Sukses

Mengapa Langit Berwarna Biru? Simak Penjelasannya

Kenapa ya warna langit bukan hijau, bukan kuning, tetapi biru? Ini penjelasannya!

Liputan6.com, Jakarta - Seberapa sering kamu melihat ke arah langit? Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa langit berwarna biru? Pertanyaan ini seringkali membuat banyak orang penasaran dan bahkan sulit untuk menjawab pertanyaan yang cukup ilmiah ini. 

Nah, untuk tahu jawabannya, ada dua penjelasan yang diberikan oleh NASA.

Melansir Space Place NASA, Senin (17/10/2022), alasan langit biru adalah karena cahaya matahari mencapai atmosfer bumi dan tersebar ke segala arah oleh semua gas dan partikel di udara.

Cahaya biru adalah warna yang tersebar lebih banyak daripada warna lain karena cahaya ini bergerak sebagai gelombang yang lebih pendek dan lebih kecil. Inilah sebabnya mengapa kita melihat langit yang berwarna biru hampir sepanjang waktu.

Sebelumnya, untuk mengerti mengapa langit dapat berwarna biru, kita perlu memahami konsep dari gelombang cahaya. NASA memaparkan bahwa cahaya yang berasal dari matahari adalah cahaya berwarna putih. Tetapi, cahaya itu sebenarnya terdiri atas semua spektrum warna yang berbeda, layaknya pelangi.

Cahaya matahari mencapai atmosfer bumi dan tersebar ke segala arah oleh semua gas dan partikel. Begitu pun dengan cahaya biru yang tersebar ke segala arah oleh molekul-molekul kecil di atmosfer bumi, seperti oksigen, nitrogen, dll.  

Cahaya juga memiliki energi yang bergerak dalam gelombang, atau dapat disebut gelombang energi. Sebagian cahaya bergerak dalam gelombang pendek dan “berombak”.

Adapun cahaya lainnya bergerak dalam gelombang panjang. Warna merah merupakan cahaya dengan gelombang tepanjang dan cahaya biru memiliki gelombang yang lebih pendek

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengapa Langit Berwarna Biru?

Sementara itu, terdapat anggapan bahwa langit berwarna biru karena memantulkan warna dari lautan dan samudera. Nyatanya, secara lebih lengkap NASA memaparkan bahwa cahaya matahari yang telah mencapai atmosfer bumi telah melalui penghamburan, atau pembelokkan cahaya melalui molekul yang berada di udara.

Karena cahaya matahari telah melewati semua udara ini, molekul udara menyebarkan kembali cahaya berwarna biru berkali-kali ke banyak arah.

Selain itu, permukaan Bumi juga berpengaruh dalam memantulkan dan menyebarkan cahaya. Semua hamburan ini kemudian mencampurkan semua warna bersamaan dan membuat warna putih lebih dominan dibandingkan warna biru.

Penjelasan ini didasarkan pada teori hamburan Rayleigh,atau Rayleigh Scattering yang merupakan fisikawan Inggris. Dikutip dari Nobel Prize, Lord Rayleigh memiliki penelitian yang diutamakan pada optik dan sistem getar (vibrating system), tetapi karyanya kemudian berkisar pada hampir seluruh bidang fisika yang meliputi suara, teori gelombang, hamburan cahaya, penglihatan warna, dan fotografi.

3 dari 4 halaman

Hamburan Rayleigh

Dilansir Royal Museum Greenwich, saat cahaya putih melewati atmosfer bumi, molekul udara kecil menyebabkannya tersebar.

Hamburan yang disebabkan oleh molekul udara kecil ini dikenal sebagai hamburan Rayleigh yang meningkat seiring dengan berkurangnya panjang gelombang cahaya.

Cahaya biru dan violet memiliki gelombang pendek membuatnya tersebar lebih banyak, sehingga lebih banyak cahaya biru yang dihamburkan ke mata manusia dibandingkan warna lainnya.

Pada kenyataannya, cahaya violet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dibandingkan dengan cahaya biru, dan oleh karena itu cahaya ini lebih banyak tersebar. Tetapi, mengapa langit tidak berwarna violet?

Hal tersebut dikarenakan mata manusia jauh lebih sensitif terhadap warna biru dan lebih banyak sinar matahari yang masuk ke atmosfer Bumi berwarna biru daripada warna violet.

4 dari 4 halaman

Warna Langit di Planet Lain

Di Bumi, warna langit pada umunya biru dan memudar seiring matahari terbenam. Lantas bagaimana dengan warna planet lain?

Dikutip dari Live Science, warna langit tergantung dari planetnya. Planet-planet lain tidak memiliki atmosfer persis seperti planet Bumi, sehingga langitnya akan terlihat berbeda. Contohnya di Mars, atmosfer Mars jauh lebih tipis daripada atmosfer Bumi.

Hal ini membuat kepadatan molekul udara yang rendah menyebabkan warna biru di Mars lebih samar dibandingkan di Bumi.

Sementara itu, di Uranus langit senja bertransisi dari warna biru ke biru kehijauan. Adapun di Titan, salah satu bulan Saturnus, memiliki langit yang berubah warna dari kuning ke oranye, dan menjadi cokelat saat matahari tenggelam di bawah cakrawala.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.