Sukses

6 Efek Negatif Kebiasaan Tidur Setelah Makan bagi Kesehatan

Hampir kebanyakan orang, memilih untuk langsung tidur beberapa saat setelah makan. Benar saja, setelah makan memang kerap membuat rasa kantuk sering melanda.

Liputan6.com, Jakarta - Hampir kebanyakan orang, memilih untuk langsung tidur beberapa saat setelah makan. Benar saja, setelah makan memang kerap membuat rasa kantuk sering melanda. Namun, kebiasaan buruk ini tidaklah dianjurkan secara medis. Hal ini dikarenakan tidur setelah makan dapat memicu sederet penyakit yang mengganggu bahkan membahayakan kesehatan.

Perlu diketahui bahwa, kebiasaan buruk tidur setelah makan rupanya dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Makanan tinggi kalori dan karbohidrat adalah makanan yang bisa menimbulkan rasa kantuk.

Tidur setelah makan merupakan sesuatu yang tidak baik bagi kesehatan karena dapat menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan dan masalah-masalah kesehatan lainnya. Pastikan memberi jeda setelah makan.

Usahakan jarak antara tidur dengan makan sekitar 1-2 jam setelah makan, baru boleh tidur. Ketika di malam hari kamu terbangun dari tidur karena lapar, kamu bisa mengonsumsi sereal gandum atau kue kering.

Berikut dampak buruk tidur setelah makan bagi kesehatan yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (6/3/2020).

 

Simak video pilihan di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Bikin Berat Badan Naik

Dampak buruk tidur setelah makan bagi kesehatan pertama dapat membuat berat badan naik. Tidur setelah makan dapat memicu kenaikan berat badan, terlebih saat malam hari. Ketika malam hari, seseorang lebih menyukai konsumsi makanan tinggi kalori dan tidak dipergunakan sebagai sumber energi.

Jumlah kalori berlebih dapat menjadi lemak yang menyebabkan bertambahnya berat badan. Jadi, bukan waktu makan yang dapat memengaruhi berat badan melainkan apa yang dikonsumsi sebelum tidur.

 

3 dari 7 halaman

2. Gangguan Tidur

Kebiasaan tidur setelah makan juga dapat memengaruhi kualitas tidur kamu di malam hari. Konsumsi makanan berat atau tinggi lemak dapat membuat kembung dan nyeri perut sehingga kamu gelisah dan sulit tidur. Begitu juga dengan konsumsi makanan pedas yang dapat memicu kenaikan asam lambung dan kekambuhan Gerd.

 

4 dari 7 halaman

3. Gerd

Gastroesophageal Reflux Disease (Gerd) disebabkan oleh katup antara perut dan kerongkongan yang tidak menutup. Kondisi ini memungkinkan asam lambung kembali ke tenggorokan sehingga menyebabkan sensasi terbakar.

Apabila kamu memiliki kebiasaan tidur setelah makan, maka akan memperburuk kondisi ini. Jika tidak segera diobati, maka asam lambung yang masuk ke kerongkongan dapat merusak selaput lendir.

 

5 dari 7 halaman

4. Memicu Penyakit Diabetes Mellitus

Dampak buruk tidur setelah makan berikutnya adalah dapat memicu penyakit diabetes mellitus. Hal ini dikarenakan makan langsung tidur dapat menyebabkan penumpukan lemak dalam tubuh, khususnya perut.

Lemak pada perut ini berbahaya dan berhubungan dengan resistensi insulin yang mengganggu metabolisme gula. Hal ini mengakibatkan diabetes mellitus atau penyakit gula darah.

 

6 dari 7 halaman

5. Stroke

Langsung tidur setelah makan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke. Studi di Fakultas Kedokteran Universitas Ioannina, Yunani yang melibatkan 250 individu dengan riwayat stroke dan 250 individu dengan riwayat serangan jantung. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa risiko stroke paling rendah pada individu yang menunggu lebih lama untuk tidur setelah waktu makan terakhir.

Para pakar belum bisa menjelaskan dengan pasti, tapi diperkirakan asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat memicu henti napas saat tidur. Kondisi ini, yang juga disebut sleep apnea, diketahui berhubungan dengan stroke. Teori lain menyebutkan bahwa proses pencernaan dan efeknya terhadap tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol memengaruhi risiko seseorang mengalami stroke.

 

7 dari 7 halaman

6. Nyeri Ulu Hati

Tidur setelah makan dapat menyebabkan nyeri ulu hati, terutama pada penderita penyakit asam lambung atau GERD. Otot yang membatasi lambung dengan tenggorokan berfungsi untuk membuka hanya pada saat menelan dan kemudian menutup kembali.

Pada orang dengan riwayat penyakit asam lambung, bagian otot ini cenderung tidak berfungsi dengan baik, sehingga asam lambung mudah naik kembali.

 

Disadur dari Hot Liputan6 (Nisa Mutia Sari/Nanang Fahrudin, published 6/3/2020)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.