Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria menargetkan PT Bio Farma menjadi pusat produksi vaksin di regional Asia Tenggara. Holding BUMN Farmasi ini mampu memproduksi vaksin dalam jumlah besar.
Usai mengunjungi fasilitas produksi vaksin Bio Farma, Dony mengungkap perusahaan farmasi itu jadi satu-satunya yang bisa ekspor di kawasan regional. Ini menjadi modal penting bagi rencana bisnis kedepannya.
Baca Juga
“Di tingkat ASEAN, Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin yang memiliki sertifikat prakualifikasi WHO untuk melakukan ekspor," kata Dony dalam keterangannya, Sabtu (30/11/2024).
Advertisement
Melihat rencana penambahan kapasitas produksi Bio Farma, dia berharap tak lama lagi BUMN farmasi itu bisa menjadi pusat produksi vaksin di Asia Tenggara.
"Hal tersebut memberikan keunggulan bagi Bio Farma untuk terus meningkatkan kontribusinya. Saya harapkan dalam beberapa tahun kedepan, Bio Farma sudah dapat menjadi hub produsen vaksin di tingkat regional," ujar Dony.
Dony menyampaikan Bio Farma perlu fokus meningkatkan kinerja guna memberikan manfaat pada masyarakat.
‘Bio Farma adalah salah satu industri yang memberikan impact yang besar terhadap masyarakat. Impact ini tidak hanya berkontribusi besar pada Ketahanan Kesehatan Nasional, namun juga kepada masyarakat global. Dengan jangkauan sebesar 740 juta orang di dunia. Masyarakat Indonesia dan dunia merasakan dampak positif dari produk-produk Bio Farma," papar Dony.
Produksi 3 Miliar Dosis
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan perusahaannya saat ini memiliki 17 produk yang digunakan untuk pemenuhan tugas vaksinasi dari pemerintah, kebutuhan pasar swasta dalam negeri, serta pemenuhan kebutuhan ekspor.
"Dengan kapasitas lebih dari 3 miliar dosis per tahun, Bio Farma akan terus meningkatkan kapasitas produksi untuk memberikan value positif bagi ketahanan kesehatan nasional, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global dengan diplomasi kesehatan," paparnya.
Informasi, Wamen BUMN Dony mengunjungi beberapa fasilitas produksi Bio Farma. Utamanya yang digunakan untuk program pemerintah seperti vaksin Pertusis, vaksin polio, vaksin BCG, vaksin typhoid, vaksin Hepatitis B dan vaksin Hemofilus Influenza tipe B. Dony juga meninjau fasilitas produksi vaksin nOPV2 (vaksin polio tipe 2) yang menjadi salah satu komoditas ekspor.
Saat ini, Bio Farma telah berkontribusi pada ketahanan kesehatan nasional dan global. Bio Farma mendukung inisiasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) Expanded Programme on Immunization selama 50 tahun terakhir dan berhasil mencegah 154 juta kematian anak dalam kurun waktu tersebut.
Bio Farma juga memainkan peran penting dalam mendukung cakupan imunisasi nasional dengan pencapaian 94.6% pada tahun 2022.
Advertisement
Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun
Sebelumnya, PT Bio Farma (Persero) disebut telah mendapat kontrak pembuatan vaksin baru senilai Rp 1,4 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kontrak itu untuk pemenuhan vaksin global.
Erick Thohir bilang telah menerima laporan usai pertemuan perusahaan farmasi global di Brazil, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ini jadi kontribusi Bio Farma terhadap industri kesehatan global.
“Saya dapat laporan kemarin baru rapat besar di Brazil dan kembali kita dipercaya untuk menjadi bagian dari global player membantu isu kesehatan dunia,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip Sabtu (2/11/2024).
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bio Farma, Soleh Ayubi mengatakan, akan ada kontrak penyediaan vaksin sekitar Rp 1,4 triliun. Dia bilang, kontrak itu untuk dilaksanakan pada 2025, tahun depan.
“Jadi yang di Brazil itu kontrak tahun 2025, itu baru sebagian ya, itu Rp1,4 triliun, nilai kontraknya," kata dia.
Target Kontrak Ekspor
Soleh menjelaskan, nilai kontrak tersebut hampir separuh dari target kontrak ekspor vaksin Bio Farma. Pada 2025, Holding BUMN Farmasi itu ditarget mengantongi kontrak ekspor vaksin senilai Rp 3 triliun.
“jadi samehow di detik ini kita sudah bisa hampir setengahnya, untuk ekspor saja. Rp 3 triliun itu untuk ekspor, kalau dalam negeri tidak dalam konteks ini ya,” paparnya.
Guna menunjang produksi vaksin tersebut, Bio Farma mampu membuat 3,1 miliar dosis di pabriknya di Bandung, Jawa Barat. Dia memastikan kapasitas produksi itu akan meningkat seiring penambahan pabrik.
“Bahwa kapasitas kita itu sekarang 3,1 miliar dosis, yang kita di Pasteur, Bandung ya. Dan kita akan tingkatkan beberapa kali lipat dan tidak mungkin dilakukan di pabrik kita yang di Bandung,” pungkas Soleh Ayubi.
Advertisement