Sukses

Perdagangan Indonesia dengan Negara ASEAN Surplus Terus, Kecuali Thailand dan Laos

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan RI-Thailand pada Februari 2023 masih mengalami defisit USD 342,1 juta.

Liputan6.com, Magelang - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan, tren neraca perdagangan antara Indonesia dengan negara-negara ASEAN terus meningkat selama 5 tahun terakhir. 
 
Namun, Jerry membuat pengecualian untuk dua negara, yakni Thailand dan Laos dimana transaksi neraca perdagangan dengan Indonesia masih tercatat defisit.
 
"Yang ingin saya sampaikan, dari 9 negara anggota ASEAN selain Indonesia, kita cuman sedikit ada defisit dengan Thailand dan Laos. Yang lainnya kita semua selalu surplus," ujar Wamendag di sela-sela penyambutan delegasi pada acara AEM Retreat di Enam Langit by Plataran, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (21/3/2023).
 
"Artinya, kita ke depan mungkin bisa meng-address dengan Thailand dan Laos, bagaimana kita bisa meningkatkan perdagangan kita, mendapatkan angka surplus yang lebih maksimal," imbuh dia. 
 
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan RI-Thailand pada Februari 2023 masih mengalami defisit USD 342,1 juta. Pasalnya, impor mencapai USD 898,5 juta, sedangkan ekspor hanya USD 556,4 juta.
 
Penyumbang defisit pedagangan terdalam ke Thailand adalah gula dan kembang gula (HS 17) yang minus USD 107,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) minus USD 94,9 juta, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) minus USD 83,1 juta.
 
Sementara untuk neraca perdagangan Indonesia-Laos pada 2022 mengalami defisit sebesar USD 141 juta, meningkat 363,92 persen dibandingkan periode yang sama di 2021.
 
Lebih lanjut, Jerry mengatakan, pemerintah ingin memangkas defisit perdagangan dengan kedua negara tersebut, dan menyulapnya menjadi surplus di kemudian hari.
 
"Tentu kalau kita bicara surplus, kita kita ingin surplus kepada semua, which is negara ASEAN kita sudah surplus kecuali Thailand dan Laos," kata Jerry. 
 
"Itu pun dari sisi volume, kalau untuk Laos relatif defisitnya tidak begitu besar, karena memang size perdagangan juga relatif lebih kecil dibanding negara-negara ASEAN lain," jelasnya. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gelar AEM Retreat di Magelang 20-22 Maret 2023, Kemendag Usung 7 Prioritas

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah menggelar ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat di Magelang, Jawa Tengah pada 20-22 Maret 2023. Pertemuan ini diadakan dalam rangka keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, mengatakan Indonesia melalui AEM Retreat ini mengusung 7 prioritas berskala ekonomi.

"Jadi ini prioritasnya ekonomi. Ini namanya PED, Priority Economic Deliverables untuk keketuaan Indonesia di ASEAN 2023," jelasnya di Plataran Heritage Borobudur, Magelang, dikutip Senin (20/3/2023).

Djatmiko mengutarakan, hal tersebut selaras dengan tiga pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yakni politik, ekonomi dan sosial budaya. MEA sendiri bercita-cita membangun sistem perdagangan pasar bebas yang dilakukan semua negara anggota ASEAN.

"Jadi ini memang suatu proses yang begitu banyak melibatkan semua unsur di dalamnya, dan juga berbagai hal yang penting untuk semua pemangku kepentingan," tuturnya.

Dalam hal ini, ia melanjutkan, Kemendag punya tugas utama di pilar ekonomi. Khususnya untuk rencana aksi dan capai cetak biru MEA 2025. "Kurang lebih dua tahun lagi ada hal-hal yang terus berproses, perlu disempurnakan jadi kawasan ekonomi terintegrasi," imbuhnya.

Adapun salah satu mainstream utama pilar ekonomi berada di bawah koordinasi Menteri Ekonomi/Perdagangan Sean. Untuk Indonesia, Djatmiko menambahkan, seluruh hal substansi berada di bawah koordinasi Kemendag.

"Tahun ini, semua pembahasan yang ujungnya di ASEAN Economic Ministers (AEM) kita akan lakukan. Jumlah pertemuan di ASEAN lebih banyak daripada jumlah hari dalam satu tahun, sangking begtiu masifnya," paparnya.

 

3 dari 3 halaman

7 Prioritas

Berikut 7 Prioritas Indonesia dalam AEM Retreat pada Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia:

  1. ASEAN Services Facilitation Framework (ASFF) atau kerangka kerja fasilitasi jasa ASEAN.
  2. Signing of the 2nd Protocol to Amend the Agreement Establishing the AANZFTA (ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area) atau penandatangan protokol kedua untuk mengamandemenkan persetujuan terbentuknya kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru.
  3. Establishment of the RCEP Support Unit in ASEAN Secretariat, Jakarta, Indonesia atau pembentukan unit pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) di sekretariat ASEAN, Jakarta.
  4. ASEAN Industrial Project-Based Initiatives atau kerangka kerja ASEAN untuk inisiatif-inisiatif industri bebas proyek.
  5. Full Implementation of e-Form D Through the ASEAN Single Window atau pengimplementasian electronic Form D (e-Form D) melalui ASEAN single window.
  6. Leader's Statement to Develop the ASEAN Digital Economy Framework (DEFA) atau pernyataan pemimpin negara untuk mengembangkan persetujuan kerangka kerja ekonomi digital ASEAN.
  7. Roadmap of ASEAN Harmonised Standards to Support Sustainable Development Goals (SDGs) Implementations atau peta jalan standar harmonisasi ASEAN untuk mendukung implementasi pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.