Sukses

DANA Paparkan Potensi Tekfin Bagi Ekonomi yang Berkelanjutan di World Economic Forum 2024 

Dompet Digital DANA menjadi salah satu panelis di World Economic Forum 2024  untuk membahas hasil penelitian ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ dari perspektif teknologi finansial di kawasan Asia.

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan pesat industri teknologi keuangan kembali mencuri perhatian dunia. Kali ini, kekuatan dan ketahanan industri teknologi finansial global dalam memberikan layanan keuangan baik bagi masyarakat dan pelaku usaha yang belum tersentuh, menjadi sorotan dalam penelitian terbaru ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ yang dipublikasikan sebagai salah satu agenda World Economic Forum.  

DANA, sebagai bagian dari World Economic Forum Unicorn Community sekaligus dompet digital terus berkomitmen meningkatkan literasi serta inklusi keuangan, menjadi salah satu panelis untuk membahas hasil penelitian ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ dari perspektif teknologi finansial di kawasan Asia.

Penelitian ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ dikembangkan bekerja sama dengan Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF) di University of Cambridge Judge Business School, berdasarkan survei global terhadap lebih dari 200 perusahaan tekfin. Ada lima vertikal industri tekfin yang terlibat diantaranya ritel (pinjaman digital, peningkatan modal digital, pembayaran digital, perbankan dan tabungan digital, serta insurtech) dan enam kawasan (Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Karibia, Timur Tengah dan Afrika Utara, AS dan Kanada, serta Afrika sub-Sahara) untuk menggambarkan ekosistem tekfin yang sedang berkembang pesat.

Konferensi Pers ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ berlangsung pada 18 Januari di Davos, Swiss, dan menghadirkan Bryan Zheng Zhang (Executive Director and Co-Founder, Cambridge Centre for Alternative Finance, Cambridge Judge Business School, University of Cambridge, United Kingdom), Drew Propson (Head, Technology and Innovation in Financial Services, World Economic Forum), John Rwangombwa (Governor of the National Bank of Rwanda), dan Vince Iswara (CEO &Co-Founder DANA Indonesia), serta dipandu oleh Naoko Tochibayashi (Japan Communications Lead, World Economic Forum). 

Konferensi pers tersebut secara spesifik membahas tiga agenda penting. Ketiga agenda tersebut diantaranya menggali potensi dan tantangan industri tekfin, mengidentifikasi area-area krusial di mana kolaborasi antara sektor publik dan swasta dapat mengoptimalkan industri tekfin, serta mendorong terciptanya kebijakan dan regulasi yang mendukung inovasi dan pertumbuhan industri tekfin yang berkelanjutan termasuk di Indonesia. 

Teknologi Finansial Jadi Solusi Keuangan Modern Bagi Individu hingga Pelaku Usaha 

Salah satu yang menjadi sorotan dari hasil penelitian ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ adalah partisipasi aktif industri teknologi finansial, dalam memperluas produk dan layanan keuangannya untuk segmen masyarakat yang belum tersentuh. Pasalnya, segmen ini merupakan bagian integral dari basis konsumen dan total nilai transaksi tekfin. Meskipun industri tekfin yang kerap menyasar segmen ini adalah industri tekfin di negara-negara berkembang, tetapi industri tekfin di negara maju pun memiliki basis konsumen yang tak kalah besar dari segmen ini.

Temuan ini sejalan dengan komitmen DANA yang berfokus untuk menciptakan sistem pembayaran dan layanan keuangan yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk individu maupun pelaku usaha yang belum memiliki rekening bank.

Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia mengatakan teknologi finansial telah banyak mengubah perilaku masyarakat, termasuk di Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia selalu memanfaatkan uang tunai sebagai instrumen pembayaran.

"Setelah masuknya teknologi finansial, masyarakat mulai merasakan berbagai kemudahan mulai dari aspek kenyamanan bertransaksi digital hingga mengatur pengeluaran harian mereka. Kemudahan yang sama juga dirasakan oleh pelaku usaha, yang kini mulai masuk ke ekosistem ekonomi digital. Dengan teknologi finansial, mereka dapat mengatur keuangan mereka dalam waktu yang singkat," kata Vince Iswara.

Lebih lanjut, Vince mengungkapkan pihaknya terus melihat tren pertumbuhan yang positif dari pemanfaatan teknologi finansial baik bagi individu maupun pelaku usaha. Bahkan, pemanfaatan teknologi finansial terbukti mampu bertahan dan bertumbuh kuat di masa penuh ketidakpastian seperti pandemi hingga hari ini.

"Kami mencatat pertumbuhan transaksi DANA meningkat lebih dari 100 persen diikuti dengan meningkatnya jumlah UMKM mitra DANA Bisnis sebesar lebih dari 30 persen, jika dibandingkan dengan tahun lalu (YoY). Bahkan, salah satu pemenang program SisBerdaya yaitu Dituta, merasakan pertumbuhan sebesar 900 persen dengan omzet mencapai 90 juta, melonjak tinggi dari omzet 10 juta per bulan sebelum mengikuti program,” lanjut Vince.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Industri Tekfin Menguat, Tumbuh di atas 50 Persen

Ragam manfaat yang dirasakan oleh individu maupun pelaku usaha dengan hadirnya teknologi finansial, secara tidak langsung ikut memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai produk dan layanan keuangan digital.

Lewat kapabilitas yang dimiliki, DANA tak lupa senantiasa mengedukasi pengguna untuk mengetahui lebih dalam tentang layanan keuangan digital, seperti asuransi hingga investasi. Edukasi pun tidak hanya dilaksanakan di kota-kota besar saja, tetapi juga di berbagai daerah di wilayah Indonesia agar masyarakat memahami betul manfaat teknologi finansial dalam menyejahterakan hidup dan usahanya.  

Temuan-temuan DANA tersebut berjalan linier dengan pertumbuhan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia maupun industri tekfin global.

Pada November 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (EU) meningkat 16,95 persen (YoY) mencapai Rp41,30 triliun. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini, industri tekfin mengalami pertumbuhan konsumen rata-rata di atas 50 persen lintas vertikal industri dan wilayah global. Dari dari data survei, tingginya permintaan konsumen menjadi faktor utama pertumbuhan, di mana lebih dari setengah tekfin yang berpartisipasi dalam survei (51 persen) menyebutkan alasan yang sama.

3 dari 3 halaman

Tekfin Jadi Gerbang Pembuka Menuju Masyarakat Nontunai yang Inklusif

Dalam kaitannya untuk mengakselerasi inklusi keuangan, Vince memaparkan bahwa kemampuan dan kebiasaan untuk bertransaksi digital masyarakat di seluruh ekosistem ekonomi digital, ikut mendorong industri tekfin berinovasi. Para pemain dalam industri teknologi keuangan terus menciptakan produk dan layanan terbaru yang memungkinkan masyarakat di berbagai golongan untuk mengakses asuransi dan investasi.

Menurutnya, salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengubah besaran limitasi produk asuransi dan investasi, dengan jumlah yang minimum. Hal ini juga diimplementasikan oleh DANA dalam menawarkan layanan asuransi dan investasi di skala mikro lewat produk DANA Siaga dan DANA eMAS.  

“Lewat pendekatan-pendekatan tersebut, masyarakat akan dengan mudah merasakan manfaat yang dimiliki teknologi finansial dan menjadikan instrumen ini sebagai bagian dari hidupnya. Dampak positifnya, masyarakat bisa memasuki gerbang awal menuju masyarakat nontunai yang inklusif hingga sehat finansial,” pungkas Vince.  

Penelitian ‘The Future of Global Fintech’ merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menanggapi kebutuhan sektor publik dan swasta saat ini akan data yang lebih kuat dan bukti empiris mengenai tekfin, guna menginformasikan perkembangan pasar dan memfasilitasi regulasi berbasis bukti. Melalui kolaborasi dengan kelompok tekfin global yang inovatif dan relevan, inisiatif ini berupaya menghasilkan hasil penelitian berdampak yang menyoroti tren pasar global, menghasilkan wawasan tekfin regional, dan menilai bagaimana aktivitas tekfin dapat berdampak pada konsumen, UKM, dan inklusi keuangan.

Inisiatif ini juga mempertemukan para inovator, pelaku industri jasa keuangan, regulator, dan lembaga pembangunan melalui serangkaian diskusi dan lokakarya untuk berbagi pembelajaran, menyebarkan pengetahuan, dan menjalin kemitraan publik-swasta yang bermakna. 

Tonton ulang Konferensi Pers ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’ di www.weforum.org.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.