Sukses

Cek Fakta: Hoaks China Minta Persetujuan Habisi 20 Ribu Pasien Virus Corona

Klaim yang menyebut China minta persetujuan habisi 20 ribu pasien Virus Corona adalah hoaks. Baca selengkapnya di Cek Fakta Liputan6.com:

Liputan6.com, Jakarta - Kabar bombastis terkait penyebaran Virus Corona (2019-nCoV) beredar di internet. Salah satunya situs ab-tc.com yang mempublikasikan artikel berjudul China seek for court’s approval to kill the over 20,000 coronavirus patients to avoid further spread of the virus pada 5 Februari 2020.

Artikel tersebut mengklaim, lembaga peradilan tertinggi Tiongkok, Mahkamah Agung diharapkan mengeluarkan persetujuan atas permohonan pembunuhan massal pasien Virus Corona di China, sebagai cara untuk mengendalikan penyebaran virus mematikan tersebut. Permohonan dijadwalkan keluar pada hari Jumat.

Diklaim bahwa alasan yang diajukan pihak pemohon adalah China kehilangan banyak paramedis akibat 2019-nCoV, setidaknya ada 20 dokter dan perawat yang terinfeksi setiap harinya.

Artikel tersebut juga mengklaim, pihak Beijing berpendapat para pasien yang dirawat di rumah sakit dalam kondisi 'kematian yang tertunda' dan bisa menginfeksi orang-orang lain di rumah sakit.

Berikut isi lengkap artikel tersebut:

The highest level of court in Chhina, Supreme People’s Court, is expected to give an approval on Friday for the mass killing of coronavirus patients in China as sure means of controlling the spread of the deadly virus.

The State tells the court that China is on the verge of losing its health workers to Coronavirus as at least 20 health workers contract the virus daily.

The State argues that coronavirus patients admitted at hospitals only have their deaths delayed and infect many others while receiving care at the hospital.

China has been under criticism for human rights violations and organizations have questioned China’s approach in dealing with the Coronavirus outbreak and it is believed the country has already killed many of its coronavirus patients.

The State mentioned in a document to the court that the country may lose its entire citizens if the few affected patients do not sacrifice their lives to save health workers and a billion others as there is no hope in sight in the fight against the virus.

The World Health Organization (WHO) has said it needs $1 billion to fight coronavirus outside China.

Countries around the world are starting to cut ties with China and pull their citizens out of the crisis-hit Hubei region, where the virus emerged in the city of Wuhan.

Hong Kong’s leader today held a press conference during which she wore a face mask and said the city would stop all high-speed trains and ferries to the mainland, halve the number of flights and stop giving visas to visitors from China.

Thirteen cases around the world have confirmed the coronavirus is spreading from person to person outside of China among people who have not visited the country.

Benarkah klaim yang disebutkan bahwa China meminta persetujuan untuk menghabisi 20 ribu pasien untuk mengendalikan wabah Virus Corona (2019-nCoV)? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Berdasarkan penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, tak ada media arus utama (mainstream) lain yang memuat kabar tersebut, selain ab-tc.com.

Pencarian di Google Search dengan kata kunci 'china seek approval to kill coronavirus patients' justru mengarah ke sejumlah artikel yang membantah klaim tersebut.

Salah satunya adalah artikel berjudul, Is China Seeking Approval to Kill 20,000 Coronavirus Patients? yang dimuat situs pencari fakta Snopes.com pada 6 Februari 2020.

Snopes.com menyoroti kredibilitas situs ab-tc.com alias City News. Yakni, situs tersebut penuh dengan 'berita sampah termasuk soal restoran kanibal -- yang terbukti hoaks -- dan klaim sesat bahwa Pangeran Andrew bunuh diri -- putra Ratu Elizabeth II itu masih hidup hingga saat ini. 

ab-tc.com juga memuat misinformasi tentang 2019-nCoV, hingga Pemerintah Singapura pada 30 Januari 2020 mengeluarkan pernyataan yang membantah klaim tersebut.

Snopes.com juga mempertanyakan nama reporter yang ab-tc.com melaporkan berita tersebut. Di dalam artikel hanya tertulis 'Local Correspondents' di kolom penulis. 

Cek fakta yang dilakukan situs India Today's Anti-Fake News War Room (AFWA) juga membantah klaim tersebut.

Dalam artikel berjudul, Fact Check: No, China has not sought permission to kill 20,000 coronavirus patients yang dimuat pada 7 Februari 2020 menyebut, tak ada bukti sahih yang mendukung klaim tersebut. Tak ada media lain yang memuat hal serupa.

India Today juga mengecek domain situs ab-tc.com. Selain nama provinsi, tak ada alamat kantor, nama kota, alamat surel (email), dan data lainnya.

Dan, meski situs tersebut bermarkas di Guandong, China, konten-kontennya kebanyakan kontennya ditulis di Amerika Serikat.

"Jadi, jelas bahwa konten dalam situs ini, dalam kasus tersebut, tidak bisa diandalkan dan mencurigakan," demikian dikutip dari India Today.

 

Cek Fakta: Hoaks China Minta Persetujuan Bunuh 20 Ribu Pasien Virus Corona (whoisology.com)

 

 

Selain keabsahan situs ab-tc.com, klaim bahwa para pasien positif Virus Corona (2019-nCoV) dalam status 'kematian yang tertunda' juga dipertanyakan.

Seperti dikutip dari JHU CSSE pada Senin 10 Februari 2020 pukul 13.50 WIB, ada 40.536 kasus positif nCoV di seluruh dunia, mayoritas yakni 40.160 kasus ada di China.

Jumlah kematian akibat virus corona baru adalah 910 jiwa, sementara yang berhasil pulih mencapai 3.378. Bisa dilihat bahwa prosentase yang sembuh lebih besar daripada yang meninggal dunia. 

 

Data penyebaran Virus Corona 2019-nCov pada Senin 10 Februari 2020 pukul 13.50 WIB (JHU CSSE )

3 dari 4 halaman

Kesimpulan Klaim

Klaim yang diunggah situs ab-tc.com bahwa China meminta persetujuan untuk menghabisi 20 ribu pasien untuk mengendalikan wabah Virus Corona (2019-nCoV) sama sekali tidak disertai bukti pendukung, khususnya soal dokumen pengadilan.

temuan para pencari fakta dari sejumlah negara juga membantah klaim tersebut, salah satunya karena reputasi situs ab-tc.com yang beberapa kali menyebar berita hoaks sebelumnya. 

Dan, seandainya benar China sedang meminta persetujuan MA untuk habisi 20 ribu pasien 2019-nCoV, mengapa kabar segawat itu hanya diunggah oleh ab-tc.com? 

 

Data: Eka M

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini