Sukses

Semata Faktor Uang, Van Gaal Tolak Wacana Europa Super League

Ide awal Europa Super League adalah, menggabungkan tim-tim terbaik Eropa dalam satu turnamen dengan format kompetisi penuh.

Liputan6.com, Manchester - Manajer Manchester United (MU), Louis Van Gaal menolak gagasan kompetisi baru bertajuk European Super League (ESL). Belakangan, wacana tersebut meluas menyusul dugaan pertemuan rahasia antara para petinggi klub-klub Eropa di London.

Ide awal Europa Super League adalah, menggabungkan tim-tim terbaik Eropa dalam satu turnamen dengan format kompetisi penuh. Pemikiran menggerlar ESL muncul lantaran format Liga Champions butuh penyegaran dan membuat tim menjadi lebih kompetitif.

Tapi pandangan tersebut tidak sependapat dengan Van Gaal. Dia merasa kompetisi tersebut hanya menguntungkan tim-tim besar dan lebih berorientasi pada uang. Van Gaal melihat, kecil kemungkinan tim-tim kecil untuk berpartisipasi di ESL.

 

Baca Juga

  • Bos Manor: Rio Haryanto Pembalap Berbakat dan Cerdas
  • Vettel Tercepat, Rio Haryanto Tanpa Catatan Waktu
  • Mantan Striker Chelsea Ini Mulai 'Alergi' Lapangan Sintetis

"Olahraga harus selalu berada dalam tempat terbaiknya. Ide itu (ESL) sampah. Saya selalu mengatakan itu, ketika berbicara kompetisi tidak selalu melibatkan tim besar," ujar Van Gaal dilansir dari The Guardian.

Pelatih asal Belanda ini meyakini, ESL dimunculkan karena motif finansial semata. "Olahraga hakikatnya meraih kemenangan, bukan menempati posisi kedua atau bahkan ketika (dengan imbalan hadiah)," tegas mantan pelatih Barcelona ini.

 

Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri  sepakat dengan Van Gaal yang menolak gagasan ESL. Menurut dia, klub-klub kecil seperti Leicester juga mendapat porsi peluang yang sama dengan tim besar lainnya untuk tampil di ESL. Meskipun, Ranieri sendiri sadar, sepak bola kini telah menjadi industri menggiurkan. The Thinkerman, julukan Ranieri, ESL hanya sebatas rencana.

"Apakah ini (ada unsur) olahraga? Tidak ada. Saya mengerti ingin melakukan sesuatu, tetapi bila ada sesuatu yang aneh terjadi, mereka tidak semestinya menyalahkan tim kecil. Mereka harus menyalahkan diri sendiri."

"Mereka harus mencoba melakukan sesuatu, tapi saya pikir semua orang harus berpikir tentang apa yang diinginkan pendukung, tidak hanya tentang uang, karena budaya penggemar lebih penting dibanding hal lain."

Di lain pihak, sebagai otoritas tertinggi di sepak bola Eropa (UEFA) mendukung gagasan ini. Bahkan, juru bicara UEFA bakal membahas ESL pekan depan. "UEFA akan mendiskusikan kompetisi ini untuk menilai format kompetisi yang sudah ada, dengan petinggi klub Asosiasi klub Eropa."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.