Sukses

Barcelona Ambyar Lawan Real Madrid, Xavi Ungkap Penyebab Utama Gara-Gara Kehilangan Pemain Ini

Xavi menegaskan Barcelona kehilangan seorang prajurit yang menjadi nyawa dari permainan tim. Pemain ini ibarat jiwa dari permainan Barca dan itu tak ada saat lawan Real Madrid.

Liputan6.com, Barcelona- Barcelona kalah telak 1-4 dari Real Madrid pada final Piala Super Spanyol yang berlangsung di stadion King Saud University beberapa waktu lalu. Tiga gol dari Vinicius Jr dan Rodrygo benamrkan Barca di laga final.

Madrid pun melenggang menjadi juara Piala Super Spanyol 2024. Ini menjadi gelar pertama bagi klub berjulukan Los Blancos itu.

Pelatih Barcelona, Xavi Hernandez menyaksikan kekalahan telak lawan rival bebuyutan nyaris tanpa ekspresi. Dia merasa Barca sudah kehilangan seorang "prajurit" yang harusnya bisa redam Madrid di laga itu.

Pemain yang dimaksud Xavi yaitu Gavi. Seperti diketahui, Gavi cedera panjang saat membela Timnas Spanyol dan mungkin butuh waktu yang lama untuk perawatan.

"Kami kehilangan jiwa kepemimpinan Gavi, hatinya. Cedera Gavi itu seperti menusuk hati. Dia jiwa dari tim ini. Itulah faktanya," kata Xavi seperti dikuti Football Espana.

Gavi memang baru berusia 19 tahun. Namun sejak dipromosikan ke tim senior, Gavi selalu memberikan yang terbaik untuk Barcelona dan kerap mendapatkan julukan "preman" Barca karena permainan kerasnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Xavi Tetap Penuh Ambisi

Xavi tetap memandang sisa musim di Barcelona dengan optimistis. Meski banyak rumor yang menyebut nasibnya ditentukan 2-3 laga lagi, Xavi malah ingin meraih trofi lebih banyak dibandingkan musim lalu.

"Saya di sini jadi pelatih karena target sudah tercapai. Barcelona membujuk saya di Qatar dan menyebut target saya hanya posisi 4 besar, tapi kami finis di posisi kedua di musim pertama," ujarnya.

"Tahun lalu, target kami memenangkan La Liga dan kami menangkan gelar itu, juga Piala Super Spanyol. Tahun ini, memenangkan gelar juara lagi, kami gagal di Piala Super Spanyol dan saya minta maaf. Tapi target lolos ke 16 besar Liga Champions, itu tercapai. Kini kami masih mengejar tiga gelar Copa del Rey, la Liga dan Liga Champions."

 

3 dari 5 halaman

Barcelona Lebih Dekat dengan Sukses Bukan Kalah

 

Xavi mengingatkan, Barcelona musim ini tidak terlalu buruk. Meski tertinggal dari Girona dan Real Madrid di La Liga, Xavi antarkan Barca lolos ke-16 besar Liga Champions.

"Kami lebih dekat dengan kesuksesan daripada kekalahan. Itu sebuah pesan agar tetap berpikir positif," ujarnya.

 Barcelona akan menghadapi Unionistas de Salamanca pada babak 16 besar Copa del Rey Kamis atau Jumat (19/1/2024) dini hari WIB. Sedangkan di Liga Champions, Barcelona hadapi Napoli.

4 dari 5 halaman

Reaksi Aneh Xavi Hernandez

Barcelona kalah telak 1-4 dari Real Madrid pada final Piala Super Spanyol di stadion King Saud University, Senin (15/1/2024). Madrid bombardir Barcelona lewat 3 gol dari Vinicus dan satu gol Rodrygo.

Sedangkan Barcelona hanya mencetak 1 gol lewat Robert Lewandowski. Vinicius jadi bintang usai mencetak 3 gol di babak pertama pada menit ke-7, 10 dan 39.

Kalah 0-3 di babak pertama membuat Xavi Hernandez langsung beri teguran keras ke pemain-pemainnya. Namun seperti dilansir Football Espana, reaksi berbeda diperlihatkan Xavi usai pertandingan.

Saat itu, Barcelona dipastikan kalah 1-4 dari Real Madrid. Pemain sudah siap-siap untuk disemprot Xavi di ruang ganti atau istilahnya hairdryer treatment.

Namun Xavi malah melakukan pendekatan yang lunak, tak seperti saat melawan Almeria Desember lalu. Xavi malah dikabarkan tidak bicara dengan pemain sama sekali usai pertandingan.

Xavi dan presiden Joan Laporta tak bicara apapun kepada pemain Barcelona. Barca akan kembali berlatih pada Selasa (16/1/2024) hari ini waktu setempat dan Xavi mungkin akan bicara kepada pemain.

5 dari 5 halaman

Xavi Pelatih Terbaik Keempat di 2023

Meski kurang meyakinkan musim ini, Xavi tetap dianggap sebagai salah satu pelatih berpengaruh di dunia. Ini terbukti dari hasil voting pelatih terbaik versi FIFA.

Voting dilakukan oleh kapten dan para pelatih klub seluruh dunia. Pep Guardiola sudah diduga meraih predikat pelatih terbaik.

Sedangkan posisi kedua diraih Luciano Spaletti. Simone Inzaghi meraih posisi 3 meski mendapatkan voting sama 12 poin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.