Sukses

Pembangkit Batu Bara di China Terus Bertambah, Sedangkan Penutupan di AS dan Inggris Melambat

Kapasitas bersih batubara tahunan tumbuh sebesar 48,4 GW, mewakili peningkatan sebesar 2% dari tahun ke tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Negara-negara di dunia menambah lebih banyak kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2023. dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak 2016, dengan China yang menjadi pendorong terbesar pertumbuhan dan kapasitas yang direncanakan di masa depan.

Hal itu diungkapkan dalam laporan yang dirilis Global Energy Monitor.

Melansir CNBC International, Senin (15/4/2024) Global Energy Monitor menemukan bahwa kapasitas bersih batu bara tahunan tumbuh sebesar 48,4 GW, mewakili peningkatan sebesar 2% dari tahun ke tahun. China menyumbang sekitar dua pertiga dari kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara baru.

Negara lain yang meluncurkan pembangkit listrik tenaga batu bara baru adalah Indonesia, India, Vietnam, Jepang, Bangladesh, Pakistan, Korea Selatan, Yunani, dan Zimbabwe.

Sementara itu, negara-negara lain seperti AS dan Inggris, memperlambat laju penutupan pembangkit listrik mereka, dengan hanya sekitar 22,1 GW yang dihentikan pada 2013, jumlah terkecil sejak tahun 2011.

Karena itu, penulis laporan GEM merekomendasikan negara-negara tersebut agar berkomitmen untuk menutup pembangkit listrik tenaga batu bara lebih cepat, dan agar negara-negara seperti China menerapkan pengelolaan yang lebih ketat terhadap pengembangan dan penggunaan pembangkit listrik baru.

"Jika tidak, kita bisa lupa untuk mencapai tujuan kita dalam Perjanjian Iklim Paris dan memetik manfaat dari transisi cepat ke energi ramah lingkungan," kata Flora Champenois, analis Global Energy Monitor.

Perjanjian Iklim Paris, yang ditandatangani oleh sebagian besar pemerintah global pada tahun 2015, menetapkan tujuan jangka panjang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan, yang disebabkan oleh bahan bakar fosil seperti batu bara. Namun, kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara terus meningkat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

China Masih Dapat Penuhi Target Iklimnya

China secara terpisah telah menetapkan tujuan untuk mencapai net-zero pada tahun 2060. Presiden Xi Jinping mengatakan pada tahun 2021 bahwa negara itu akan mengendalikan konsumsi batu bara secara ketat hingga tahun 2025 dan mengurangi konsumsi batu bara secara bertahap setelahnya.

Namun, menurut data dari GEM, China memulai pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru berkapasitas 70,2 GW pada 2023 lalu, hampir 20 kali lipat dibandingkan negara-negara lain di dunia yang berkapasitas 3,7 GW.

Negara ini juga baru menghentikan sekitar 3,7 GW kapasitas batubaranya pada tahun itu.

Meskipun demikian, GEM juga mencatat, dengan tindakan cepat dan tegas, China masih dapat memenuhi target iklimnya, termasuk target yang ditetapkan oleh Administrasi Energi Nasional pada tahun 2022 untuk menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 30 GW pada tahun 2025.

Meskipun tingkat pensiun yang rendah berkontribusi terhadap lonjakan produksi batubara pada tahun 2023, hal ini diperkirakan masih akan meningkat di Amerika Serikat dan Eropa, menurut laporan Global Energy Monitor.

Hal ini dapat mengimbangi sebagian kapasitas baru di China.

"Keberuntungan batubara tahun ini adalah sebuah anomali, karena semua tanda menunjukkan pembalikan arah dari percepatan ekspansi ini," kata Champenois.

3 dari 4 halaman

China Juga Berperan Perluas Kapastikan ET Global

Meskipun China pengguna utama batu bara, yang mencakup lebih dari separuh konsumsi batu bara sejak tahun 2011, negara itu juga membantu memperluas kapasitas energi terbarukan global.

Menurut laporan dari IEA, penambahan kapasitas energi terbarukan global meningkat hampir 50% menjadi hampir 510 GW pada tahun 2023, yang merupakan tingkat pertumbuhan tercepat dalam dua dekade.

"Meskipun peningkatan kapasitas energi terbarukan di Eropa, Amerika Serikat, dan Brasil mencapai titik tertinggi sepanjang masa, percepatan yang dilakukan China sangat luar biasa," kata laporan itu.

China menggunakan kapasitas tenaga surya sebanyak yang dilakukan seluruh dunia pada tahun 2022, sementara penambahan tenaga angin juga melonjak 66% dari tahun ke tahun, kata IEA.

4 dari 4 halaman

Batu Bara Masih jadi Pilihan

Namun, para ahli juga menyoroti pertumbuhan ekonomi China yang pesat, ditambah dengan sifat sumber energi terbarukan yang tidak dapat diandalkan dan terputus-putus, telah menjadikan batu bara sebagai pilihan cadangan yang penting bagi perekonomian yang berfokus pada manufaktur.

Negara kfu di peringkat lima besar negara dalam hal cadangan batu bara global, namun tidak termasuk negara lain yang memiliki tingkat polusi yang lebih rendah seperti minyak dan gas alam, menurut Rob Thummel, direktur pelaksana perusahaan investasi rantai nilai energi Tortoise.

"Di China, batu bara merupakan sumber energi domestik terbesar, sehingga China terus memanfaatkannya untuk menjaga keamanan energi," tambah Thummel.

IEA memperkirakan bahwa semua pembangkitan batubara global harus dihentikan pada tahun 2040 untuk membatasi kenaikan suhu dalam ambang batas utama yaitu 1,5 derajat Celcius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.