Sukses

BPS: Emas Jadi Penyumbang Inflasi April 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut emas menjadi salah satu penyumbang inflasi pada April 2024. Tercatat inflasi pada April 2024  mencapai 0,25 persen secara bulanan atau secara month to month (mtm).

"Emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Kamis (2/4/2024).

Alasan emas menjadi salah satu penyumbang inflasi lantaran perkembangan harga emas di pasar internasional mengalami peningkatan, sehingga juga berpengaruh terhadap harga emas di tanah air.

"Kami mencatat harga emas rata-rata di pasar London, sebagaimana kami kutip dari London bullion market association per 1 Mei 2024 pagi rata-rata harga emas sepanjang April 2024 kira-kira mencapai USD 2.336 per Troy ons atau naik 8,24 persen dibandingkan Maret 2024," ujar dia.

Alhasil komoditas yang tercakup dalam perhitungan inflasi di Indonesia adalah emas perhiasan. Dengan adanya tekanan harga emas di pasar internasional tentunya harga emas perhiasan juga terdampak. Selain emas, penyumbang terbesar inflasi April 2024 berasal dari transportasi dengan inflasi sebesar 0,93 persen dan andil inflasi sebesar 0,12 persen.

Penyumbang utama inflasi dari kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, tarif angkutan antar kota dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, serta tarif kereta api dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.

Inflasi April 2024

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia mencapai 0,25 persen pada April 2024 secara bulanan atau secara month to month (mtm). Angka inflasi ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen.

"Tingkat inflasi April 2024 pada April 2024 terjadi inflasi sebesar 0,25 persen secara bulanan, atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen IHK dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 106,40 pada April 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Kamis, 2 April 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi hingga April 2024

Amalia mengatakan, sementara inflasi pada April 2024 mencapai 3 persen secara tahunan atau year on year, dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 1,19 persen. BPS mencatat, tingkat inflasi bulanan April 2024 relatif lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar  berasal dari transportasi dengan inflasi sebesar 0,93 persen dan andil inflasi sebesar 0,12 persen. Di mana penyumbang utama inflasi dari kelompok transportasi adalah tarif angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen, tarif angkutan antar kota dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, serta tarif kereta api dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen.

Di sisi lain juga terdapat komoditas lainnya yang juga memberikan andil inflasi pada April 2024, yakni komoditas bawang merah dengan adil inflasi sebesar 0,14 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen, tomat dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen,  serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

Selain itu terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain cabe merah dengan under deflasi sebesar 0,14 persen, beras dengan andil deflasi sebesar 0,12 persen, serta telur ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen.

3 dari 4 halaman

Prediksi Ekonom

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, memproyeksikan laju inflasi bulanan pada April 2024 sebesar 0,27% month on month (MoM) atau secara bulanan. Angka tersebut cenderung menurun dari inflasi Maret 2024 yang sebesar 0,52% pada Maret 2024 atau selama periode Ramadan.

Menurutnya, penurunan tersebut sebagian besar didorong oleh penurunan inflasi bahan makanan, yang secara khusus menurun karena puncak musim panen terjadi di bulan April 2024.

"(Di mana) musim panen cenderung dapat mengimbangi dampak dari Lebaran ketika permintaan bahan makanan biasanya meningkat secara musiman," kata Josua kepada Liputan6.com, Kamis (2/5/2025).

Ia mencatat pada bulan April 2024, beberapa komoditas pangan mengalami penurunan harga, termasuk beras, telur ayam, cabai merah, dan cabai rawit.

Sebaliknya, harga-harga meningkat untuk komoditas seperti daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng. Kelompok pengeluaran lain yang berkontribusi terhadap inflasi adalah transportasi, penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya.

"Peningkatan ini terkait dengan meningkatnya permintaan selama liburan Lebaran, terutama untuk jasa transportasi, biaya rekreasi dan rekreasi, dan harga emas yang lebih tinggi dan depresiasi Rupiah (yang menyebabkan inflasi impor yang lebih tinggi) di tengah ketidakpastian ekonomi global yang meningkat dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah," jelasnya.

4 dari 4 halaman

Inflasi Tahunan

Sementara, laju inflasi IHK tahunan diperkirakan akan tetap relatif stabil pada 3,02%yoy pada April 2024, dibandingkan dengan 3,05%yoy di Maret 2024.

"Stabilitas ini terutama disebabkan oleh inflasi harga bergejolak yang lebih rendah, karena penurunan inflasi bahan makanan, sejalan dengan puncak musim panen yang meningkatkan pasokan bahan makanan," ujarnya.

Sedangkan, untuk laju inflasi inti tahunan bulan April 2024 diproyeksikan meningkat dari 1,77% yoy di Maret 2024 menjadi 1,82% yoy di April 2024. Hal itu didorong oleh peningkatan permintaan selama periode Lebaran, kenaikan harga emas, dan inflasi impor yang lebih tinggi karena depresiasi Rupiah.

"Kami memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2024 akan berada dalam kisaran target 1,5 - 3,5%, dengan potensi tekanan ke atas pada paruh pertama tahun 2024 yang berasal dari dampak El Nino dan inflasi impor yang lebih tinggi akibat depresiasi Rupiah di tengah risiko suku bunga kebijakan global yang 'higher-for-longer’ dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah," pungkas Josua.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.