Liputan6.com, Jakarta - "Makanan adalah bahasanya cintanya orang Asia," ujar psikoterapis Ivy Kwong, LMFT melalui situs Very Well Mind (10/11). Ketika makanan diidentifikasi sebagai bahasa cinta, tindakan seperti berbagi makanan, membawakan bekal, juga memotong buah memegang makna sebagai sebuah ungkapan cinta.
Bahasa cinta atau love language menjadi sangat populer sejak Gary Chapman memperkenalkannya dalam buku "The Five Love Languages" di 1992.
Baca Juga
Melalui buku tersebut, Gary menjabarkan lima tipe bahasa cinta, yaitu physical touch, quality time, words of affirmation, gifts, words of affirmation, dan acts of service. Hasil data yang dikumpulkan Gary menunjukkan, acts of service dan words of affirmation menjadi bahasa cinta paling populer.
Advertisement
Melansir Very Well Mind, Ivy Kwong yang biasa bekerja bersama orang Asia Amerika menyatakan, anak-anak yang memiliki orang tua Asia cenderung menunjukkan cinta mereka melalui tindakan yang dilakukannya.
Hal ini dibuktikan pada situasi yang tidak jarang selalu kita hadapi saat kita sedang berkunjung ke rumah keluarga atau orang tua. Ketika berkunjung ke rumah orang tua, misalnya, sering kali pertanyaan sudah makan atau belum menjadi hal utama yang dilontarkan lebih dulu.
Tindakan seperti memasak makanan kesukaan, menawarkan hidangan penutup, sampai menambah makanan merupakan cara orang Asia merawat orang yang disayanginya. Bahasa cinta ini termasuk sebagai acts of service, ketika tindakan yang mereka lakukan lebih berdampak dibandingkan kata-kata yang diucapkan.
Â
Â
Cara Orang Asia Mengatakan 'I Love You'
Pada berbagai budaya Asia, makanan adalah cinta dan sebuah cara untuk mengekspresikan kepedulian dan perhatian. Bahasa ini telah lama digunakan sejak kita masih kecil dan secara langsung mempengaruhi cara kita dalam menunjukkan rasa sayang.
Mayoritas orang tua di Asia cenderung mengekspresikan kepeduliannya melalui tindakan fisik. Melalui situs Very Well Mind, Ivy Kwong mengatakan sebuah pepatah dalam bahasa Mandarin, yaitu "tindakan lebih penting daripada kata-kata, kata-kata tidak berarti apa-apa".
Pengungkapan rasa sayang ini termasuk sebagai ungkapan tidak langsung, yang terselubung melalui tindakan. Hal ini kemungkinan disebabkan dari sejak awal, orang tua di Asia jarang mendapatkan ucapan "aku mencintaimu" dari orang tua mereka.
Hal inilah yang kemudian membuat mereka merasa aneh ketika mendengar kata-kata tersebut, apalagi mengucapkannya. Selanjutnya, sikap ini pun menurun kepada anak-anaknya yang membalas ungkapan cinta dengan cara menghabiskan makanan yang dibuat orang tuanya.
Advertisement
Makna Makanan bagi Orang Asia
Penulis dari buku dokumenter "Have You Eaten Yet?", Cheuk Kwan menceritakan tentang restoran-restoran di Tiongkok di seluruh dunia.
Dalam bukunya Cheuk Kwan menunjukkan bahwa kata-kata yang berkaitan dengan cinta dan romansa keluarga tidak ada dalam beberapa bahasa di Asia Timur.
Awalnya, kita mengatakan bahwa cara mengungkapkan cinta ini bersifat kultural, sebab tidak ada bahasa Tiongkok dan juga Jepang yang memiliki kata-kata romantis. Sebagian besar yang ada merupakan kata-kata serapan dari bahasa Inggris.
"Ini terkait dengan cara holistik bagaimana orang Asia menyajikan makanan mereka. Bukan hanya memberi makan perut, tetapi juga memberi makan jiwa. Banyak aspek mental yang masuk ke dalam makanan," tutur Cheuk Kwan.
Inilah yang membuat makanan memiliki makna yang lebih mendalam bagi orang Asia.
Â
Dampak Tindakan Terhadap Generasi Selanjutnya
Meskipun mayoritas orang Asia mengungkapkan rasa sayang dengan cara yang berbeda, hal ini tidak membuat banyak generasi penerusnya dapat memahami dengan makna tindakan tersebut.
Melansir Very Well Mind, Ivy Kwong membagikan keluh kesah kliennya yang merasa kurang mendapatkan kasih sayang dari keluarganya. Ini menunjukkan terdapat sebagian generasi yang mengalami kesulitan dalam memahami dinamika yang satu ini.
Dalam mengatasi hal ini, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah untuk generasi muda berusaha untuk memahami bahasa cinta yang digunakan keluarga atau orang tua kepada mereka.
Misalnya, ketika orang tua terbiasa menawarkan makanan atau selalu menyiapkan masakan di rumah, kita dapat menerjemahkan tindakan tersebut sebagai cara mereka menaruh perhatian kepada kita untuk menjaga kesehatan pola makan kita.
Oleh karena tindakan ini termasuk sebagai tindakan nonverbal dalam mengungkapkan kasih sayang, kita perlu lebih banyak memahami bahasa tubuh atau peka terhadap tindakan yang orang lain lakukan terhadap kita.
Advertisement