Sukses

Kualitas Terjaga, Obat Produksi Indonesia Tembus Eropa dan Amerika

Lewat approval dari BPOM, Dexa Group mengekspor produk ke berbagai mancanegara di ASEAN, Eropa, Afrika dan Amerika.

 

Liputan6.com, Jakarta Industri farmasi dalam negeri, Dexa Group berpartisipasi dalam ajang Expo Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan yang digelar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM).

Acara ini merupakan ajang edukasi dari Badan POM selaku regulator dan industri farmasi hingga makanan-minuman terkait proses produksi dari hulu ke hilir yang sesuai standar kepada masyarakat, khususnya para pelajar.

“Saya mendapat inisiatif untuk membuka open house ini, karena sangat penting melakukan edukasi kepada masyarakat. Tentunya Badan POM tidak sendirian, bersama-sama dengan industri dan kementerian/lembaga lainnya," kata Kepala Badan POM Penny K. Lukito dalam acara Expo Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan yang diselenggarakan di Gedung Badan POM RI, dikutip Minggu, (15/1/2023).

"Selain menjadi konsumen yang cerdas, diharapkan para pelajar lebih memahami fungsi regulator dan pengawas obat dan makanan dan mendorong untuk mendukung pengembangan dunia usaha,” lanjut dia.

Menurut Penny, masyarakat harus paham bagaimana proses produksi obat-obatan berbasis kimia, obat herbal, suplemen kesehatan, dan produk-produk lain yang dikonsumsi.

Ia pun mencontohkan bagaimana obat dari bahan alam harus melalui proses riset hingga uji klinis sebelum dikonsumsi oleh masyarakat sehingga produknya aman, berkualitas, dan berkhasiat.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Dexa Medica V. Hery Sutanto mengatakan bahwa Dexa Group berkomitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu dalam setiap proses pembuatan produk.

“Kami dari industri farmasi khususnya Dexa Medica sangat terbantu oleh pembinaan dan pengawasan dari Badan POM. Standar pengawasan dari BPOM menurut kami sangat tinggi, itu dibuktikan dari approval-approval dari Badan POM itu diakui sehingga kami bisa mengekspor produk ke berbagai mancanegara di ASEAN, Eropa, Afrika dan Amerika,” kata V. Hery Sutanto.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Obat Modern Asli Indonesia

Hery menambahkan, Dexa Group juga telah mengembangkan Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) dari kekayaan alam Indonesia. Badan POM merupakan mitra strategis Dexa Group dalam pengembangan OMAI yang teruji klinis sehingga menyandang sertifikat fitofarmaka dan telah diekspor ke mancanegara.

“Ini membuktikan bahwa peran Badan POM sangat nyata, kami menyampaikan rasa syukur terima kasih karena diajak untuk berpartisipasi untuk memberikan komunikasi kepada masyarakat,” imbuh Hery.

Dexa Group berkomitmen memastikan sistem jaminan mutu dan proses pembuatan produk obat sesuai dengan aturan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB), Farmakope dan penerapan Monitoring Efek Samping Obat (MESO atau Farmakovigilans) yang dimulai dari proses pengembangan produk hingga produk berhasil dipasarkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan mutu, keamanan, dan kualitas obat sebelum dikonsumsi.

Pada ajang ini Dexa Group menghadirkan booth Life Cycle Product Obat Dexa Group yang menampilkan miniatur lini produksi likuida untuk mengedukasi proses pembuatan obat sirup yang sesuai dengan CPOB dan CPOTB dan standar yang ditetapkan BPOM untuk menerapkan aspek-aspek mutu pada setiap tahapan proses pengembangan, pembuatan, dan distribusi obat agar dapat diterima dengan aman dan terjaga kualitasnya hingga sampai ke tangan konsumen.

Pengunjung booth Dexa Group tampak antusias dengan games edukatif dan interaktif yang menghadirkan pertanyaan seputar OMAI hingga kemandirian obat dan bahan baku obat.

3 dari 4 halaman

Dexa Group Ekspor Perdana Obat Diabetes ke Polandia

Sebelumnya, Dexa Group melalui anak usahanya, PT Ferron Par Pharmaceuticals, melakukan ekspor perdana produk farmasi ke Polandia. Produk yang diekspor ke Negeri Elang Putih tersebut yaitu Produk Avamina SR sebanyak 5 juta tablet.

Direktur Utama Ferron Par Pharmaceuticals Krestijanto Pandj menjelaskan, Avamina SR merupakan produk dengan zat aktif yang sama dengan produk Glucient SR yang telah diekspor oleh Ferron ke Inggris dan Belanda, juga produk Glumin XR yang dipasarkan di Indonesia.

Di Negeri Ratu Elizabeth, produk Glucient SR yang telah diekspor sejak 2011 dan saat ini berada di posisi kedua untuk obat dengan kandungan zat aktif Metformin Sustained Release.

"Ekspor produk untuk diabetes Avamina SR ke Polandia ini bukan hanya sebagai milestone perusahaan kami. Tetapi lebih dari itu, produk ini adalah produk karya anak bangsa yang dibuat di site Cikarang, sebagai produk farmasi berteknologi sustained release pertama dari perusahaan farmasi Nasional, yang berhasil diekspor ke Polandia," ujar dia di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019).

Menurut Krestijanto, ‎ekspor ini membuktikan jika produk Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dengan teknologi sustained release dengan harga bersaing dan kualitas yang memenuhi standar internasional

‎"Karenanya kami berterima kasih kepada Badan POM RI yang memberikan dukungan dan pembinaan, mulai dari pengembangan formulasi Metformin SR hingga produksinya dengan teknologi canggih. Sehingga produk ini dapat memberikan added value yang tinggi dan dapat berdaya saing di pasar yang highly regulated seperti Inggris, Belanda, dan sekarang Polandia," ungkap dia.

4 dari 4 halaman

Beri Devisa

Melalui ekspor produk farmasi untuk penderita diabetes ini, lanjut Krestijanto, diharapkan dapat memberikan devisa bagi negara sekaligus memperat kerjasama ekonomi perdagangan antara Indonesia dan Polandia, terutama untuk produk-produk berteknologi tinggi.

"Negara Polandia merupakan salah satu negara highly regulated market produk farmasi, di mana negara ini memiliki persyaratan yang dinilai sangat ketat dan berstandar tinggi untuk produk farmasi," tandas dia.

Sebagai informasi, produk Avamina SR merupakan obat untuk penderita diabetes yang mengandung zat aktif Metformin berteknologi Sustained Release (SR).

Teknologi ini dirancang untuk menyederhanakan dosis sekaligus memperpanjang durasi kerja obat, dengan mekanisme kerja yang dapat larut perlahan bersamaan dengan melepaskan obat pada jangka waktu tertentu hingga mencapai kadar stabil dalam plasma darah. Karena itu, konsumsi obat ini cukup sekali waktu dalam sehari yang dikonsumsi bersamaan saat makan malam.

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.