Sukses

Bisikan Messi ke Pelatih Argentina Dianggap Masih Wajar

Lionel Messi dianggap telah mengintervensi tugas pelatih Argentina, Jorge Sampaoli.

Liputan6.com, Jakarta - Lionel Messi dituding telah mengintervensi keputusan pelatih Argentina, Jorge Sampaoli, saat timnya bertemu Nigeria, Rabu (27/6/2018). Namun menurut mantan pemain Rangers, Barry Ferguson, tingkah tersebut masih dalam batas wajar untuk dilakukan.

Messi menjadi bintang dalam laga itu dengan satu golnya pada menit ke-14. Berkat itu, Argentina berhasil mengungguli The Super Eagles dengan skor 2-1 dan dinyatakan lolos ke babak 16 besar.

Di tengah-tengah pertandingan, ia kedapatan sedang memberikan instruksi kepada Sampaoli. Menurut laporan yang beredar, ia meminta sang pelatih untuk memasukkan pemain bintang Albiceleste lainnya, Sergio Aguero.

Hal tersebut tentu tidak wajar di mata publik karena Messi telah mengambil tugas Sampaoli, dan menganggap pemain Barcelona itu sudah kelewatan. Tetapi menurut Ferguson, perilaku tersebut masih berada di batas kewajaran.

"Di mata saya, dia melakukan apa yang harus dilakukan untuk memimpin Argentina ke sisi paling ujung dari permainan dunia," tulis Ferguson dalam kolom khusus di Daily Record.

"Itu bukan ego yang tak terkendali. Itu adalah rasa keputusasaan untuk meraih kesuksesan di kesempatan akhir. Dan saya mungkin semakin mengaguminya sekarang," lanjutnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teringat Dirinya di Skotlandia

Kejadian tersebut juga membuat Ferguson mengenang apa yang Paul Lambert lakukan kala masih aktif sebagai pemain dulu. Ia mengaku pernah melakukan hal yang serupa terhadap pelatihnya, Berti Vogts, kala membela Skotlandia melawan Kepulauan Faroe.

"Saya dengan jelas mengingat saat berjalan keluar lapangan pada jeda babak pertama dengan kondisi tertinggal 0-2, dan meyakini bahwa kami sedang berada di tengah bencana nasional," tambahnya.

"Lalu kami masuk ke ruang ganti dan Wee Berti terlihat seperti kelinci di tengah sorotan. Benar-benar terpukul. Lalu Tommy Burns bangkit dan membuat ledakan. Setelah Tommy, Paul Lambert pun mengambil alih sebagai pemain berpengalaman di skuat. Lalu saya pun tersadar," pungkasnya.

Skotlandia sendiri pada edisi kali ini gagal melewati fase kualifikasi dan tak bisa tampil di Rusia. Mereka hanya mampu bertengger di posisi tiga grup F dan tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen, Inggris.

Sumber: Bola.net

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.