Sukses

Daftar 28 Kebutuhan Pokok yang Masih Diimpor Indonesia

Pemerintah menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok tersebut terjamin.

Bahan pokok menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi untuk dipenuhi masyarakat. Pemerintah menjadi pihak yang paling bertanggung jawab untuk memastikan pasokan kebutuhan pokok tersebut terjamin agar tidak terjadi gejolak harga.

Selain dari dalam negeri, satu cara memenuhi kebutuhan pokok itu adalah mengambil dari impor. Alasannya, sudah pasti karena meski Indonesia dikatakan memiliki lahan yang subur ternyata belum bisa memproduksi kebutuhan pokok dengan maksimal.

Bukan satu atau dua, ternyata puluhan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia diimpor dari negara lain. Total nilai impor kebutuhan pokok Indonesia kurun Januari sampai Mei 2013 mencapai US$ 3,6 miliar dengan volume 7,4 miliar kilogram (kg), menurut data Badan Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (2/7/2013).

Jadi apa saja kebutuhan pokok Indonesia yang masih diimpor negara lain?. Tercatat 28 kebutuhan bahan pokok masih dipasok dari negara lain, yakni :

1.Beras

Nilai impor: US$ 111,7 juta
Asal negara : Vietnam, Thailand, Pakistan, India, Amerika Serikat dan lainnya

2. Jagung

Nilai impor: US$ 339,12 juta
Negara Asal: India, Brazil, Argentina, Paraguay, Amerika Serikat dan lainnya

3. Kedelai

Nilai Impor: US$ 425,8 juta
Negara Asal : Amerika Serikat, Malaysia, Etiopia, Argentina, Ukraina, lainnya

4. Biji Gandum dan Meslin

Nilai impor : US$ 1,1 miliar
Negara Asal : Australia, Kanada, India, Amerika Serikat, Singapura dan lainnya

5. Tepung Terigu

Nilai Impor : US$ 34,11 juta
Negara Asal : Srilangka, India, Ukraina, Turki, Jepang dan lainnya

6. Gula Pasir

Nilai impor: US$ 18,15 juta
Negara Asal : Thailand, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Korea Selatan dan lainnya
 
7. Gula Tebu

Nilai impor : US$ 635,14 juta
Negara Asal : Thailand, Brasil dan Australia

8. Daging Sapi

Nilai impor : US$ 65,19 juta
Negara Asal : Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat

9. Daging Ayam

Nilai impor : US$ 30,26 ribu
Negara Asal : Malaysia dan Belgia

10. garam

Nilai impor :  US$ 37,54 juta
Negara Asal : Australia, India, Jerman, Selandia Baru, Singapura dan lainnya

11. Mentega

Nilai impor : US$ 34,9 juta
Negara Asal : Selandia Baru, Belgia, Australia, Perancis, Belanda dan lainnya

12. Minyak Goreng

Nilai impor : US$ 30,48 juta
Negara Asal : India, Malaysia, Vietnam, Thailand, Singapura dan lainnya

13. Susu

Nilai impor : US$ 293,9 juta
Negara Asal : Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia, Belgia, Filipina, dan lainnya

14. Bawang merah

Nilai impor : US$ 22,9 juta
Negara Asal : Vietnam, Thailand, India, Filipinam China dan lainnya

15. Bawang putih

Nilai impor :US$ 103,4 juta
Negara Asal : China dan India

16. Kelapa

Nilai impor : US$ 345,42 ribu
Negara Asal : Thailand, Singapura, Filipina dan Vietnam

17. Minyak Sawit

Nilai impor : US$ 1,74 juta
Negara Asal : Malaysia, Papua Nugini dan Virgin Island

18. Lada

Nilai impor : US$ 1,9 juta
Negara Asal : Vietnam, Malaysia, Belanda, Singapura dan lainnya

19. Teh

Nilai impor : US$ 13,4 juta
Negara Asal : Vietnam, India, Kenya, Iran, Srilangka dan lainnya

20. Kopi

Nilai impor : US$ 27,5 juta
Negara Asal : Vietnam, Brasil, Italia, Amerika Serikat dan lainnya

21. Cengkeh

Nilai impor : US$ 1,6 juta
Negara Asal : Madagaskar, Mauritius dan Singapura

22. Kakao

Nilai impor : US$ 29,9 juta
Negara Asal : Ghana, Pantai Gading, Papua Nugini, Kamerun, Malaysia dan lainnya

23. Cabai Kering

Nilai impor : US4 8,4 juta
Negara Asal : India, China, Thailand, Spanyol, Korea Selatan dan lainnya

24. Cabai

Nilai impor : US4 983,4 ribu
Negara Asal : Thailand dan China

25. Tembakau

Nilai impor : US$ 222,14 juta
Negara Asal : China, Turki, Brasil, Filipina, Amerika Serikat dan lainnya

26. Ubi Kayu

Nilai impor : US$ 38,3 ribu ton
Negara Asal : Thailand

27. Kentang

Nilai impor : US$ 13,26 juta
Negara Asal :Kanada, Australia, China dan Inggris

28. Sapi

Nilai impor : US$ 97,9 juta
Negara Asal : Australia. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.