Sukses

Bank Dunia Bantu Indonesia Bangun 263.520 Rumah Buat Warga di Bawah Garis Kemiskinan

Bank Dunia melalui NAHP juga dinilai telah meletakkan dasar bagi masa depan pengembangan sektor perumahan layak dan terjangkau di Tanah Air.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Bank Dunia telah berkolaborasi melaksanakan Program National Affordable Housing Program (NAHP). Kolaborasi ini untuk membangun 263.520 unit rumah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.

Tujuan utama Program NAHP untuk meningkatkan akses terhadap perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Proyek NAHP telah berhasil mencapai dan memenuhi sebagian besar indikator proyek dalam menyalurkan 30.422 subsidi KPR BP2BT untuk pemilik rumah pertama, serta melayani 233.098 rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan. Melalui hibah dan dukungan teknis BSPS untuk peningkatan akses terhadap rumah layak huni," ujar Sektretaris Direktorat Jenderal Perumahan M Hidayat, Rabu (24/5/2023).

Hidayat menjelaskan, penyediaan rumah yang layak huni dan terjangkau, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah telah menjadi prioritas Pemerintah RI. Namun, seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, penyelesaian backlog perumahan dan pemenuhan target Program Sejuta Rumah (PSR) dengan ruang fiskal yang terbatas menjadi tantangan yang semakin berat.

"Saya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tulus atas dukungan yang luar biasa, kerja sama tim, dan kemitraan dari Bank Dunia serta semua pihak yang terlibat dalam keberhasilan pelaksanaan NAHP. Program NAHP merupakan bagian dari solusi yang berkelanjutan dan terobosan yang signifikan, agar masyarakat akan terus menemui kesulitan untuk mendapatkan hak atas rumah layak huni," ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengurangi Risiko Gempa Bumi

Pencapaian penyaluran dana NAHP, imbuhnya, juga menghadapi kendala di lapangan dan keterbatasan fisik yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, NAHP berhasil menyalurkan bantuan BP2BT dan BSPS kepada segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan informal.

Kemudian, mengembangkan sistem Quality Assurance and Quality Control (QAQC) yang memberlakukan standar teknis dan aplikasi untuk fasilitator, masyarakat, dan pengembang, serta memastikan pembangunan rumah yang berkualitas dan layak.

NAHP juga turut dalam pengembangan Housing and Real Estate Information System (HREIS), studi mengenai sisi pasokan perumahan yang terjangkau, strategi untuk PT SMF (perusahaan pembiayaan sekunder perumahan) untuk mendorong pertumbuhan pasar KPR, pengembangan studi kasus untuk Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk perumahan terjangkau, serta Housing Policy Grand Design yang mendalam dan multidimensi.

Bank Dunia melalui NAHP juga dinilai telah meletakkan dasar bagi masa depan pengembangan sektor perumahan layak dan terjangkau di Tanah Air.

"Selain memberikan bantuan akses rumah layak huni bagi MBR melalui BSPS, NAHP juga mengadopsi penggunaan teknologi ferosemen dalam program BSPS untuk membangun rumah yang memenuhi standar dan mengurangi risiko gempa bumi bagi rumah tangga," kata Hidayat.

 

3 dari 4 halaman

Dampak Urbanisasi

Manager Operasional Bank Dunia Regional Indonesia dan Timor-Leste Bank Dunia, Bolormaa Amgaabazar, menilai pesatnya urbanisasi telah menyebabkan besarnya permintaan rumah di seluruh Indonesia.

"Namun, negara ini menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan perumahan warganya, baik dalam hal kuantitas unit rumah maupun kualitas perumahan," sebut Bolormaa.

Ia mengatakan, NAHP membantu mendukung program perumahan Ppmerintah yang telah berlangsung lama. Khususnya dalam meningkatkan akses pembiayaan perumahan bagi calon pembeli rumah pertama dengan produk subsidi KPR BP2BT, juga memenuhi kebutuhan para pekerja informal yang sebelumnya kurang terlayani.

 

4 dari 4 halaman

Membangun Indonesia Green and Affordable Housing Platform

Program ini juga melayani rumah tangga segmen Bottom-of-Pyramid (BOP) dengan memberikan bantuan teknis dan hibah untuk memperbaiki rumah sub-standar melalui komponen BSPS.

Upaya multisegi yang membawa perubahan struktural pada rantai nilai perumahan yang kompleks di Indonesia membutuhkan pendekatan progresif dan inovatif. Dengan turut dikatalisasi melalui alat dan teknologi transformatif, serta diterima masyarakat luas.

"Saya merasa bangga bahwa NAHP telah berkontribusi pada visi Pemerintah Indonesia untuk membangun Indonesia Green and Affordable Housing Platform, untuk mewujudkan perumahan rendah karbon pada tahun 2050. Serta bertujuan untuk meningkatkan investasi sektor swasta secara signifikan sekaligus mengurangi beban fiskal Pemerintah Indonesia," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.