Sukses

Punya Duit Rp 30 Juta, Pilih Beli iPhone 16 atau Emas?

iPhone 16 tengah menjadi tren di Indonesia. Di sisi lain, harga emas terus naik. Jika punya uang, enaknya kita harus membeli yang mana?

Liputan6.com, Jakarta iPhone 16 Pro yang akan segera dirilis Apple kembali menjadi sorotan. Salah satu varian tertingginya, yakni iPhone 16 Pro 1TB, diperkirakan dibanderol seharga Rp 30.499.000. Angka ini tentu tidak kecil. 

Sebagai perbandingan, dengan uang sebesar itu, seseorang bisa membeli sekitar 15,8 gram emas batangan Antam, yang hari ini (14/4/2025) dijual seharga Rp 1.896.000 per gram. 

Lalu, jika Anda punya dana Rp 30 juta, mana yang lebih bijak: membeli iPhone 16 atau investasi emas? 

Keuntungan Beli iPhone 16

Membeli iPhone 16 tentu membawa sejumlah keuntungan, terutama dari sisi produktivitas dan gaya hidup. iPhone 16 Pro diprediksi membawa peningkatan signifikan dari sisi kamera, kecepatan prosesor, serta fitur kecerdasan buatan (AI) yang akan mendukung kerja kreatif, komunikasi, dan mobilitas. 

Bagi content creator, pebisnis online, atau profesional yang mengandalkan teknologi canggih, iPhone bukan sekadar gawai, melainkan alat kerja.

Selain itu, iPhone juga memiliki nilai prestise tinggi yang tidak bisa diabaikan dalam interaksi sosial dan branding personal. 

Namun, perlu dicatat, harga iPhone akan terus menurun seiring waktu. Setelah satu tahun digunakan, harga jual kembali bisa turun hingga 20–30 persen, tergantung kondisi dan pasar. 

Keuntungan Beli Emas

 Di sisi lain, emas telah lama dikenal sebagai instrumen investasi yang stabil. Emas cenderung mengalami kenaikan harga jangka panjang dan dianggap sebagai aset lindung nilai (safe haven) saat inflasi meningkat atau ekonomi tidak stabil.

Jika membeli emas batangan hari ini senilai Rp 30 juta, artinya Anda menyimpan aset yang relatif likuid dan tahan krisis.

Selain itu, emas tidak mengalami depresiasi seperti barang elektronik. Bahkan, dalam lima tahun terakhir, harga emas menunjukkan tren kenaikan rata-rata 7–10 persen per tahun. 

2 dari 3 halaman

Harga iPhone 16 yang Resmi Dijual di Indonesia

Produk iPhone 16 terbaru telah resmi hadir di Indonesia. Setelah tertunda sejak November 2024, iPhone 16 series bersama iPhone 16e resmi dijual di Indonesia mulai Jumat, 11 April 2025.

Perangkat ini sebelumnya sudah bisa dipesan lewat metode pre-order melalui retail resmi yang bekerja sama dengan Apple, dari Blibli, iBox, hingga Digimap.

BACA JUGA:Apple Angkut 600 Ton iPhone dari India untuk Hindari Tarif Trump Kini pencinta produk Apple yang ingin berganti smartphone bisa membeli iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Pro Max, dan iPhone 16e di toko retail resmi.

Advertisement Rahasia untuk Mengalahkan Wasir Tua: Cobalah sebelum TidurPelajari Lebih Pembelian di toko retail resmi yang bermitra dengan Apple ini memberikan jaminan garansi dan memastikan kalau IMEI perangkat sudah terdaftar.

Lantas, berapa harga yang ditawarkan untuk iPhone 16 series yang rilis September tahun lalu ini di Indonesia?

Simak harga iPhone 16 resmi dari sejumlah retail resmi Apple di Indonesia:

Harga iPhone 16

  • iPhone 16 128GB: Rp 14.999.000
  • iPhone 16 256GB: Rp 17.499.000
  • iPhone 16 512GB: Rp 21.999.000

Harga iPhone 16 Plus

  • iPhone 16 Plus 128GB: Rp 16.999.000
  • iPhone 16 Plus 256GB: Rp 19.499.000
  • iPhone 16 Plus 512GB: Rp 23.999.000

Harga iPhone 16 Pro

  • iPhone 16 Pro 128GB: Rp 18.499.000
  • iPhone 16 Pro 256GB: Rp 21.499.000
  • iPhone 16 Pro 512GB: Rp 25.999.000
  • iPhone 16 Pro 1TB: Rp 30.499.000

Harga iPhone 16 Pro Max

  • iPhone 16 Pro Max 128GB: Rp 18.499.000
  • iPhone 16 Pro Max 256GB: Rp 22.499.000
  • iPhone 16 Pro Max 512GB: Rp 27.999.000
  • iPhone 16 Pro Max 1TB: Rp 32.999.000

Harga iPhone 16e

  • iPhone 16 128GB: Rp 12.499.000
  • iPhone 16e 256GB: Rp 14.999.000
  • iPhone 16e 512GB: Rp 18.999.000
3 dari 3 halaman

Prediksi Harga Emas Pekan Ini

Setelah mengalami salah satu pekan paling tidak menentu dalam sejarah pasar keuangan, emas kembali menjadi aset andalan. Ketika ketakutan dan ketidakpastian mendominasi sentimen investor, harga emas  justru menunjukkan performa impresif.

Melansir Kitco News, Senin (14/4/2025), harga logam mulia ini di pasar spot dibuka pada USD 3.032,32 per ons pada awal pekan kedua April 2025. Sempat turun ke USD 2.978 pada Minggu sore, emas langsung bangkit dan kembali menembus angka USD 3.000 selama sesi perdagangan di Asia.

Namun, euforia investor tidak bertahan lama. Menjelang Kamis dan Jumat pekan lalu, pasar saham mulai bergerak stagnan seiring meningkatnya ketegangan geopolitik dan langkah pencegahan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Tiongkok.

Lantas bagaimana potensi gerak emas pekan depan di tengah ketegangan perang dagang? 

Prediksi Pelaku Pasar

Survei mingguan dari Kitco News menunjukkan para analis dan pelaku pasar tetap optimistis terhadap tren emas ke depan. Bahkan, banyak yang memprediksi kenaikan lebih lanjut.

"Emas? Ke bulan. Banyak pihak bicara tentang kaburnya modal dari AS dan anjloknya dolar. Ketegangan global dan pelemahan dolar telah menutupi efek dari kenaikan suku bunga dan justru mendorong emas ke rekor baru,” ujar Marc Chandler, Direktur Pelaksana di Bannockburn Global Forex.

Menurut Chandler, target jangka menengah emas bisa mencapai USD 3.300 bahkan USD 3.500.

Adrian Day, Presiden Adrian Day Asset Management, menyatakan, penurunan terakhir hanya sementara. Emas punya momentum kuat dan banyak pembeli siap masuk.

Sementara itu, Darin Newsom dari Barchart.com menambahkan, melihat situasi geopolitik saat ini, naiknya harga emas adalah kesimpulan paling masuk akal. 

“Sekarang ini, semuanya bisa berubah hanya karena satu postingan di media sosial dari satu orang,” jelasnya

James Stanley dari Forex.com juga tetap yakin dirinya sudah lama optimis terhadap emas dan tidak melihat alasan untuk mengubah pandangan tersebut sekarang.

Kemudian Daniel Pavilonis, pialang senior di RJO Futures, melihat pergerakan di pasar obligasi sebagai pendorong utama emas dalam jangka pendek. 

“Harga emas naik sebelum Hari Pembebasan, istilah untuk dimulainya pemberlakuan tarif balasan. Volatilitas pasar saat ini mencerminkan ketidakpastian, tapi sejauh ini tren emas tetap kuat,” ujar Pavilonis.

EnamPlus