Sukses

Akses Terendam Banjir, Pedagang Rugi hingga Rp 200 Miliar Sehari

Banjir yang menggenangi beberapa titik di Jabodetabek mempengaruhi kegiatan transaksi di pasar tradisional.

Banjir yang menggenangi beberapa titik di Jabodetabek mempengaruhi kegiatan transaksi di pasar tradisional. Hal ini secara otomatis berdampak pada pendapatan yang diterima para pedagang di pasar-pasar tradisional tersebut.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (APPSI) Ngadiran mengatakan, omzet yang diterima para pedagang di pasar ini ditaksir turun hingga 30% per hari.

"Bisa lebih dari 30% penurunan per harinya, makanya pasar seperti Tanah Abang itu kan omzetnya miliaran, itu bisa sampai Rp 200 miliar per hari tidak didapatkan di pasar itu karena pedagang yang biasanya dagang jadi nggak dagang gara-gara ini," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Rabu (21/1/2014).

Menurut Ngadiran, penurunan omzet ini terjadi akibat sulitnya akses pembeli untuk menuju ke dalam pasar sehingga volume transaksi pun berkurang.

"Kalau pedagang keperluannya cuma dagang, ya dari pada dia tidur di rumah kan mending ke pasar, cuma yang belanja bagaimana?. Kan orang yang mau belanja susah, mereka masuk pakai mobil atau motor juga sulit kalau jalannya terendam," tuturnya.

Dia menjelaskan, dampak ini telah terjadi sejak dalam satu minggu ini. Pasar yang paling parah terkena dampak ini yaitu pasar yang berada di wilayah Jakarta Utara.

"Iya Jakarta Utara itu beberapa hampir semua, kawan kita itu (pedagang) telepon ke kita bilang dia akhirnya hanya nongkrong dirumah, kalau kemarin kan agak surut ya pada bersih-bersih pasar tapi kan memang kondisinya begitu," tambah dia.

Dengan musibah banjir yang terjadi hampir setiap tahun ini, para pedagang berharap agar pemerintah khususnya pemerintah daerah agar dapat segera menyelesaikan permasalahan ini secepatnya agar kegiatan ekonomi masyarakat tidak lagi terganggu dengan situasi seperti ini.

"Mudah-mudahan ini segera reda. Kalau Bogor masih hujan terus, kan ini airnya larinya ke Jakarta, bukan langsung ke laut. Ya kalau ini kita berharap kan infrastruktur harus dibenahi, kemudian kan waduk harus diperbaiki seperti yang di Cianjur dan Bogor," tandas Ngadiran. (Dny/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.