Sukses

Dolar AS Jadi Alat Pembayaran di Pasar Tradisional Kali Seko

Mata uang Dolar Amerika menjadi alat pembayaran dan sangat laku di negara Indonesia

Citizen6, Kefamenanu Mata uang Dolar Amerika menjadi alat pembayaran dan sangat laku di negara Indonesia, dalam transaksi jual beli di sebuah pasar perbatasan Kali Seko, terletak di ujung perkampungan Aplal desa Tasinifu kecamatan Mutis, tapal batas Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Oekusi wilayah Enklave Timor Leste, sekitar 70 kilometer sebelah barat kota Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
 
Sementara dalam Districk Ambenu Oecusse Timor Leste yang berbatasan langsung dengan kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, mata uang rupiah sangat tidak laku di pasaran lantaran belum tersedianya tempat penukaran uang (money changer), sehingga transaksi jual beli yang memberlakukan mata uang Dolar Amerika ini masih terus terjadi di pasar perbatasan Kali Seko.
 
Di ujung perkampungan Aplal desa Tasinifu kecamatan Mutis ini, terdapat aktifitas warga dua negara yang membuka pasar untuk berjualan, tepat di anak sungai yang membelah batas negara Timor Leste dan Indonesia. Aktifitas berlangsung setiap akhir pekan.
 
Berawal dari pertemuan kecil dan saling tukar menukar barang antar warga dua negara di sungai Seko, akhirnya dibukalah pasar tradisional di tepi sungai atas insiatif warga kedua negara itu.
 
Pasar tradisional yang sudah berjalan bertahun-tahun ini, dinilai warga sangat menguntungkan, karena transaksi jual beli di sana berjalan lancar tanpa ada pemungutan pajak dan tanpa sekat yang membatasi satu etnis yang berbeda kewarganegaraan serta pengawasan pihak keamanan dari dua negara.
 
Dagangan yang dijual warga dua negara inipun bermacam-macam dengan harga yang bervariasi pula. Sembako dari Indonesia laris dibeli warga Timor Leste begitupun sebaliknya. Transaksi jual beli barang di pasar tradisional ini memberlakukan dua jenis mata uang, yakni dolar amerika dan rupiah.
 
Warga kampung Leluf dan Pune Timor Leste berbelanja dengan menggunakan uang dolar Amerika ke warga Kampung desa Tasinifu Indonesia, sebaliknya warga desa Tasinifu Indonesia berbelanja ke warga Timor Leste dengan menggunakan uang rupiah.
 
Uniknya usai bertransaksi, warga dua negara ini kembali saling menukar dua mata uang diantara mereka sendiri.
 
Warga dua negara yang dimintai pendapatnya, mengaku sangat senang terlibat dalam aktifitas pasar tradisional yang berlangsung di pinggir sungai Seko. Pasalnya mereka tidak kesulitan dalam transaksi pertukaran uang.
 
Jasintu Kelu, warga asal Oecusee Timor Leste mengaku uang dolar sangat diterima warga desa Tasinifu Indonesia, begitupun sebaliknya.
 
Pedagang asal desa Tasinifu Indonesia, Petronela Feka mengatakan selama ini ia melayani pembeli dari Timor Leste menggunakan uang dolar dan pertukaran mata uang dua negara ini berlangsung di pasar itu juga. Selain itu pasar tradisional ini juga merupakan ajang pertemuan antara warga dua negara yang masih memiliki kesamaan budaya dan adat istiadat.
 
Pantauan wartawan, pedagang asal beberapa desa terdekat dengan districk Oecusse Timor Leste, sebagian besar memegang uang dolar Amerika yang  dipakai belanja warga Timor Leste. Mata uang dolar yang tidak dipakai di Indonesia justru dikagumi warga desa Tasinifu Indonesia.
 
Ramainya aktifitas di pasar tradisional ini, mengakibatkan peningkatan penggunaan mata uang asing di kawasan ini oleh penduduk Timor Leste maupun penduduk Indonesia. Diharapkan petugas bea cukai perlu melakukan pengawasan terhadap kegiatan pasar perbatasan dengan tujuan agar arus transaksi yang ada berjalan dan tidak menggeser peran mata uang rupiah.
 
Pengirim:
Juven Madika

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini