantis, semakin besar pula keserakahan dan kemerosotan moral yang melanda pulau itu, menjadi suatu aib bahkan bagi dewa-dewa lainnya.

Tentara hebat Atlantis menaklukkan wilayah luas, mencapai Afrika, Mesir, dan Eropa hingga Tyrrhenia (Italia saat ini). Saat Atlantis mencoba menggulingkan tentara Athena Kuno, mereka menemui keberuntungan yang buruk. Diserang oleh kekuatan tak terlihat, Atlantis pun terpaksa tenggelam ke dasar laut, dihukum untuk diasingkan selamanya. Serangan ini tak hanya mengakibatkan kepunahan Atlantis, tapi juga menciptakan gempa bumi dan banjir besar, mengubur wilayah tersebut ke dalam laut. Atlantis, yang dahulu menjadi tempat penting bagi para dewa Yunani, mendapat hukuman atas ambisi dan tindakannya yang menyebabkan kemarahan para dewa.

Legenda Atlantis menjadi bukti bagaimana mitos dapat meresapi budaya dan menyimpan pelajaran moral. Dalam kisah ini, tergambar tragedi kejatuhan sebuah kekaisaran akibat keserakahan dan ambisi tak terkendali. Mungkin lebih dari sekadar kisah fiksi, Atlantis juga mencerminkan peringatan tentang pentingnya moral dan etika dalam mempertahankan keberlanjutan suatu peradaban.

4 dari 11 halaman

3. Teori Konspirasi Jimmy Corsetti

Pada tahun 2018, Jimmy Corsetti, seorang vlogger konspirasi yang terkenal melalui saluran YouTube-nya, Bright Insight, menciptakan getaran di kalangan pencari kebenaran dengan pernyataannya di podcast Joe Rogan. Corsetti memajukan argumennya yang kontroversial, menyatakan bahwa Kota Atlantis yang Hilang tidak berada di dasar Samudera Atlantik seperti yang dipercayai banyak orang, melainkan terletak di Mauritania, Afrika Barat Laut. 

Pemikiran ini muncul ketika Corsetti membandingkan Struktur Richat di wilayah Sahara selatan dengan deskripsi kota hilang karya Plato. Dia secara mendetail menguraikan kesamaan antara lingkaran konsentris Struktur Richat dengan gambaran samar yang diberikan Plato tentang Atlantis. Pernyataan tersebut tidak hanya menciptakan gejolak di komunitas konspirasi, tetapi juga memicu minat para peneliti dan ahli sejarah di seluruh dunia.

Argumen Corsetti menciptakan gelombang ketertarikan di kalangan penggemar teori konspirasi. Pemikirannya tentang lokasi alternatif untuk Kota Atlantis menggugah imajinasi dan membuka ruang untuk pertanyaan lebih lanjut. Apakah Struktur Richat benar-benar menyimpan rahasia kuno ini, atau apakah ini hanya spekulasi tanpa dasar? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini merangsang pikiran para pencari kebenaran dan memberikan pendekatan alternatif untuk mengeksplorasi misteri yang belum terpecahkan.

Dalam pengaruh dunia media sosial, gagasan Corsetti menciptakan efek domino dengan menarik perhatian ahli teori konspirasi lainnya di seluruh dunia. Diskusi dan spekulasi tentang kemungkinan lokasi alternatif Atlantis terus berkembang, menunjukkan bahwa, bahkan dalam era informasi digital, mitos kuno masih mampu membangkitkan kembali ketertarikan dan kontroversi yang tak terduga.

5 dari 11 halaman

4. Struktur Richat

Struktur Richat, terkenal dengan bentuk lingkaran khasnya, sebenarnya adalah bekas gunung berapi yang terkikis dan mengeras selama bertahun-tahun. Ini adalah hasil dari proses alami geologi yang telah terjadi di wilayah Sahara selatan. Namun, para ahli teori konspirasi seperti Jimmy Corsetti mencoba menarik hubungan antara Struktur Richat dan legenda Kota Atlantis yang Hilang, menciptakan narasi alternatif yang tidak didukung oleh bukti ilmiah. Meskipun bentuk Struktur Richat mungkin tampak menarik bagi imajinasi, perlu diingat bahwa sifatnya yang geologis membuatnya sulit untuk dianggap sebagai bukti konkret terkait keberadaan Atlantis.

Corsetti lebih lanjut mengklaim bahwa Struktur Richat, yang dikenal sebagai Mata Sahara, mencerminkan dengan presisi detail deskripsi Plato tentang Atlantis. Dia menyoroti kemiripan antara dataran luas, gunung, sungai, dan endapan garam di sekitar Struktur Richat dengan gambaran Atlantis yang diberikan oleh Plato. Namun, pandangan ini dihadapkan pada tantangan dari para ilmuwan dan arkeolog yang menegaskan bahwa Atlantis adalah konsep fiksi dan Struktur Richat adalah fenomena geologi yang tidak terkait.

Meskipun Gurun Sahara memiliki jejak kehidupan manusia dari 10.000 tahun yang lalu, bukti tersebut tidak mendukung gagasan bahwa Kota Atlantis yang hilang secara fisik ada di sana. Peralatan dan struktur kecil yang ditemukan di Gurun Sahara sejauh ini tidak memberikan dukungan arkeologis untuk klaim bahwa ini adalah lokasi dari peradaban canggih yang dijelaskan oleh Plato. Interpretasi seperti itu lebih cenderung mengabaikan metode ilmiah dan bukti konkret yang menjadi dasar penelitian arkeologis.

Pernyataan Corsetti tentang pemberian nama yang mencurigakan untuk pegunungan Atlas juga harus ditanggapi dengan hati-hati. Karena pegunungan ini terletak di utara Struktur Richat, Corsetti berpendapat bahwa ini adalah indikasi bahwa pegunungan ini memiliki kaitan dengan Atlantis. Namun, nama-nama geografis seringkali berasal dari berbagai sejarah dan konteks, dan menarik kesimpulan spesifik dari nama sebuah tempat dapat menjadi interpretasi yang terlalu spekulatif.

6 dari 11 halaman

5. Pseudoscience Paling Kontroversial

Perbedaan mendasar terletak pada sudut pandang antara klaim yang diajukan oleh Cosetti dan para ilmuwan dengan apa yang telah ditulis oleh Plato dalam karya-karya fiksinya. Plato dengan jelas menuliskan cerita tentang Kota Atlantis sebagai kisah fiksi, yang saat itu diakui sebagai sesuatu yang tidak benar secara faktual dan merupakan produk imajinasi. Begitu pula dengan banyak buku dan film lainnya yang menghadirkan cerita-cerita fiksi yang menghibur tanpa diharapkan menjadi kebenaran sejarah atau geologis. Meskipun banyak yang bisa dipelajari dari karya-karya fiksi, orang cenderung memahami perbedaan antara fiksi dan kenyataan.

Cosetti dan orang-orang sejenisnya mungkin mendapatkan pengikut setia karena platform media sosial seperti YouTube. Dalam menciptakan konten yang menarik dan kontroversial, mereka dapat menjangkau audiens yang luas. Faktor ekonomi juga dapat memainkan peran, dengan kemungkinan Cosetti mendapatkan pendapatan dan pengakuan melalui jumlah pelanggan atau tontonan tertentu. Namun, perlu diingat bahwa popularitas di media sosial tidak selalu sebanding dengan kebenaran atau keakuratan klaim yang diajukan.

Pertunjukan Joe Rogan, di mana Cosetti membuat pernyataannya, terkenal karena sering menampilkan teori konspirasi. Meskipun pertunjukan tersebut mungkin menyuguhkan berbagai pandangan, termasuk yang kontroversial, hal itu tidak mengubah kenyataan bahwa klaim-klaim tersebut masih harus diuji kebenarannya. Hanya karena sebuah pandangan atau teori hadir di platform yang populer tidak otomatis menjadikannya kebenaran. Oleh karena itu, kritis untuk tetap mempertahankan pemahaman bahwa meskipun suatu klaim dapat mendapatkan popularitas di media sosial, itu belum tentu mencerminkan kebenaran atau keakuratan fakta.

7 dari 11 halaman

Siapa yang menciptakan teori Atlantis?

Atlantis umumnya dianggap sebagai mitos yang dibuat oleh Plato untuk mengilustrasikan teori politik.

 

8 dari 11 halaman

Apa yang dimaksud dengan Kota Atlantis?

Kota Atlantis adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Kritias.

 

9 dari 11 halaman

Kenapa kota Atlantis bisa tenggelam?

Namun, Atlantis diketahui hilang karena adanya gempa. "Plato itu hidup 350-300 SM. Dan Plato tidak menyatakan Atlantis itu ada di Indonesia atau Asia Tenggara. Plato mengatakan, karena ada gempa maka lenyap yang namanya Atlantis hanya dalam satu malam.

 

10 dari 11 halaman

Dimana letak Atlantis yang hilang?

Cerita Plato soal Atlantis ini diduga kuat bukan karangan belaka. Karena Socrates, guru Plato, juga mengatakan bahwa keberadaan Atlantis benar benar nyata 11.000 tahun yang lalu. Menurut Plato, Atlantis terletak di Samudra Atlantik, di luar “Pilar Hercules” yaitu Selat Gibraltar, di mulut Mediterania.

 

11 dari 11 halaman

Apakah Kota Atlantis pernah ada?

Atlantis tidak pernah ditemukan di Atlantik, atau di tempat lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini