Sukses

Investigasi Kasus Penting, Nasib 4 Wartawan Ini Justru Berakhir Tragis

Ketika menjalankan tugas meliput kasus penting, para wartawan ini berakhir tragis karena dibunuh

Liputan6.com, Jakarta - Berprofesi sebagai wartawan rupanya tak selalu bekerja dengan melaporkan berita saja. Terutama menjadi wartawan investigasi rupanya punya risiko tinggi hingga kehilangan nyawa apalagi ketika meliput kasus penting.

Risiko diancam untuk dibunuh merupan rintangan yang kerap kali dialami oleh wartawan investigasi ketika menjalankan tugas. Dilansir dari berbagai sumber, berikut empat wartawan yang mendapatkan kekerasan hingga kehilangan nyawa saat menyelidiki kasus penting.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

1. Wartawan Slovakia tewas setelah menyelidiki kasus korupsi

Wartawan asal Slovakia, Jan Kuciak (27) dan tunangannya, Martina Kusnirova, tewas ditembak oleh mafia di rumah mereka di sebelah timur Bratislava, Slovakia. Dia tewas setelah menyelesaikan tulisannya terkait dengan korupsi yang melibatkan dugaan hubungan mafia dan pengusaha Italia di Slovakia.

Tujuh pelaku terkait pembunuhan itu sudah ditangkap. Salah satu dari mereka adalah warga Italia yang melakukan transaksi bisnis dengan pejabat yang dekat dengan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico.

Tak berapa lama pasca kejadian pembunuhan itu, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengundurkan diri. Sudah berminggu-minggu, posisi Robert Fico berada dalam fase kritis dan mau tak mau, ia juga terseret dalam krisis politik yang dipicu oleh pembunuhan Jan Kuciak pada Februari 2018.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

3 dari 5 halaman

2. Wartawan wanita Bulgaria tewas setelah selidiki kasus korupsi

Seorang wartawan wanita asal Bulgaria, Viktoria Marinova, tewas dibunuh sekaligus diperkosa. Wartawan investigasi tersebut ditemukan tewas di sebuah taman di kota Ruse, dekat aliran Sungai Danube. Menurut dugaan sementara, ia tewas setelah terlibat dalam penyelidikan dugaan korupsi yang melibatkan dana Uni Eropa.

Namun menurut Menteri Dalam Negeri Bulgaria Mladen Marinov, tidak ada buki yang menunjukkan kalau pembunuhan itu terkait dengan tulisannya. "Ini tentang pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada bukti dia diancam," kata Menteri Marinov.

4 dari 5 halaman

3. Wartawan senior Arab Saudi dibunuh

Wartawan senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi, yang hilang di konsulat Saudi di Istanbul, Turki, tewas dibunuh. Saat itu, dia ditunggui oleh sang tunangannya di luar gedung namun tidak keluar hingga kantor konsulat ditutup.

"Dia disiksa secara brutal, dibunuh, dan dipotong-potong," kata kepolisian Turki. Sumber tersebut juga mengatakan semua proses direkam untuk membuktikan bahwa misi telah selesai.

Pejabat Turki juga membenarkan informasi tersebut. Menurutnya, yang tak disebutkan namanya, Khashoggi memang telah dibunuh dan mayatnya telah dipindahkan keluar gedung.

"Berdasarkan pemeriksaan awal polisi Turki, Khashoggi telah dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul. Kami yakin pembunuhan itu direncanakan dan mayatnya telah dipindahkan keluar dari konsulat," kata pejabat tersebut.

Pembunuhan ini diduga kuat dilakukan karena Khashoggi kerap mengeluarkan kritik keras terhadap rezim Saudi. Dia sendiri merupakan mantan penasihat pemerintah yang pergi ke pengasingan di Amerika Serikat untuk menghindari kemungkinan ditangkap pihak berwenang Saudi.

5 dari 5 halaman

4. Wartawan Indonesia tewas jaman Orde Baru

Fuad Muhammad Syafruddin (32) akrab dipanggil Udin. Salah seorang wartawan Surat Kabar Harian (SKH) Bernas terbit di Yogyakarta menjadi tumbal di rezim Orde Baru. Ia tewas dianiaya oleh orang tak dikenal di sekitar rumahnya. Udin tewas karena tulisannya mengusik penguasa kala itu Bupati Bantul Sri Roso Sudarmo, tentara berpangkat kolonel.

Sri Roso dihukum 9 bulan penjara pada 2 Juli 1999. Dia dinyatakan bersalah atas kasus suap Rp 1 miliar kepada Yayasan Dharmais, yayasan yang dikelola Presiden Soeharto. Uang itu dijanjikannya sebagai imbalan bila diangkat kembali sebagai bupati Bantul 1996-2001. Pernyataan itu dituangkan dalam surat bersegel dikirim ke yayasan ditandatangani oleh R Noto Suwito yang tak lain adalah adik Soeharto.

Beberapa tulisan Udin mengkritisi kekuasaan Orde Baru dan militer. Tulisan yang cukup menyengat di antaranya '3 Kolonel Ramaikan Bursa Calon Bupati Bantul', 'Soal Pencalonan Bupati Bantul: banyak 'Invisible Hand' Pengaruhi Pencalonan', 'Di Desa Karangtengah Imogiri, Dana IDT Hanya Diberikan Separo' dan 'Isak Tangis Warnai Pengosongan Parangtritis'.

Reporter

Fellyanda Suci Agiesta

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.