Sukses

Karena Ngompol di Celana, Bocah Ini Ditinggal Orangtua di Hutan

Pasangan asal Minnesota tega tinggalkan putra mereka sendirian di tengah-tengah hutan sebagai hukuman karena pipis di celana.

Liputan6.com, Jakarta - Memang menjadi tugas orangtua untuk mengurus anak, walaupun terkadang tingkah para bocah bikin jengkel. Tapi menjadi kewajiban bagi orangtua untuk membesarkan anak dengan baik.

Namun, kedua orangtua asal Minnesota ini rupanya bukan contoh yang baik untuk diikuti para orangtua lainnya. Karena putra mereka melakukan kesalahan, pasangan ini berikan hukuman kelewat batas pada anak mereka.

Gara-gara pipis di celana, pasangan Lynda Michel dan Gregory Wilson tega meninggalkan putra mereka yang baru berusia 5 tahun di tengah hutan.

Aksi itu mereka putuskan untuk memberikan putra mereka hukuman. Namun, setelah beberapa menit meninggalkan putra mereka di hutan, Michel dan Wilson tak bisa menemukannya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditemukan polisi

Insiden ini dilaporkan terjadi pada Selasa (28/8/2018), polisi mendapat laporan dari seorang pengendara motor bahwa mereka menemukan balita sendirian dan sambil menangis di hutan.

"Ayah dan ibuku telah menurunkanku karena aku telah nakal," kata sang bocah kepada polisi. Saat bocah itu ditemukan polisi, kedua orangtuanya masih sibuk mencari putra mereka.

Setelah polisi memeriksa keadaan bocah itu, mereka menemukan banyak luka lebam pada peunggung dan bagian bokong. Dari situ, polisi melihat adanya indikasi kekerasan yang dialami bocah tersebut.

Karena tak kunjung menemukan putra mereka, pasangan itu kemudian datang untuk membuat laporan. Polisi yang telah menemukan bukti kekerasan kepada anak pasangan tersebut, sempat menanyakan hal itu kepada orangtua.

Saat ditanya polisi, Wilson mengaku kerap memukul putra mereka. Pengakuan orangtua bocah itu akhirnya membuat polisi memberikan dakwaan pidana kejahatan terhadap anak kepada orangtua. Sedangkan bocah itu diserahkan pada rumah perlindungan anak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.