Sukses

Ingrav Kamprad, Miliarder Pendiri IKEA yang Suka Naik Bus Umum

Meski menyandang gelar konglomerat, Ingrav Kamprad tetap rendah hati. Jika tak naik mobil tuanya, ia lebih suka naik bus umum.

 

Menjadi kaya dengan harta puluhan triliun rupiah ternyata tak mampu mengubah gaya hidup sederhana pendiri IKEA, Ingvar Feodor Kamprad. Hidup sulit terbelit kemiskinan sejak masih kecil menjadi pelajaran sangat berharga yang digenggamnya hingga kini.

 

Pria berusia 87 tahun ini memang mengalami metamorfosis hidup yang cukup menakjubkan. Saat masih kanak-kanak, dia merupakan penjual korek api, pulpen, ikan, dan kartu natal serta apapun yang bisa diangkutnya menggunakan sepeda.

Menjelang usia remaja, dia menjual korek api dengan harga yang lebih murah dibandingkan pedagang lain. Meski begitu, Kamprad yang saat itu masih berusia di bawah 17 tahun sudah berhasil mencetak uang.

Kini remaja tersebut telah bertransformasi menjadi miliarder dengan kepakan sayap bisnisnya di hampir seluruh penjuru dunia. Hebatnya, meski menyandang gelar konglomerat, Kamprad tetap terkenal rendah hati dan hidup jauh dari kemewahan. Jika tak naik mobil tuanya, ia lebih suka naik bus umum.

Bagaimana Kamprad menjalani kesehariannya di tengah gelimang harta dalam kehidupannya? Berikut kisah Kampar, miliarder dunia yang rendah hati seperti dikuti dari Forbes, Investopedia, dan Addicted 2 Succes, serta sejumlah sumber lainnya, Selasa (31/12/2013):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kamprad, tidak pernah membeli rumah baru sejak 1976

Pria kelahiran 30 Maret 1926 ini, dulunya tinggal di sebuah desa kecil di Swedia. Kerja keras dan seluruh pengorbanan Kamprad akhirnya membuahkan hasil.

Dia berhasil mendirikan perusahaan besar penjual perlengkapan rumah tangga bernama IKEA. Nama IKEA, merupakan singkatan dari Ingvar Kamprad Elmtaryd dan Agunnaryd, gabungan dari inisial nama dan kota kelahirannya.

Dari bisnis tersebut, Kamprad memiliki harta berlimpah sejumlah US$ 3,3 miliar atau Rp 40,3 triliun. Namun Kamprad bersama anak dan istrinya tidak pernah berganti rumah dan tetap tinggal di rumah pertamanya.

Hunian tersebut dibelinya pada 1976. Bahkan untuk furnitur di dalam rumahnya , Kamprad sengaja membeli produk-produk dengan harga miring dari IKEA.

Para tetangga mengenalnya sebagai orang yang ramah dan tidak sombong. Di tempat tersebut, keluarganya tinggal dengan damai dan penuh kenyamanan.

3 dari 5 halaman

Selalu terbang dengan pesawat kelas ekonomi


Miliarder asal Swedia ini tercatat selalu menggunakan penerbangan kelas ekonomi untuk kunjungan bisnis ke luar negeri. Saat berada di luar kota atau di negara lain, Kamprad tidak pernah menginap di hotel mewah.

Menurutnya, orang-orang yang bekerja di IKEA tidak biasa mengendarai mobil mahal atau tinggal di hotel mewah. Jika dia tidak memberikan contoh terlebih dahulu untuk melakukan perjalanan bisnis berbiaya murah, tentu saja karyawannya akan membantah.

Di awal bisnisnya, dia menyadari bahwa cara terbaik untuk membangun karakter pekerja keras pada para karyawannya adalah dengan menunjukkan gaya hidupnya sendiri. Meski demikian, dia memang mengaku memiliki cukup uang untuk naik penerbangan kelas eksekutif. Tetapi jika waktu dan jarak tempuhnya sama saja, dia tak mau membuang-buang uang dalam jumlah banyak.

4 dari 5 halaman

Kendaraan pribadinya? Mobil tua dan bus umum

Kamprad memang berbeda dengan kebanyakan miliarder lain yang hobi menghambur-hamburkan untuk membeli barang super mewah yang tidak diperlukannya. Untuk pergi ke kantor dan berkeliling kota, pria berusia 87 tahun ini lebih memilih mengendarai mobil tuanya, Volvo.

Mobil tersebut telah berusia lebih dari 15 tahun. Namun jika tidak sedang bermain dengan mobil tuanya, Kamprad lebih memilih naik bus umum untuk pergi ke tempat yang ditujunya.

Kesederhanannya tak cukup sampai di situ. Dia dan istrinya sering terlihat makan bersama di restoran-restoran murah.

5 dari 5 halaman

Terkenal suka menawar harga barang di pasar

Pendiri perusahaan furnitur Swedia yang feonomenal ini, ternyata sangat irit dalam mengatur pengeluarannya. Saat berbelanja, Kamprad sering menawar harganya untuk memperoleh produk dengan pengeluaran yang lebih sedikit.

Tak heran, setidaknya itulah yang menjadi prinsip perusahaannya yaitu menjual barang dengan kualitas yang baik dengan harga miring.

Uniknya, saat akan membeli apapun untuk tokonya, Kamprad selalu menghitung sendiri perkiraan harganya. Semua itu dilakukan agar para pembeli bisa berbelanja murah dari perusahaannya.

Meski demikian perusahaannya dinilai sangat murah hati dalam memberikan sumbangan. Bahkan dalam sebuah laporan disebutkan bahwa donasi yang diberikan IKEA mengalahkan jumlah sumbangan dari Microsoft. (Sis/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.