Sukses

Inflasi 33 Kota di Atas Nasional, Ternate Paling Tinggi!

Inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,64 persen yang disumbang oleh komoditas ikan segar andil inflasi sebesar 0,58 persen, Cabai rawit andilnya 0,33 persen, cabai merah andil inflasinya 0,24 persen, bawang merah andilnya 0,13 persen, tomat andil inflasinya 0,11 persen, dan tarif angkutan udara 0,03 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Desember 2023 terdapat 85 kota di Indonesia yang mengalami inflasi, sedangkan 5 kota lainnya mengalami deflasi dan seluruhnya berada di wilayah pulau Sumatera.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan, dari 85 kota tersebut 33 kota diantaranya mengalami inflasi lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat inflasi rata-rata nasional 0,41 persen (month to month).

Adapun sebaran inflasi tertinggi dan deflasi terdalam di masing-masing pulau diantaranya, di Sumatera terjadi inflasi tertinggi di kota Medan sebesar 0,60 persen, dan deflasi terdalam di Meulaboh 0,67 persen.

"Deflasi terdalam terjadi di Meulaboh sebesar 0,67 persen yang juga deflasi terdalam secara nasional," kata Amalia dalam konferensi pers Pengumuman Inflasi BPS, Selasa (2/1/2024).

Kemudian, di Jawa inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,71 persen dan deflasi terdalam di Kudus 0,15 persen.

Selanjutnya, di Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di Kota Pontianak 0,66 persen dan deflasi terdalam di kota Banjarmasin 0,12 persen.

Di Bali Nusa Tenggara, inflasi tertinggi terjadi di Maumere sebesar 0,61 persen dan deflasi terdalam di Kota Mataram 0,29 persen. Lalu, di Maluku Papua inflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar 1,64 persen, dan deflasi terdalam di Sorong 0,23 persen.

Di Sulawesi inflasi tertinggi terjadi di Gorontalo sebesar 1,32 persen dan deflasi terdalamnya di Kota Palu 0,13 persen.

Maka dari keseluruhan nama kota yang disebutkan di atas, inflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,64 persen yang disumbang oleh komoditas ikan segar andil inflasi sebesar 0,58 persen, Cabai rawit andilnya 0,33 persen, cabai merah andil inflasinya 0,24 persen, bawang merah andilnya 0,13 persen, tomat andil inflasinya 0,11 persen, dan tarif angkutan udara 0,03 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Inflasi Desember Tembus 0,41%, Tertinggi Sepanjang 2023

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.

Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, tingkat inflasi bulanan Desember 2023 merupakan yang tertinggi sepanjang 2023.

"Penyumbang terbesar inflasi adalah makanan minuman dan tembakau sebesar 1,07 persen dengan andil inflasi 0,29 persen," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman inflasi oleh BPS, Selasa (2/1/2024).

Dari angka ini komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil 0,06 persen, bawang merah andil 0,04 persen, tomat andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit andil inflasi sebesar 0,02 persen, beras andil 0,02 persen, dan telur ayam ras andil 0,02 persen.

Selain itu juga terdapat komoditas di luar makanan, minuman, dan tembakau yang juga memberikan andil signifikan terhadap inflasi secara bulanan (month to month).

"Antara lain, angkutan udara dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen, emas perhiasan dengan andil inflasi 0,02 persen, serta komoditas rekreasi dengan andil 0,01 persen," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Prediksi Ekonom

Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi inflasi bulanan untuk Desember 2023 berkisar sebesar 0,60 persen secara bulanan (month to month), meningkat signifikan dari 0,38 persen dibandingkan November 2023.

Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan musiman selama liburan Natal dan Tahun Baru.

"Dalam keranjang IHK, komoditas seperti makanan dan minuman terlihat mengalami kenaikan harga, memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap inflasi Desember 2023," kata Josua, di Jakarta (2/1/2024).

Menurutnya, lonjakan itu dipengaruhi oleh peningkatan permintaan secara musiman dan dampak El Nino. Kemudian, transportasi, rekreasi, hotel, dan restoran juga terpantau mengalami kenaikan harga selama periode liburan akhir tahun.

Sementara, untuk inflasi akhir tahun 2023, tingkat inflasi diperkirakan sebesar 2,81 persen menandai penurunan yang patut dicatat dari 5,51 persen yang tercatat pada tahun 2022. Penurunan signifikan ini terutama disebabkan oleh penurunan harga bahan bakar dan energi global, yang mengakibatkan penurunan inflasi harga yang diatur pemerintah tahun ini.

"Proyeksi kami menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan akan berada di bawah target tengah sebesar 3 persen yaitu 2,81 persen yoy di Desember 23 (vs. 2,86 persen yoy di November 23)," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini