Sukses

Awas Rekening Kena Bobol, Begini Cara Jaga Keamanan Saat Bertransaksi di ATM

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, masyarakat dihebohkan dengan kasus pembobolan saldo ATM milik seorang pria lansia di Surabaya, Jawa Timur. 

Ini bukan pertama kalinya kasus pembobolan ATM terjadi pada nasabah bank. Masyarakat beberapa kali telah mengeluhkan kebocoran saldo hingga besarnya kerugian yang disebabkan. 

Oleh Karena itu, penting untuk melindungi keamanan rekening kita guna menghindari kebobolan. 

Berikut adalah sederet tips menjaga keamanan rekening dari Otorotas Jasa Keuangan, dilansir dari laman resmi OJK, Jumat (27/1/2023) :

1. Aktifkan fitur notifikasi SMS transaksi. Jika ada transaksidi rekening Anda baik dana masuk atau keluar, maka Bank akan mengirimkan SMS pemberitahuan ke nomor telepon yang terdaftar di rekening tersebut.

2. Cek histori rekening atau saldo secara berkala. Anda dapat melakukan inidengan mudah, kapan saja, dan gratis melalui aplikasi mobile banking atau internet banking Bank tersebut.

3. Untuk menjaga keamanan data, amankan perangkat selular Anda dengan mengaktifkan fitur verifikasi dua langkah seperti menggunakan pindai sidik jari atau wajah. 

4. Gunakan jaringan internet pribadi dan hindari menggunakan Wifi Publik atau Free Wifi untuk melakukan transaksi perbankan.

5. Jaga data pribadi Anda. Jangan pernah memberitahukan User ID, password, kode OTP, PIN rekening, atau nama Ibu Kandung ke siapa pun, termasuk pihak Bank. Ubah password secara berkala.

6. Berhati-hati saat menggunakan ATM. Pastikan tidak ada benda mencurigakan berupa tempelan alat lain atau nomor telepon Bank yang tidak resmi di mesin ATM untuk menghindari terjadinya skimming. Jika mengalami kesulitan dalam menggunakan mesin ATM, segera datang ke Bank. Mawas diri terhadap orang di sekitar ATM yang menawarkan bantuan sehingga berisiko bisa mengetahui password atau melakukan kloning kartu Anda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

BCA: Pelaku Pembobolan Rekening di Surabaya Bukan Tukang Becak

PT Bank Central Asia (BCA) Tbk menegaskan, pelaku utama pembobolan rekening dana nasabah BCA asal Surabaya merupakan penghuni kos yang tinggal bersama dengan nasabah.

"Meluruskan, bahwa tidak benar pelaku utamanya tukang becak. Tapi adalah seorang penghuni yang tinggal bersama nasabah kami tersebut," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F.Haryn dalam konferensi pers Paparan Kinerja BCA Tahun 2022, Kamis (26/1/2023).

Saat ini, kata Hera, kasus pembobolan rekening tersebut sedang dalam proses di pengadilan. Perseroan yakin dan percaya sistem peradilan dan fungsi penegakan hukum dapat memberikan keadilan dalam menyelesaikan kasus ini. Selain itu, BCA juga memberikan bantuan hukum bagi staf yang terkait kasus tersebut.

"Sehingga karena hal tersebut, kita tidak bisa masuk ke dalam materi pokok perkara karena saat ini masih dalam proses persidangan, kami menghormati proses persidangan yang berlangsung," ujarnya.

Sebelumnya, ramai diperbincangkan mengenai kasus seorang tukang becak di Surabaya, Jawa Timur bernama Setu yang membobol rekening dana nasabah BCA milik Muin Zachry.

3 dari 3 halaman

Bos BCA: Buku Tabungan hingga PIN Itu Nyawa, Jangan Kasih ke Orang Lain

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, menghimbau kepada seluruh nasabah, khususnya BCA agar menyimpan dengan baik data-data perbankan, seperti ATM dan nomor pin. 

Hal ini diungkapkan usai adanya pembobolan rekening dari nasabah BCA di Surabaya.

"Saya memberikan nasihat tips umum kepada seluruh nasabah BCA, namanya KTP kemudian kartu ATM, buku tabungan, serta nomor PIN merupakan nyawa. Anda simpan baik-baik, karena dengan Kartu ATM dan pin saja anda bisa tarik tunai sebesar Rp 10 juta, dan bisa transfer ke bank lain hingga Rp 50 juta, tanpa KTP dan memperlihatkan wajah maka bisa tarik tunai," kata Jahja Setiaatmadja dalam Paparan Kinerja BCA Tahun 2022, Kamis (26/1/2023).

Menurutnya, data-data perbankan seperti sangat penting untuk dijaga. Karena jika nasabah lalai, dan data tersebut digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, maka saldo atau uang yang berada di rekening bisa hilang begitu saja.

"Saya sampaikan betapa pentingnya menyimpan ATM dan Pin number jangan sampai disalahgunakan. Supaya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Hal itu disampaikan Jahja, menyusul terdapat kasus seorang tukang becak di Surabaya, Jawa Timur bernama Setu yang membobol rekening dana nasabah BCA milik Muin Zachry yang menyita perhatian. Saat ini, kasus tukang becak bobol dana nasabah BCA tersebut dalam proses pengadilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.