Sukses

ID Food Bakal Lepas Bisnis Kondom ke Bio Farma

Holding BUMN Pangan atau ID Food berencana melepas empat anak usahanya (divestasi) untuk refocusing bisnis. Refocusing bisnis tersebut akan menyasar anak perusahaan yang tidak berkaitan dengan fokus bisnis induk.

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan atau ID Food berencana melepas empat anak usahanya (divestasi) untuk refocusing bisnis. Refocusing bisnis tersebut akan menyasar anak perusahaan yang tidak berkaitan dengan fokus bisnis induk.

"Kedepannya anak perusahaan yang tidak terkait langsung dengan induk perusahaan akan kita divestasi dengan cara refocusing," ujar Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan dalam acara Ngopi BUMN di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).

Frans mengungkapkan, divestasi tersebut akan menyasar empat anak perusahaan yang tidak memiliki fokus bisnis berkaitan dengan ID Food. Diantaranya yang menjalankan bisnis disektor perkebunan sawit, teh. Kemudian, pembuat alat kontrasepsi (kondom), hingga membuat karung.

"Refocusing bisnis ada perkebunan sawit, teh, ada alat suntik dan kondom, kemudian ada pabrik karung," ungkapnya.

Frans menyebut, PT Mitra Rajawali Banjaran sebagai produsen kondom akan dijual ke Bio Farma. Ini karena fokus bisnis anak perusahaan tersebut tidak berkaitan dengan bisnis ID Food.

"Untuk alkes farmasi kita alihkan ke temen kita Bio Farma," ungkapnya.

Selanjutnya, PT Perkebunan Mitra Ogan akan dialihkan ke Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III. Kemudian, PT Mitra Kerinci yang memiliki bisnis perkebunan dan pengolahan teh.

Divestasi juga akan menyasar salah satu anak perusahaan yang memproduksi karung. Namun, Frans tidak secara spesifik menyebutkan anak perusahaan yang dimaksud.

"Kemudian industri pabrik karung akan kita divestasi," ucapnya.

Frans mengatakan, rencana divestasi empat anak perusahaan tersebut telah masuk dalam road map hingga 2025 mendatang. Dia berharap rencana melepas anak perusahaan yang tidak berkaitan dengan bisnis pangan ini akan memperkuat kinerja bisnis perusahaan.

"Nah, untuk bisa menjadi perusahaan BUMN yg sehat kami sudah bisa melakukan roadmap sampai 2025 untuk kita melakukan perbaikan di holding pangan," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Transformasi Bisnis, ID Food Lepas Anak Usaha yang Produksi Kondom di 2023

Sebelumnya, holding BUMN Pangan atau ID Food akan melepas anak usahanya tahun depan dalam rangka refocusing bisnis. Langkah divestasi ID Food akan menyasar 4 anak usaha yang tak terlalu berkaitan dengan sektor pangan.

Untuk diketahui, pembentukan ID Food menjadi salah satu upaya penguatan BUMN klaster pangan. Sementara, di sisi lain juga ada pengelolaan yang terfokus, seperti perkebunan di PTPN dan farmasi di Bio Farma.

Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan menyampaikan tiga diantaranya yang akan dijual ke sesama BUMN. Yakni PT Mitra Rajawali Banjaran, produsen kondom yang berdiri sejak tahun 1986, PT Perkebunan Mitra Ogan, dan PT Mitra Kerinci.

Frans menyebut Mitra Rajawali Banjaran akan dijual ke PT Bio Farma (Persero). Lalu, Perkebunan Mitra Ogan akan dialihkan ke Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III.

"ini dalam rangka refocusung bisnis ya, beberapa lini bisnis yang tidak terkait langsung dengan pangan seperti Farma kita divestasi ke Bio Farma, agro industri perkebunan kita divestasi ke PTPN, jadi ini dalam rangka refocusing bisnis agar ke depan yang ada dalam ID Food ini benar benar fokus pada pangan pokok penting,"katanya usai acara Ngopi BUMN, ditulis Selasa (23/8/2022).

Frans tak begitu merinci soal proses divestasi ini. Setidaknya, kepastian nilai divestasi 4 anak usaha ini akan disampaikan pada Semester I 2023 mendatang.

"Ya, mungkin kita sampaikan target divestasi paling lambat semester I 2023. Nilainya sekarang lagi berproses," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Jual ke Swasta

Lebih lanjut, Frans tak menutup kemungkinan anak usaha ini akan dijual ke sektor swasta. Namun, ia memprioritaskan lebih dulu ke sesama perusahaan pelat merah.

"Prioritas seperti itu, tapi tidak menutupi kemungkinan divestasi dilakukan dengan swasta juga," ujarnya.

Ia mengaku secara rutin telah melakukan komunikasi dengan pihak Kementerian BUMN. "Setiap minggu, kepada pemegang saham, kita mengupdate progres divestasi atau apapun ke kementerian," ujar dia.

Ia menjabarkan, keempat anak usaha tersebut masih mengeluarkan produk sesuai dengan fokusnya. Hanya saja, ada yang sudah kurang produktif.

Misalnya, perusahaan produsen kondom, kini tinggal memproduksi alat suntik sekali pakai. Disamping refocusing, produktivitas anak usaha juga jadi pertimbangan dilakukannya divestasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini