Sukses

Super Jenius, Bocah Ini Masuk Kuliah di Usia 8 Tahun

Meski usianya masih 8 tahun, bocah asal Belgia mulai mempersiapkan dirinya untuk masuk ke universitas.

Liputan6.com, Jakarta - Selain kekayaan dan penampilan yang menawan sejak lahir, sebagian besar orang juga ingin mendapatkan anugerah kecerdasaan.

Ya, untuk menjadi orang yang lebih berbudi dan pintar, tak sedikit orang menempuh sekolah setinggi mungkin sampai waktu yang lama. Tak dapat dipungkiri juga bahwa bagi sebagaian orang, menjadi pintar merupakan kebanggaan tersendiri maupun keluarga, agar dipandang hormat.

Oleh karena itu, beruntunglah orang-orang yang mendapatkan anugerah dengan menjadi pintar sejak lahir. Seperti Laurent Simons dari Belgia merupakan salah satu anak terpintar di dunia.

Di usianya yang belum genap 10 tahun, bocah itu telah mendapat diploma tertinggi yang biasa ditempuh oleh siswa berusia 18 tahun. Simons sendiri memang dikenal bocah jenius. Meski usianya baru 8 tahun, namun ia memiliki IQ 145.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Punya banyak cita-cita untuk masa depannya

Menurut laporan yang diwartakan Metro, Simons sebenarnya membutuhkan waktu enam tahun untuk menyelesaikan sekolah menengahnya. Ternyata bocah itu menyelesaikan sekolah jauh lebih cepat dari yang dianjurkan dengan waktu sampai 18 bulan saja.

Setelah menyelesaikan sekolah dengan cepat, Simons mendapat waktu dua bulan liburan sebelum masuk universitas.

Dalam laporan BBC, Laurent mengatakan untuk bercita-cita menjadi ahli bedah dan astronot. Namun, bocah itu masih bimbang dengan apa yang akan ia lakukan di masa depan. Simons sempat berpikir untuk lebih mendalami komputer.

Ya, tentu dengan kerja kerasnya dilengkapi bersama kecerdasannya, bukan menjadi tak mungkin bagi Simons untuk mencapai cita-cita yang ia impikan.

3 dari 3 halaman

Diberikan pilihan untuk menjadi apapun yang disuka

Ayah Simons pernah mengatakan bahwa putranya memang cerdas sejak kecil. Namun, ia mengalami kesulitan untuk bermain bersama anak-anak lain. Anak-anak seusianya seharusnya terbiasa dengan bermain atau punya perhatian yang besar terhadap mainan, namun simons berbeda dari anak-anak seusianya.

Saat melakukan sesi wawancara bersama stasiun radio Belgia, Simons mengatakan bahwa mata pelajaran favoritnya yakni matematika.

"Karena itu sangat luas, ada statistik, geometri, alegbra," ujar bocah itu.

Meski sang anak tampaknya masih kebingungan memilih mana profesi yang akan ia pilih saat sudah besar nanti. Tapi ayahnya tak keberatan dengan pilihan apapun.

"Jika nanti ia memutuskan untuk menjadi tukang kayu, itu tidak akan menjadi masalah buat kami, asalkan dia bahagia," lanjut ayahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.