Sukses

Jembatan Baltimore AS Ambruk Bakal Ganggu Ekspor Batu Bara

Menurut CEO Xcoal Energy&Resources LLC, Ernie Thrasher menuturkan, runtuhnya jembatan di Baltimore juga menghalangi pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara.

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, Amerika Serikat (AS) yang runtuh pada Selasa, 26 Maret 2024 berpotensi hentikan ekspor batu bara di pelabuhan selama enam minggu.

Selain itu, menurut CEO Xcoal Energy&Resources LLC, Ernie Thrasher menuturkan, runtuhnya jembatan di Baltimore juga menghalangi pengangkutan hingga 2,5 juta ton batu bara.

Amerika Serikat (AS) ekspor 74 ton batu bara pada tahun lalu, dan Baltimore menjadi terminal terbesar kedua untuk komoditas.

Penutupan pusat batu bara utama dapat ganggu rantai pasokan energi global yang akhirnya mulai mengatasi masalah yang tersisa akibat perlambatan imbas pandemi COVID-19.

“Anda akan melihat beberapa pengalihan ke pelabuhan lain, tetapi pelabuhan lain cukup sibuk,” ujar Thrasher dari Xcoal, perusahaan perdagangan batu bara Pennyslvania.

Ia menuturkan, Baltimore mengirimkan kurang dari 2 persen batu bara global yang diangkut melalui laut sehingga runtuhnya jembatan hanya akan berdampak kecil pada harga global.

Thrasher menambahkan, batu bara yang keluar dari Baltimore mencakup banyak batu bara termal tujuan India yang digunakan untuk pembangkit listrik.

“Ini akan menyebabkan gangguan atau kekacauan dari sudut pandang rantai pasokan,” ujar dia.

“Tetapi pertanyaan besarnya adalah dampaknya terhadap India lebih besar dibandingkan dampak globalnya,” ia menambahkan.

Permintaan batu bara tahunan India berjumlah lebih dari 1 miliar ton dan negara tersebut impor sekitar 238 juta ton bahan bakar pada tahun fiskal terakhir. Di mana sekitar 6 persen di antaranya dikirim dari Amerika Serikat.

Berdasarkan catatan riset dari perusahaan analisis energy Aspects, Baltimore sumbang sekitar 12 juta ton impor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lalu Lintas Bakal Terganggu

Caattan Energy Aspects juga prediksi lalu lintas laut di Baltimore akan terganggu paling lama dua atau tiga minggu.Beberapa pengiriman batu bara untuk sementara mungkin dialihkan ke pelabuhan lain termasuk Norfolk, Virginia.

Gangguan pasokan akan lebih berdampak pada pasar batu bara di Asia dibandingkan pasar Eropa karena sebagian besar batu bara yang diekspor dari pelabuhan memiliki kandungan sulfur tinggi dan tidak cocok untuk pembangkit listrik di Eropa, menurut catatan dari perusahaan analisis komoditas DBX.

Saham Consol Energy Inc turun 6,8 persen dan saham CSX Corp susut 1,9 persen. Terminal laut Consol di area jembatan dipakai untuk memuat batu bara ke kapal besar yang mengarungi lautan dan terminal itu dilayani CSX.

CSX menyebutkan pihaknya memiliki kapasitas untuk mengirim lebih banyak kereta ke terminal batu bara Baltimore yang dilayaninya dan pelanggan CSX akan hadapi penundaan pengiriman. CSX juga berupaya identifikasi alternatif selain memindahkan kargo melalui Baltimore. Adapun harga batu bara Eropa diperdagangkan sedikit menguat pada Selasa, 26 Maret 2024.

3 dari 4 halaman

Sebagian Jembatan Francis Scott Key di Baltimore AS Runtuh Ditabrak Kapal Berbendera Singapura, Sejumlah Kendaraan Jatuh ke Air

Sebelumnya diberitakan, sebagian dari Jembatan Francis Scott Key di Baltimore, AS runtuh setelah sebuah kapal kargo bertabrakan dengannya pada Selasa 26 Maret 2024 pagi, menyebabkan banyak kendaraan jatuh ke air.

Sekitar pukul 01.30, sebuah kapal menabrak jembatan, terbakar lalu tenggelam. Sebuah video yang diposting di X terlihat menunjukkan sebagian besar jembatan sepanjang 2,6 km itu ambruk karena sejumlah kendaraan jatuh ke air di bawahnya.Demikian dikutip dari Kanal Global Liputan6.com.

"Semua jalur ditutup kedua arah karena kejadian di Jembatan Kunci I-695. Lalu lintas dialihkan," tulis Otoritas Transportasi Maryland di X seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (26/3/2024). 

Petugas tanggap darurat sedang mencari setidaknya tujuh orang yang diyakini berada di dalam air, kata Kevin Cartwright, direktur komunikasi pemadam kebakaran Baltimore.

Cartwright mengatakan lembaga-lembaga tersebut telah menerima panggilan darurat sekitar pukul 01.30 pagi, yang melaporkan sebuah kapal yang berangkat dari Baltimore menabrak tiang di jembatan, menyebabkan jembatan runtuh. Saat itu, terdapat beberapa kendaraan yang berada di atas jembatan, termasuk satu kendaraan berukuran traktor-trailer.

"Fokus kami saat ini adalah mencoba menyelamatkan dan memulihkan orang-orang ini," kata Cartwright. Dia mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui berapa banyak orang yang terkena dampak namun menggambarkan keruntuhan tersebut sebagai "peristiwa yang terus menimbulkan korban massal".

Cartwright mengatakan sepertinya ada "beberapa muatan atau penahan yang tergantung di jembatan", sehingga menciptakan kondisi yang tidak aman dan tidak stabil serta mempersulit operasi penyelamatan. “Ini adalah keadaan darurat yang mengerikan," katanya.

 

4 dari 4 halaman

Kapal Kargo Menabrak

Matthew West, seorang perwira kecil kelas satu penjaga pantai di Baltimore, mengatakan kepada New York Times bahwa penjaga pantai menerima laporan mengenai dampak tabrakan kapal dengan jembatan pada pukul 1.27 pagi ET.

West mengatakan Dali, kapal kargo berbendera Singapura sepanjang 948 kaki (29 meter), menabrak jembatan yang merupakan bagian dari Interstate 695.

Kapal kargo Dali telah meninggalkan Baltimore pada pukul 01.00 dini hari dan menuju ibu kota Sri Lanka, Kolombo, menurut platform data maritim MarineTraffic.

Wali Kota Baltimore, Brandon M Scott, dan pejabat county executive, Johnny Olszewski Jr, mengatakan personel darurat berada di lokasi kejadian dan upaya penyelamatan sedang dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.