Sukses

Arti Hilirisasi, Kata yang Sering Disebut saat Debat Cawapres 2024

Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka cukup sering menyebutkan kata hilirisasi. Berikut pengertian hilirisasi hingga tantangannya.

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka masih mengandalkan kata hilirisasi saat debat cawapres kedua Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di JCC, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.

Dikutip dari Antara, Senin (22/1/2024), pada debat cawapres 22 Desember 2023, Gibran Rakabuming Raka juga menyebutkan cukup sering kata hilirisasi.

Pada debat keempat Pilpres 2024, Antara mencatat Gibran mengucapkan kata “hilirisasi” sebanyak 12 kali di dalam debat yang mempertemukan cawapres tersebut.Gibran juga cukup sering menyebutkan kata pupuk, UMKM hingga mengenalkan istilah mekanisasi dalam sektor pertanian.

Gibran Rakabuming Raka juga paling sering menuturkan, kata “hilirisasi” pada segmen penyampaian visi dan misi dan pernyataan penutup saat acara debat cawapres yaitu masing-masing sebanyak lima kali.

Gibran menuturkan, hilirisasi yang direncanakan tidak terbatas pada sektor tambang, tetapi akan diperluas cakupannya ke sektor pertanian, maritim dan digital.

Bicara mengenai hilirisasi yang sering disebut saat debat cawapres, kata hilirisasi juga masuk dalam google tren. Lalu apa itu arti hilirisasi?

Mengutip laman www.menpan.go.id, hilirisasi adalah suatu proses transformasi ekonomi berkelanjutan di mana kebijakan industrialisasi berbasis komoditas bernilai tambah tinggi, menuju struktur ekonomi yang lebih kompleks.

Berdasarkan KBBI.Kemdikbud.go.id, hilirisasi adalah penghiliran. Penghiliran ini merupakan proses, cara, perbuatan menghilirkan, perbuatan untuk melakukan pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai. Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat mengolah bahan mentah menjadi barang yang siap pakai.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jokowi Dorong Program Hilirisasi di Berbagai Sektor

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong hilirisasi di berbagai sektor. Termasuk hilirisasi industri yang menjadi salah satu langkah penting bagi Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045.

Presiden Jokowi menyampaikan hal itu saat pengukuhan pengurus Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) masa bakti 2023-2028, Senin, 31 Juli 2023.

"Kalau bisa kita lakukan, kemudian hilirisasi ini berhasil untuk semua mineral, Perkebunan, pertanian, perikanan, semuanya bisa dihilirisasi. Kalau hitung-hitungannya World Bank, McKinsey, IMF, OECD, itu di 2040-2045, saya yakin ini bisa agak maju,” ujar dia dikutip dari laman Setkab, 1 Agustus 2023.

Jokowi mengklaim, hilirisasi telah menciptakan sejumlah dampak positif bagi ekonomi Indonesia, di antaranya membuka kesempatan kerja signifikan. “Di Sulteng, sebelum hilirisasi, hanya 1.800 tenaga kerja yang terangkut di dalam pengolahan nikel. Setelah hilirisasi, menjadi 71.500 tenaga kerja yang bisa bekerja karena ada hilirisasi nikel di Sulteng,” tutur Jokowi.

Jokowi menambahkan, hilirisasi juga berkontribusi besar pada pendapatan negara. Pada 2014-2015, Jokowi mengatakan, pemerintah hasilkan kurang lebih Rp 31 triliun dari ekspor bahan mentah.

“Setelah hilirisasi, menjadi Rp 510 triliun. Kembali lagi, dari USD 2,1 bilion melompat menjadi USD 33,8 bilion. Jadi, melompatnya berapa kali? Ini baru beberapa turunan saja,” ia menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Jokowi juga mengatakan, hilirisasi berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah. Hal itu kemudian akan ada berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. “Di Maluku Utara (pertumbuhan ekonomi daerah) sebelumnya rata-rata 5,7 persen, setelah hilirisasi 23 persen. Kalalu semua provinsi growth-nya seperti itu, Bapak-ibu bisa bayangkan agregat dari semua menjadi pertumbuhan nasional kita akan berapa,” kata dia.

Jokowi menuturkan, program hilirisasi tidak berhenti hanya pada industri mineral saja. Namun, hilirisasi juga pada sektor lainnya.

“Kita harus mulai, Apindo harus mulai berpikir ke sana. Semua produk yang masih dikirim mentahan harus mulai dikirim barang setengah jadi atau barang jadi. Bank juga harus berpikir mau membiayai hilirisasi di bidang-bidang yang tadi saya sebutkan,” kata dia.

Dikutip dari laman setneg.go.id, 19 Agustus 2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong seluruh pihak untuk mempertahankan program hilirisasi yang telah dimulai. Hal ini agar sejarah Indonesia untuk ekspor bahan mentah tidak sampai terulang kembali.

“Sejarah lama itu tidak boleh terulang lagi, jadi jangan ekspor bahan mentah, jadi tolong diingatkan pemimpin ke depan jangan ekspor bahan mentah, rakyat harus berani mengingatkan itu,” ujar Jokowi saat acara Pengukuhan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Peresmian Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Sabtu, 19 Agustus 2023.

4 dari 4 halaman

Tantangan Program Hilirisasi

Namun, untuk mendorong program hilirisasi tersebut juga ada sejumlah tantangan. Dikutip dari Indonesia.go.id, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan dua tantangan dalam target penghiliran.

Pertama, dari sisi internal yakni kesediaan infrastruktur dan energi baik itu berupa jalan, pelabuhan, dan listrik di Pulau Jawa terutama untuk mendukung kegiatan smelter.

Kedua, dari aspek sumber daya manusia (SDM). Pembangunan smelter mendorong kebutuhan SDM untuk operator smelter yang akan meningkat. Ketiga, dari aspek teknologi dan modal, butuh dukungan untuk riset. Keempat, tantangan internal dari sisi logistic.

"Dukungan logistik, supaya produk smelter efisien untuk disalurkan ke seluruh Indonesia, sehingga tidak perlu diekspor,” ujar Agus.

Dari tantangan eksternal, ada resistensi dari pihak luar negeri terhadap kebijakan penghiliran dan industri serta produk penghiliran.

"Pemerintah terus bertekad untuk memperkuat hilirsasi di sektor industri manufaktur. Sebab, bukti nyata sudah ada, yakni multiplier effect bagi perekonomian nasional, antara lain adalah meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor dan menambah jumlah serapan tenaga kerja,” tutur Agus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini