Sukses

HILL ASEAN: Masyarakat Emerging Affluent Berkontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

HILL ASEAN emerging affluent dikenal sebagai kelompok individu yang menjembatani kesenjangan antara orang kaya dan kelas menengah, dengan hasil dari tekad dan kerja keras mereka merubah kehidupan menjadi lebih sejahtera.

Liputan6.com, Jakarta Hakuhodo Inc Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN) melihat potensi kehadiran kelompok masyarakat emerging affluent dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sebagai informasi, menurut HILL ASEAN emerging affluent dikenal sebagai kelompok individu yang menjembatani kesenjangan antara orang kaya dan kelas menengah, dengan hasil dari tekad dan kerja keras mereka merubah kehidupan menjadi lebih sejahtera.

Hadirnya kelompok masyarakat ini diyakini bisa menjadi panutan bagi masyarakat kelas menengah di kawasan Asia Tenggara, karena emerging affluent sebagian besar datang dari mereka yang memulai perjalanan suksesnya dari bawah/tidak berasal dari latar belakang ekonomi kelas atas.

Director of Hakuhodo International Indonesia & Institute Director HILL ASEAN, Devi Attamimi mengatakan, hadirnya kelompok masyarakat emerging affluent bisa membantu laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tahun ini ditargetkan di kisaran 4,5-5,3 persen.

"(Dampak dari kehadiran emerging affluent pada pertumbuhan ekonomi) itu sangat besar, karena mereka walaupun berhati hati dalam melakukan pembelian tetapi mereka juga suka suatu produk yang memiliki unsur luxury (kemewahan)," ungkap Devi kepada wartawan, di sela sela Forum HILL ASEAN ke-9 di Soehanna Hall, SCBD Jakarta pada Selasa (1/8/2023).

Ketika emerging affluent berbelanja, Devi menjelaskan, mereka mementingkan unsur functional luxury atau kemewahan yang fungsional.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kantongi Cukup Uang

Artinya, mereka mengetahui sudah mengantongi cukup uang untuk membeli barang mewah namun benar benar memahami secara fungsional bagaimana mereka bisa memanfaatkan barang tersebut.

" Karena konsumsi mereka tinggi maka kontribusi pada ekonomi akan semakin besar" tambah Devi.

Adapun Ketua Hakuhodo International Indonesia, Irfan Ramli yang menyarankan bahwa , Pemerintah dapat memulai untuk memanfaatkan kehadiran kelompok masyarakat ini dengan mencari tahu terlebih dahulu akan kebutuhan dan ketertarikan mereka di setiap sektor ekonomi.

"Brand maupun pemerintah perlu melihat kelas sosial baru ini. Karena mereka akan mendukung dengan luar biasa kepada ekonomi kita apabila diperhatikan dengan baik dan cermati langkah langkah apa yang harus dilakukan (dengan kehadiran mereka)," jelasnya.

 

3 dari 3 halaman

Populasi Emerging Affluent

Devi merinci, secara total, populasi emerging affluent di negara ASEAN mencapai 10 persen. Di Indonesia sendiri tidak jauh berbeda, sekitar 9 persen.

"Dari 10 persen tersebut, mereka berkontribusi pada lebih dari 30 persen dari kekayaan rumah tangga karena tentunya mereka melakukan banyak pengeluaran. Diprediksi tahun 2030 mendatang, yang tidak lama dari sekarang, mereka akan tumbuh tiga kali lipat," beber Devi.

Jadi dalam waktu dekat perubahannya jauh akan melebihi kelas menengah dalam hal pengeluaran. Maka dari itu hal ini penting sekali untuk brand dan pemasar agar tidak melewatkan potensi tersebut," tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.