Sukses

Simak Kurs USD, Poundsterling hingga Yuan Hari Ini Selasa 27 Juni

pada Selasa (27/6/2023) kurs jual USD berada di Rp 15.101,13 juga kurs belinya sebesar Rp 14.950,87.

Liputan6.com, Jakarta Kurs Dolar AS ke Rupiah masih terpantau naik walau dengan selisih yang kecil. Menurut informasi dari laman resmi Bank Indonesia, pada Selasa (27/6/2023) kurs jual USD berada di Rp 15.101,13 juga kurs belinya sebesar Rp 14.950,87.

Sementara kurs jual Poundsterling Inggris hari ini ada di Rp 19.241,86 dan kurs beli Rp 19.041,43. Mata uang Euro hari ini memiliki kurs jual Rp 16.458,72 dengan kurs beli Rp 16.288,97.

Kurs jual dolar Australia sebesar Rp 10.081,51 dan kurs beli Rp 9.978,21.

Beralih ke mata uang negara kawasan ekonomi besar di Asia, kurs jual Yen Jepang hari ini berada di Rp 10.545,48 per 100 Yen dan kurs beli Rp 10.438,36 per 100  Yen. Di sisi lain, Kurs jual Yuan China sebesar Rp 2.087,18 diikuti kurs beli Rp 2.066,24.

Kurs jual Won Korea Selatan hari ini Rp 11,55 dengan kurs beli Rp 11,44 per Won yang keduanya terus berubah naik dan turun sejak hari sebelumnya. Kurs jual dolar Hong Kong hari ini dipatok Rp 1.929,02 serta kurs beli sebesar Rp 1.909,75.

Sementara di negara kawasan Asia Tenggara hari ini, untuk  dolar Singapura (SGD) memiliki kurs jual Rp 11.158,75 dan kurs beli Rp 11.045,26 juga Ringgit Malaysia dengan kurs jual Rp 3.231,57 dan kurs beli Rp 3.194,63.

Kurs jual Peso Filipina hari ini berada di Rp 271,12 dan kurs beli Rp 268,27 juga Thailand dengan kurs jualnya Rp 428,77 dan kurs belinya Rp 424,26 per Baht.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Analisa Pergerakan Rupiah

Analis pasar mata uang Lukman Leong menjelaskan, penguatan rupiah pada pembukaan perdagangan, Selasa, hanya bersifat sementara saja.

"Rupiah rebound oleh koreksi pada dolar AS dan imbal hasil obligasi AS yang turun, rupiah dan mata uang Asia umumnya telah oversold dan berpotensi rebound. Namun kekuatiran pelemahan ekonomi dan prospek suku bunga bank sentral secara keseluruhan masih tetap menekan mata uang emerging," ujar dia dikutip dari Antara. 

Ia mengatakan, investor menantikan beberapa data ekonomi AS dan pidato Ketua Dewan Gubernur Bank Sentral AS Federal Reserve (Fed) Jerome Powell untuk petunjuk lebih lanjut.

"Malam ini, data penjualan durable goods AS diperkirakan akan turun 1 persen. Hal ini diharapkan bisa meredakan kekhawatiran akan prospek suku bunga The Fed," ungkap Lukman.

Menurut dia, Powell masih akan memberikan pidato hawkish pada minggu ini, tepatnya pada Rabu dan Kamis. Karena itu, rupiah diperkirakan masih akan berkisar di angka Rp15 ribu per dolar AS.

 

3 dari 3 halaman

Selanjutnya

Kemarin, rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan di tengah sentimen risk off yang dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi dari sikap agresif bank sentral dunia.

"Perkembangan terakhir, The Fed yang mensinyalkan masih akan menaikkan suku bunga 2 kali, RBA (Reserve Bank of Australia dua kali mengejutkan pasar dengan kenaikan, BoE (Bank of England) mengejutkan pasar dengan kenaikan yang lebih besar pada minggu lalu," katanya.

Bank sentral melihat upaya melawan inflasi masih jauh dari selesai. Hal ini dikhawatirkan akan semakin menekan pertumbuhan ekonomi global.

"Pada saat yang sama, China terlihat mengalami kesulitan mencapai target pertumbuhan," ucapnya.

Selain itu, dia melihat pelemahan rupiah turut dipengaruhi perkembangan di Rusia pascapemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner. "Ketidakpastian ini memicu permintaan dolar AS sebagai safe haven dan mata uang emerging dihindari," ucap Lukman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.