Sukses

Harga Minyak Dunia Stabil karena Penguatan Ekonomi China Imbangi Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga

Harga minyak hanya bergeser sedikit pada penutupan perdagangan Selasa. Hal ini terjadi karena data ekonomi negara konsumen minyak terbesar kedua yaitu China mampu mengimbangi kemungkinan kenaikan suku bunga AS.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak hanya bergeser sedikit pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Hal ini terjadi karena data ekonomi negara konsumen minyak terbesar kedua yaitu China mampu mengimbangi kemungkinan kenaikan suku bunga AS.

Mengutip CNBC, Rabu (19/4/2023), harga minyak mentah Brent cuma naik 1 sen atau 0,01 persen menjadi USD 85,25 per barel. Sementara harga minyak US West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 3 sen atau 0,04 persen ke level USD 80,86 per barel.

Ekonomi China mampu tumbuh 4,5 persen di kuartal I 2023. Angka ini lebih cepat dari perkiraan para analis. Sementara output kilang minyak naik ke level tertinggi pada bulan Maret.

"Gambaran besar dengan pertumbuhan ekonomi China masih menunjukkan pasar yang kekurangan pasokan (minyak mentah)," kata analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Prospek Kenaikan Suku Bunga AS

Tetapi prospek kenaikan suku bunga AS tetap menjadi hambatan sentimen bagi harga minyak dunia. Pedagang mengharapkan Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Mei.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan, Bank sentral AS kemungkinan besar memiliki satu lagi kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi.

"Langkah selanjutnya mungkin bergantung pada pertumbuhan global dan apakah ekonomi dapat mengatasi badai baru-baru ini, terutama di AS, di mana kredit yang lebih ketat dapat secara signifikan membebani pertumbuhan untuk sisa tahun ini," kata broker OANDA, Craig Erlam.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kejadian Irak

Harga minyak mentah juga ditekan oleh pemerintah federal Irak dan Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) yang mengambil langkah menuju dimulainya kembali ekspor minyak utara dari pelabuhan Turki Ceyhan setelah dihentikan bulan lalu.

Dolar melemah pada hari Selasa setelah data China yang optimis. Dolar yang lebih kuat membuat harga komoditas dalam mata uang AS lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Namun, sebagian besar pedagang percaya bahwa reli harga minyak mentah baru-baru ini membutuhkan koreksi, kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Harga minyak mentah membukukan kenaikan selama empat minggu terakhir, rekor yang tidak terlihat sejak Juni 2022.

3 dari 3 halaman

Laporan Persediaan

Menjadi fokus nanti akan menjadi snapshot terbaru dari persediaan minyak AS. Analis memperkirakan penarikan 1,1. juta barel dalam stok minyak mentah minggu lalu, serta penurunan bensin dan sulingan.

Laporan pertama dari dua laporan minggu ini, dari American Petroleum Institute, dijadwalkan pada pukul 16:30. ET (2030 GMT), diikuti oleh data pemerintah pada Rabu pagi.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini