Sukses

Cek ke Lapangan, Erick Thohir Puas dengan Kinerja Dirut Perum Bulog Budi Waseso

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkap alasan kembali memilih Budi Waseso alias Buwas menjadi Direktur Utama Perum Bulog.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkap alasan kembali memilih Budi Waseso alias Buwas menjadi Direktur Utama Perum Bulog. Salah satu alasan yang penting adalah Budi Waseso selama ini sudah membuktikan kinerjanya.

Erick Thohir menilai, Buwas memiliki kecakapan dalam memimpin Perum Bulog sebagai bagian dari BUMN Pangan. Mengingat, Buwas telah menduduki posisi Dirut Perum Bulog sejak 2018.

"Kita lihat juga apa yang sudah dilakukan Pak Budi Waseso sudah berjalan. Dan kita harapkan dengan sekarang ada kontradiksi apakah impor (atau) produksi (dalam negeri), lebih baik kita meneruskan kepemimpinannya," ujar Erick di Kementerian BUMN, ditulis Kamis (4/5/2023).

Soal kinerja Buwas, Erick bahkan mengaku pernah mengecek langsung lapangan. Hasilnya, dia menilai hasilnya cukup baik. Ini pula yang jadi dasar Erick Thohir masih mempercayakan posisi Dirut Bulog ke Buwas.

"Dan saya rasa, saya beberapa kali mengecek ke lapangan kondisi Bulog cukup terkontrol," katanya.

Lewat Tim Penilaian Akhir 

Sejalan dengan itu, Erick mengungkap bahwa pengangkatan Buwas juga telah melalui penilaian dari Tim Penilaian Akhir (TPA) yang diketahui juga melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ditambah lagi, ada potensi tantangan kedepannya seperti El Nino yang diprediksi berdampak ke Indonesia pertengahan tahun ini.

Untuk itu, salah satu hasilnya adalah memgangkat kembali Budi Wasesi menjadi Dirut Perum Bulog. Merujuk pada hasil kinerja yang menurut Erick cukup baik.

"Kan kita itu ada proses TPA dan proses TPA itu melibatkan Bapak Presiden. Kita lihat konteksnya, tentu dengan kondisi daripada situasi tidak menentu dan ada El Nino, ini artinya kita mesti waspada juga dengan situasi pangan Indonesia," ungkap Erick Thohir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dirut Bulog 2 Periode

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir kembali menunjuk Budi Waseso (Buwas) sebagai Direktur Utama Perum Bulog. Dengan demikian, Buwas kembali menjadi orang nomor 1 di BUMN Pangan tersebut untuk kedua kalinya.

Penunjukan kembali Buwas sebagai Dirut Bulog ini disampaikan akun Instagram Perum Bulog @perum.bulog.

"Segenap Keluarga Besar Perum Bulog mengucapkan selamat kepada Bapak BUDI WASESO yang telah diangkat kembali menjadi Direktur Utama Perum BULOG," dikutip dari akun tersebut, Sabtu (29/4/2023).

Perum Bulog menulis, pengangkatan kembali Buwas ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-91/MBU/04/2023 tanggal 27 April 2023 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Direktsi Perum Bulog.

 

3 dari 4 halaman

Geram dengan Mafia Beras

Selama menjabat sebagai Dirut Perum Bulog, Budi Waseso atau Buwas memang dikenal tegas. Salah satunya, dia pernah mengaku geram atas kelakuan mafia beras, karena membuat harga mahal di pasaran.

Total, ada 350 ton beras Bulog yang dioplos dan dibungkus ulang dengan berbagai merk, kemudian dijual kembali ke pasar tradisional melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET). Akibatnya, masyarakat kesulitan membeli bahan pangan pokok itu.

Purnawirawan jenderal bintang tiga itu kesal, lantaran operasi pasar yang dilakukan Bulog tidak mampu menurunkan harga beras yang terus meroket di kisaran Rp12 ribu per kilogramnya, serta menimbulkan inflasi secara nasional.

"Harga beras mahal, bahkan sampai Rp12 ribu, tugas Bulog sampai melakukan operasi pasar untuk intervensi supaya harganya lebih murah, karena ini kalau tidak memunculkan inflasi yang tinggi," ujar Dirut Bulog, Budi Waseso, di Polda Banten.

 

4 dari 4 halaman

Operasi Pasar

Meski telah operasi pasar dan mengimport 500 ribu ton, namun harga beras masih mahal. Buwas pun mengaku curiga dan memprediksi adanya kecurangan di pasaran. Padahal Bulog menjual ke pasaran dengan harga di kisaran Rp8.300 per kilogramnya.

Bahkan dia mendapatkan informasi adanya pengiriman beras Bulog ke Atambua, Kabupaten Belu, NTT secara ilegal yang nantinya akan dijual dengan harga mahal.

Tak hanya itu, beras impor Bulog juga akan di ekspor ke luar negeri yang diduga kuat dilakukan oleh pengusaha beras Indonesia.

"Bahkan beras dari Cipinang itu, hari ini bisa jalan sampai Atambua, dan itu dijual dengan harga yang sangat mahal. Ada indikasi beras ini akan diselundupkan ke Timor Leste," terang Budi Waseso.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.