Sukses

100% Impor, Harga Beras di Singapura Justru Lebih Murah dari Indonesia

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka-bukaan harga beras di Indonesia lebih mahal ketimbang di Singapura. Menurutnya, ada variabel harga yang harus disesuaikan di tingkat pengusaha maupun konsumen.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian buka-bukaan harga beras di Indonesia lebih mahal ketimbang di Singapura. Menurutnya, ada variabel harga yang harus disesuaikan di tingkat pengusaha maupun konsumen.

Tito mengatakan ada faktor yang paling berpengaruh pada penentuan harga di tingkat konsumen. Menurutnya, Singapura bisa mematok harga murah karena tidak ada pertimbangan keuntungan bagi produsen. 100 persen suplai berasnya dipasok dari impor.

"Beda mungkin sebagai perbandingan Singapura, Singapura bukan negara produsen, negara konsumen, dia gak punya pangan, tak menghasilkan pangan apapun, semuanya impor," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3/2023).

"Jadi strateginya beda, jadi kalau di Singapura, gimana harganya serendah mungkin. Karena yang produsen bukan mereka, yang menyenangkan mereka adalah penduduknya konsumen semua, berarti makin murah makin senang," sambung dia.

Hal ini yang membedakan dengan kondisi di Indonesia. Tito mengatakan Indonesia sebagai produsen pangan dan beras perlu menimbang keuntungan produsen dan menjaga harga di masyarakat.

Kondisi Indonesia

Menurutnya, kondisi Indonesia yang harus disikapi agar tetap memberikan keuntungan bagi pengusaha di satu sisi, dan tidak memberatkan masyarakat di sisi lain.

"Kalau kita tidak, Indonesia, kalau harganya terlalu murah sekali, kasihan petani dan penghasil lainnya termasuk pengusaha yang memproduksi. Sebaliknya kalau harganya tinggi sekali, masyarakat menjerit, karena tidak terjangkau harganya," urainya.

"Kita harus mencari balance antara menyenangkan produsen dan juga menyenangkan konsumen, karena negara kita juga negara yang memproduksi (beras)," tambah Tito.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mendagri Ancam Pengusaha Tahan Stok Bakal Dipidana

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mewanti-wanti para pengusaha untuk tidak menahan stok selama Ramadan dan Idul Fitri 2024. Dia khawatir harga pangan akan mahal di pasaran juka stok minim.

Mendagri Tito tak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa nantinya. Maka, dia meminta sejumlah pengusaha untuk menggelontorkan stoknya ke pasaran.

“Kalau ada barang yang ditahan akan mengakibatkan distribusi enggak jalan, harga naik, masyarakat yang kasihan,” ujar Tito dalam dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idulfitri, di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Senin (4/3/2023).

Dia tak menampik, dalam aspek bisnis pengusaha tetap mencari untung. Namun, dia juga meminta keuntungan yang diambil pengusaha sektor pangan tidak memberatkan masyarakat sebagai konsumen.

“Mohon maaf dengan segala hormat rekan-rekan pengusaha, kita mohon dalam situasi seperti ini, kita tentu berharap rekan-rekan pengusaha untung,” tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Ancaman Pidana

Lebih lanjut, Mantan Kapolri ini juga menegaskan aparat penegak hukum siap memberikan sanksi kepada pengusaha yang nakal. Pada sektor pangan, ada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri yang ikut turun tangan mengawasi distribusi.

Tito berharap, langkah persuasif seperti imbauan ini bisa diindahkan oleh kalangan pengusaha tanpa masuk ke ranah hukum.

“Kalau sampai ada yang menahan barang, mau enggak mau teman-teman dari penegak hukum akan turun, di situ Pak Kabareskrim akan menugaskan jajaran Satgas Pangan Polri bergerak,” ucapnya.

“Tapi tentunya kita tidak berharap ada overaktif, tidak perlu. Jadi cukup dengan diskusi, mengingatkan, kita harapkan teman-teman pengusaha dapat melancarkan distribusi tapi tetap untung,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.