Sukses

Perusahaan Tembaga Paling Sulit Disuruh Bangun Smelter

Dari berbagai perusahaan tambang yang ada, hanya perusahaan tambang di sektor tembaga saja yang keberatan membangun smelter.

Dari berbagai perusahaan tambang yang ada seperti bijih besi, bauksit dan lainnya, hanya perusahaan tambang di sektor tembaga saja yang keberatan membangun smelter (pabrik pengolahan mineral).

Padahal pemerintah sudah mewajibkan sebelum 2014, perusahaan tambang harus sudah membangun smelter, kalau tidak perusahaan dilarang melakukan kegiatan ekspor.

Namun begitu, pemerintah masih beri kelonggaran tidak harus saklek smelter siap di 2014, asalkan mulai dibangun sebelum 2014 namun ternyata di 2014 belum selesai masih dibolehkan ekspor. 

Seperti perusahaan tambang seperti PT Freeport Indonesia masih dibolehkan melakukan ekspor tambang mentahnya asalkan mulai membangun smelter sebelum bulan Januari 2014 meskipun masuk 2014 belum selesai. Yang penting perusahaan telah memulai pembangunan fisik pabrik pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter.

"Kalau dia sudah mulai secara fisik, pada bulan Januari tersebut dia termasuk akan dipertimbangkan untuk  melakukan ekspor, itu kalau sebelum Januari ya. Atau dia bekerjasama dengan perusahan smelter lain," ujar Menteri Perindustian MS Hidayat di Gedung DPR RI, Rabu (28/8/2013).

Menurut Hidayat, penerapan ini telah sesuai dengan amanat undang-undang mineral dan batubara (minerba) tetapi dengan memberikan fleksibilitas. Undang-undang ini diberlakukan 2009 dengan ketentuan dimana dalam 5 tahun perusahaan diberikan masa transisi dan persiapan untuk menuju kewajiban membangun smelter ini.

"Tetapi mereka melihat baru 2 tahun pemerintah serius, tadinya mungkin dipikir pemerintah tidak serius, ketika melihat ketegasan pemerintah, mereka baru mau mulai," lanjutnya.

Hidayat juga mengatakan, dari perusahaan-perusahaan tambang yang ada seperti bijih besi, bauksit dan lain-lain, hanya perusahaan yang bergerak disektor tembaga saja yang masih bermasalah soal pembangunan smelter ini karena dinilai tidak menguntungkan.

"Mereka sudah mulai, saya melihat ada 6-7 smelter besar yang sudah mulai ground breaking, yang jadi masalah cuma tembaga saja karena dinilai kurang profit," tandasnya. (Dny/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini