Sukses

IMF Pangkas Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 4,8 Persen di 2023

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia turun dibandingkan perkiraan sebelumnya, di mana IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Moneter Internasional atau IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat menjadi 4,3 persen pada 2023. 

Proyeksi tersebut turun dibandingkan perkiraan sebelumnya yang dirilis Oktober, di mana IMF meramal pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5 persen.

Padahal, IMF justru menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 2,9 persen. Naik 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya di bulan Oktober.

Ini terungkap dari laporan IMF bertajuk World Economic Outlook Update seperti dikutip dari laman resmi IMF, Selasa (31/1/2023).

"Pertumbuhan di negara-negara ASEAN-5 (Indonesia,Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand) juga diproyeksikan melambat menjadi 4,3 persen pada tahun 2023 dan kemudian meningkat menjadi 4,7 persen pada tahun 2024," bunyi laporan tersebut.

Secara global, pertumbuhan emerging market dan developing economies diproyeksikan naik secara moderat dari 3,9 persen pada 2022 menjadi 4 persen pada 2023. Kemudian naik lagi jadi 4,2 persen pada 2024.

Ini terjadi revisi naik sebesar 0,3 poin persentase untuk tahun 2023 dan revisi ke bawah sebesar 0,1 poin persentase untuk tahun 2024.

"Sekitar setengah dari pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang memiliki pertumbuhan yang lebih rendah pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022," penjelasan IMF.

Sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia yang sedang berkembang dan berkembang diperkirakan akan meningkat pada 2023 dan 2024 masing-masing menjadi 5,3 persen dan 5,2 persen.

Ini setelah perlambatan yang lebih dalam dari perkiraan pada tahun 2022 menjadi 4,3 persen disebabkan oleh ekonomi China.

"Perlambatan PDB riil Tiongkok pada kuartal keempat tahun 2022 menyiratkan penurunan 0,2 poin persentase untuk pertumbuhan 2022 menjadi 3,0 persen—pertama kali dalam lebih dari 40 tahun dengan pertumbuhan China di bawah rata-rata global," kata IMF.

Pertumbuhan di Cina diproyeksikan meningkat menjadi 5,2 persen pada tahun 2023, mencerminkan mobilitas yang meningkat pesat, dan turun menjadi 4,5 persen pada 2024 sebelum menetap di bawah 4 persen dalam jangka menengah di tengah penurunan bisnis dinamisme dan lambatnya kemajuan reformasi struktural.

Pertumbuhan di India akan menurun dari 6,8 persen pada tahun 2022 menjadi 6,1 persen pada tahun 2023 sebelum meningkat menjadi 6,8 persen pada tahun 2024, dengan ketahanan permintaan domestik meskipun hambatan eksternal.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Global

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (30/1) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini.

Akan tetapi, badan internasional itu juga memperingatkan bahwa suku bunga yang tinggi dan perang Rusia-Ukraina kemungkinan masih akan membebani aktivitas ekonomi.

Mengutip CNBC International, Selasa (31/1/2023) dalam pembaruan proyeksinya, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan tumbuh 2,9 persen tahun ini–yang mewakili peningkatan 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya di bulan Oktober.

Namun, angka tersebut berarti penurunan dari ekspansi 3,4 persen pada 2022. Selain itu, IMF juga menurunkan proyeksi ekonomi untuk 2024 menjadi 3,1 persen.

"Pertumbuhan akan tetap lemah menurut standar historis, karena perjuangan melawan inflasi dan perang Rusia-Ukraina membebani aktivitas," kata Pierre-Olivier Gourinchas, direktur departemen penelitian di IMF, dalam sebuah posting blog. 

 

3 dari 3 halaman

Penyebab

IMF menjelaskan, prospek ekonomi global menjadi lebih positif karena faktor domestik yang lebih baik dari perkiraan di beberapa negara, seperti Amerika Serikat.

"Pertumbuhan ekonomi terbukti sangat tangguh pada kuartal ketiga tahun lalu, dengan pasar tenaga kerja yang kuat, konsumsi rumah tangga yang kuat dan investasi bisnis, serta adaptasi yang lebih baik dari perkiraan terhadap krisis energi di Eropa," beber Gourinchas, yang juga melihat bahwa tekanan inflasi menurun.

Namun, gambaran pada ekonomi global ke depan tidak sepenuhnya positif. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva memperingatkan awal bulan ini bahwa ekonomi memang tidak seburuk yang ditakuti beberapa orang tetapi belum berarti sudah membaik.

"Kita harus berhati-hati," ujar Georgieva dalam panel yang dimoderatori CNBC di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.