Daftar Tuan Rumah Penyelenggara Piala Eropa dari Masa ke Masa, Euro 2021 Paling Beda

Seperti dilansir Metro, 11 stadion yang tersebar di penjuru Eropa ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Hal tersebut diakibatkan karena peraturan yang berbeda di tiap kota serta melihat situasi dan kondisi perkembagnan Covid-19 di negara tersebut. Berikut kapasitas venue pertandingan Euro 2020 di 11 kota dan 11 negara:

-          Stadion Olimpico, Roma (Italia) – 25 persen kapasitas

-          Olympic Stadium, Baku (Azerbaijan) – 50 persen kapasitas

-          Krestovsky Stadium, Saint Petersburg (Rusia) – 50 persen kapasitas

-          Johan Cryuff Arena, Amsterdam (Belanda) – 25 persen kapasitas

-          Parken Stadium, Kopenhagen (Denmark) – 25 persen kapasitas

-          Arena Nationala, Bucharest (Rumania) – 25 persen kapasitas

-          Puskas Arena, Budapest (Hungaria) – 100 persen kapasitas

-          Wembley Stadium, London (Inggris) – 25 persen kapasitas

-          Hampden Park, Glasgow (Skotlandia) – 25 persen kapasitas

-          La Cartuja, Sevilla (Spanyol) – 30 persen kapasitas

-          Allianz Arena, Munchen (Jerman) – 20 persen kapasitas

UEFA bukan tanpa alasan menambahkan jumlah tuan rumah pada edisi Euro 2020. Semua ini berawal dari ide “gila” eks Presiden UEFA, Michel Platini untuk membuat sesuatu yang berbeda saat kejuaraan paling bergengsi di daratan Eropa itu berulang tahun Ke-60.

Platini ingin ada sesuatu yang berbeda tetapi menyegarkan bagi penikmat sepak bola. Alhasil, ide untuk menambah tuan rumah diamini oleh Komite Eksekutif UEFA pada 2013 dan tersajilah hal yang baru pada ajang Euro 2020 tahun ini.

Selain itu, eks Sekretaris Jenderal UEFA yang kini menjabat Presiden FIFA, Gianni Infantino pernah mengatakan dirinya sangat setuju terhadap ide yang dibuat Platini. Menurutnya hal tersebut dapat meringankan beban tuan rumah dan memangkas banyak biaya.

“Pada 2012, Euro yang berlangsung di Polandia dan Ukraina berlangsung fantastis. Namun, dibalik hal tersebut, kedua negara itu harus menggelontorkan banyak dana dalam segala hal. Mulai dari infrastruktur, transportasi, hingga renovasi stadion,” tuturnya seperti dilansir The Athletic.

“Dengan tidak terpusatnya kompetisi, bakal memberikan kemudahan bagi negara kecil untuk menjadi tuan rumah. Sebab, mereka tidak perlu menggelontorkan banyak biaya,” tambahnya.

Kompetisi empat tahunan ini resmi bergulir untuk mengenang jasa Sekretaris Jenderal pertama UEFA, Henri Delaunay. Kompetisi yang berlangsung di Perancis pada pertengahan bulan Juli 1960 itu awalnya hanya menggunakan format 4 tim saja.

Namun, seiring berjalannya waktu, kompetisi yang akrab dikenal sebagai Piala Eropa ini mulai kebanjiran partisipan.  Sehingga, UEFA dari waktu ke waktu mulai menambah kuota tim yang berlaga di putaran final. Mulai dari 8 tim pada 1980, 16 tim pada 1996 dan 24 tim pada 2016.

Selain itu, dengan semakin banyaknya negara yang tampil di putaran final, membuat penentuan tuan rumah perhelatan Euro semakin beragam. Sehingga, banyak negara yang berlomba-lomba menjadi tuan rumah agar dapat lolos ke putaran final tanpa bersusah payah.

Terlepas dari hal tersebut, berikut daftar tuan rumah Euro dari waktu ke waktu:

-          Perancis (1960)

-          Spanyol (1964)

-          Italia (1968)

-          Belgia (1972)

-          Yugoslavia (1976)

-          Italia (1980)

-          Perancis (1984)

-          Jerman Barat (1988)

-          Swedia (1992)

-          Inggris (1996)

-          Belgia dan Belanda (2000)

-          Portugal (2004)

-          Austria dan Swiss (2008)

-          Polandia dan Ukraina (2012)

-          Perancis (2016)

-          Azerbaijan, Belanda, Denmark, Hungaria, Inggris, Italia, Jerman, Rumania, Rusia, Skotlandia, Spanyol (2020)