Sukses

Lanjut Bansos Beras, Jokowi Lobi China dan Bangladesh untuk Impor Tahun Depan

Jokowi mengaku telah melobi sejumlah kepala negara, mulai dari India hingga China agar mau memasok berasnya kepada Indonesia. Proses negosiasi impor beras tersebut nantinya akan dilanjutkan Perum Bulog.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak menampik adanya kenaikan harga beras di pasaran. Oleh karenanya, ia telah memerintahkan jajarannya untuk menyalurkan program bansos beras 10 kg kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama tiga bulan, sejak September-November 2023.

RI 1 pun buka peluang kembali menyalurkan program bansos beras untuk periode selanjutnya guna mengantisipasi gejolak harga beras, selama stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog tetap tersedia.

"Kalau stoknya kita lihat masih (ada) nanti diteruskan lagi. Sehingga masyarakat jangan sampai terdampak dari kenaikan harga beras," ujar Jokowi dalam kunjungan ke Gudang Beras Bulog Dramaga di Kabupaten Bogor, Senin (11/9/2023).

Oleh sebabnya, ia memandang pemerintah masih perlu melakukan impor beras untuk memastikan cadangan stok beras terpenuhi. Itu juga dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya kenaikan harga beras di pasar akibat fenomena El Nino yang terjadi hampir di semua negara.

"Ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis stok. Harus itu untuk menjaga agar tidak terjadi kenaikan karena memang produksi pasti turun karena El Nino, meskipun saya lihat angkanya juga tidak banyak," imbuhnya.

Jokowi mengaku telah melobi sejumlah kepala negara, mulai dari India hingga China agar mau memasok berasnya kepada Indonesia. Proses negosiasi impor beras tersebut nantinya akan dilanjutkan Perum Bulog.

“Saya sudah bicara dengan Perdana Menteri (Kamboja) Hun Manet, dengan Presiden Bangladesh yang punya stok, dengan Perdana Menteri (India) Narendra Modi, dengan China juga dengan Perdana Menteri Li (Qiang)," tuturjya.

"Stok kita sudah banyak, tapi kita tetap masih melihat di mana yang bisa. Tidak untuk sekarang, tapi untuk plan tahun depan juga mengantisipasi," pungkas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Mulai Sebar 10 Kg Bansos Beras untuk 21,3 Juta Keluarga

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merilis program bansos beras atau Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah. Lewat program ini, pemerintah akan mendistribusikan beras medium gratis kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama tiga bulan, mulai September-November 2023.

Dalam peluncuran program ini, Senin (11/9/2023), Jokowi melakukan kunjungan langsung ke dua tempat, yakni Gudang Bulog Dramaga di Kabupaten Bogor dan Gudang Bulog DKI Jakarta & Banten di Kelapa Gading, Jakarta.

Turut hadir beberapa menteri dan pemangku kepentingan dalam kunjungan tersebut. Antara lain, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Perum Bulog Budi Waseso, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Erick Thohir mengatakan, penyaluran program beras ini tidak hanya dilakukan di dua tempat itu saja, tapi serentak di 38 provinsi seluruh Indonesia.

"Ini kan sesuai arahan bapak Presiden, bahwa pemerintah harus hadir. Ini program bantuan pangan kepada 21,3 juta keluarga di 38 provinsi. Jadi sudah luas," ujar Erick Thohir di Gudang Bulog DKI Jakarta & Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (11/9/2023).

3 dari 3 halaman

Total Alokasi Beras

Total alokasi beras yang dipersiapkan untuk pelaksanaan program di tiga bulan ini sekitar 640 ribu ton. Bulog akan dibantu PT Pos Indonesia dalam mendistribusikan bantuan beras ke seluruh penjuru negeri.

Mendag Zulkifli Hasan pun memastikan, stok cadangan beras pemerintah tetap aman di tengah pelaksanaan program itu.

"Perintah Presiden tadi digelontorkan berapapun. Stok cukup, 1,6 juta ton. Jadi tenang, aman, beras cukup stoknya. Lebih dari cukup," tegasnya.

Bahkan, pelaksanaan program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah juga dipercepat untuk mengatasi kenaikan harga beras saat ini. "Ini dipercepat, harusnya Oktober agar Bulog melakukan operasi pasar agar harganya tetap paling tidak bisa turun," imbuh Mendag Zulkifli Hasan.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini